Reformasiaktual.com//TANGGAMUS -Kejadian sangat menegangkan ketika tiga bocah bertarung dengan seekor buaya demi menyelamatkan satu rekan mereka yang digigit, Peristiwa naas tersebut terjadi hari Jumat tanggal 10/12/2021.
Kepada awak media ini Isnaini, Kepala Dusun (Kadus) 04 Pekon Sripurnomo Kecamatan Semaka Kab Tanggamus, sekitar pukul 10.00 WIB keempat orang anak yang sebaya seumuran 9 tahun atau rata-rata masih duduk dikelas 4 SD, Mereka mandi di sungai yang ada buaya (Way semaka) yang jaraknya tidak jauh, karena memang pas dibelakang rumah warga.
Disaat anak-anak itu sedang asyik mandi, tiba-tiba buaya menyambar tangan kanan Febriansyah (9) anak pertama dari pasangan Rohendri (32) dan Maryati (23) yang masih duduk dibangku kelas 4, Sekolah Dasar Negeri 02 Sri Purnomo.
Baca: Gelar Lomba Orasi, Kapolri: Mari Ciptakan Alam Demokrasi yang Lebih Baik
“Ketiga kawan Febriansyah sangat panik dan terkejut melihat salah satu rekan mereka ada yang diterkam buaya bagian tangannya dan dibawa kearah tengah sungai, sontak ketiga langsung menolong, ada yang menarik lengan sikorban dan ada yang menendang-nendang sang buaya. Akhirnya usaha mereka berhasil dan membawa korban kepinggir sungai sambil teriak minta tolong.”ungkap Kadus.
Nenek Rojanah mengatakan, saat kejadian dirinya sedang bekerja di sawah, mendapat informasi dari warga bahwa Febriansyah digigit buaya,maka ia bergegas pulang kerumah, namun oleh warga cucunya sudah dibawa puskesmas. Tiba di Puskesmas sang nenek mendapati febriansyah sudah dilakukan penanganan dengan 25 jahitan,Dan tangannya dipasang GIPS karena tulangnya patah.
“Febriansyah sudah dibawa pulang kerumah dan dilakukan perawatan jalan, sampai saat ini dirinya masih merasakan sakit pada pergelangan tangannya seperti ditusuk-tusuk pisau,” ungkap sang nenek.
Sang nenek (Rojanah), Febriansyah sekarang ini tinggal bersamanya, karena kedua orang tuanya sedang bekerja di pulau Jawa. Kedua orang tuanya saat ini sedang dalam perjalanan pulang ke rumah, dirinya berharap cucunya segera sembuh dari lukanya dan bisa beraktifitas seperti biasa.
“Cucu ku ini tinggal sama saya, karena kedua orang tuanya merantau dijawa (kerjo neng jowo) dan sekarang mereka dalam perjalanan pulang (saiki wis neng dalan arah mulih). Semoga cucu cepat sembuh dari lukanya sehingga bisa beraktivitas seperti biasa lagi.” Tutup nenek penuh harap.
( Sukri )