Akibat Getaran Gempa NTT Puluhan Ribu Warga Pasimarannu Mengungsi di Hutan

Daerah335 Dilihat

 

Reformasiaktual.com// Kab. Selayar( Sulsel )- Sedikitnya puluhan ribu warga Pasi’marannu telah mengungsi didalam hutan pasca gempa bumi yang terjadi dibagian barat laut Larantuka – Meumere Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Selasa (14/12/21) sekitar pukul 11.20 Wita siang kemarin. Gempa bumi yang berkekuatan 7,5 SR dikedalaman 10 km menyebabkan ratusan rumah di Kecamatan Pasi’lambena dan Pasi’marannu Kabupaten Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan mengalami kerusakan.

Khusus diwilayah Kecamatan Pasi’marannu yang meliputi Desa Bonerate, Majapahit, Batu Bingkung, Bonea, Miantu, Sambali, Lambego dan Komba-Komba sebanyak 22 rumah dinyatakan rata dengan tanah, 22 rusak sedang dan sebanyak 72 rumah rusak ringan. Selain itu, satu buah masjid di Desa Bonerate mengalami kerusakan yang cukup parah serta sebuah sekolah yakni SDI 85 Bonerate.

Adapun rinciannya adalah di Desa Bonerate sebanyak 32 buah rumah yaitu sebanyak 20 rusak ringan, 8 rumah rusak sedang dan 4 rumah dinyatakan rata dengan tanah. Sedangkan di Desa Bonea sebanyak 24 rumah dengan rincian 10 rumah rusak ringan, 13 rusak sedang dan 1 rumah dinyatakan rusak berat atau rata dengan tanah. Di Desa Lamatu sebanyak 18 buah rumah dengan rincian sebanyak 9 rumah rusak ringan, 1 rusak sedang dan rusak berat sebanyak 8 buah rumah dan di Desa Batu Bingkung sebanyak 40 buah rumah dengan 31 rusak ringan dan 9 rumah mengalami rusak berat.

Camat Pasi’marannu, Syamsil, S.Sos ketika dimintai keterangan persnya di Rumah Jabatan Camat di Bonerate malam ini, Rabu (15/12/21) sekitar jam 23.30 Wita kepada media ini menjelaskan,” Saat terjadi gempa, warga panik dan berlarian menuju ketinggian untuk menyelamatkan diri. Saya bersama Kapolsek Iptu Danial dan Koramil Kapten Inf Syamsuddin berkeliling kampung dengan mengendarai sepeda motor memberikan himbauan agar warga secepatnya mencari ketinggian demi keselamatan mereka. Wargapun lari terbirit-birit tanpa mempedulikan akan harta bendanya.

Syamsil menambahkan, dari puluhan ribu pengungsi itu terbagi 9 lokasi pengungsian. Diantaranya Majapahit, Lagundi, Bukit Miantuu, La Ja’a, La Rabu, Benteng, poros jalan menuju Onemalangka, Sambali dan di Bukit Lambego.” jelasnya.

Sebelumnya di Pulau Kalaotoa, Bupati Kepulauan Selayar HM Basli Ali dalam setiap kunjungannya disetiap Posko Pengungsian yang totalnya mencapai 16 titik posko selalu menghimbau agar masyarakat tidak panik apalagi tidak terpengaruh dengan informasi yang kurang jelas. Beliau juga menghimbau kepada masyarakat yang terdampak getaran gempa bumi khususnya yang kerusakan rumahnya dianggap cukup dan sangat parah untuk tidak merubah posisi dan kondisinya. Sebab akan ada tim yang akan turun ke lokasi bencana dan melihat secara langsung sekaligus akan menaksir akan kerugian yang dialami.

Dan kepada pemerintah desa dan pemerintah kecamatan untuk segera melengkapi dokumen berupa foto rumah, Kartu Tanda Penduduk (e-KTP), Kartu Keluarga (KK) serta semua kelengkapan yang diperlukan. Berdasarkan data dan fakta dilokasi, daerah terparah khususnya di Pulau Kalaotoa yakni di Kampung Bonto-Bonto dan Barumbung Desa Kalaotoa di Kecamatan Pasi’lambena.

Berdasarkan data sementara yang sempat dihimpun media ini, total keseluruhan rumah warga yang mengalami kerusakan, baik berat, sedang dan ringan di 2 wilayah kecamatan kepulauan sebanyak 883 rumah dengan rincian 516 di Pasi’marannu dan di Pasi’lambena sebanyak 367 buah rumah.

(M. Daeng Siudjung Nyulle)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *