Reformasiaktual.com//Probolinggo-Masih banyak ditemukan warga, yang hidupnya masih di bawah garis kemiskinan dan belum tersentuh Bansos BPNT baik PKH, pemerintah diminta serius tangani Bansos ini, seperti nasib seorang Nenek Sarini seorang janda lansia yang sudah berumur 70 tahun, iya tinggal di rumah anyaman bambu dan berlubang, di Dusun -Karangren Timur – Rt./01- Rw./ 004/ -Desa Karangren, Kecamatan Krejengan Kabupaten Pobolinggo Jawa Timur.
Nenek Sarini hidup sebatang kara tanpa ditemani anak dan cucu tidak ada keluarga yang menafkahi, demi mempertahankan hidupnya iya bekerja disawah milik orang lain kerja setengah hari di bayaran Rp 35 ribu itupun kerjanya tidak setiap hari, mirisnya disituasi sepeti ini kepedulian Pemdes setempat tidak tampak dan terkesan tutup mata.
Pembiaran ini diduga terjadi sudah bertahun-tahun bukan hanya itu saja, tentunya Nenek Sarini ini terdampak covid 19 semestinya Pemdes setempat proaktif monitor perkebangan agar bisa mengetahui kalau di Desa Karangren ada warga yang mengalami kekurangan dan kondisinya sangat memprihatinkan.
Saat Nenek Sarini ditanya kebutuhan sehari hari dapat dari mana, Nenek Sarini mengatakan ,”kadang dikasih tetangga, kadang ada yang ngasih uang dari tetangga sekitar, pernah jugak di kasih Rp. 500 Ribu oleh Pemdes setempat tapi itu masih Awal covid 19, namun sejak itu dan sampai sekarang saya sudah tidak mendapat bantuan apa- apa lagi”,ungkapnya.
Lebih lanjut, “demi menyambung hidup saya kerja serabutan termasuk nyabut rumput di sawah orang, saya kerja setengah hari baru di kasih upah Rp.35.000 hasil itu aja yang saya buat makan sehari- hari selebihnya tidak ada, pernyataan tersebut disampaikan saat di wawancarai awak media Reformasi Aktual di kediamanya pada hari Selasa – 04 – 01 – 2022.
Hal senada disampaikan Nenek Fatima tetangga bersebelahan dengan Nenek Sarini, ia menceritakan tentang kondisinya saya jugak tidak lebih baik dari Nenek Sarini dan sama-sama tidak mendapat bantuan Bansos baik dari pemerintah pusat atau daerah dan kabupaten serta Pemdes setempat, kadang saya bertanya pada diri saya sendiri, saya ini harus mengadu kesiapa prangkat aja nggak pernah ada yang kesini”, ucap Nenek Fatima.
Dari semua informasi tersebut awak media meminta konfirmasi soal kebenaran informasi yang disampaikan warga Dusun Karangren Timur, Desa Karangren, prangkat desa tersebut membenarkan, apa yang di sampaikan Nenek Sarini ,”memang benar, tapi seingat saya Nenek Sarini pernah menerima Bansos BPNT dua kali saat itu, walau ada pengakuan seperti itu yang jelas desa sudah mengajukan atas nama Nenek Sarini, ia sudah pernah di masukkan dalam data DTKS namum desa hanya sebatas mengusulkan coba sampian koordinasi sama TKSK”, ujar prangkat desa saat di konfirmasi
di kantor Desa Karangren.
keesokan harinya awak media menghubungi pendamping TKSK Krejengan melalui telepon selulernya ia mengatakan ,”kalau terkait pengajuan Bansos silahkan sampian tanyak kepihak desa, soalnya yang lebih paham tentang kondisi di desa, ya desa itu sendiri
yang jelas dari pihak TKSK sudah mengajukan melalui DTKS soal finalisasinya itu sudah menjadi ranahnya Pusdatin mas”, ujar TKSK kepada awak media Reformasi Aktual saat dihubungi melalui telpon selulernya Kamis – 06 – Januari – 2022.
Disisi lain awak media sempat me-wawancarai tokoh masyarakat sekitar namun ia tidak mau disebutkan identitasnya ia mengatakan ,”dari dulu sampai sekarang Desa Karangren nggak pernah ada yang beres mas, sekarang saja sudah saling lempar tangung jawab, itu hal yang sudah basi, (ini menyangkut hak hidup seseorang) kalau seperti itu apa tugas dan tanggung jawab mereka berdua, ini tugas mereka mas”, pungkas tokoh masyarakat kepada awak media.
Ibrahim