Reformasiaktual.com//Bandung Barat –Ketua Kelompok Kerja (POKJA) Wartawan Kabupaten Bandung Barat (KBB) Muhammad Raup meminta aparat penegak hukum usut tuntas dan menangkap para pelaku serta otak dari pengeroyokan 3 wartawan yang terjadi di Desa Mandalasari, Kecamatan Cikalong Wetan, KBB, Jawa Barat ,pada hari Senin, (24/1/2022).
Hal ini disampaikan Muhamad Raup saat mendampingi Korban pengeroyokan untuk melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Cimahi. Selasa (25/1/2022).
Menurutnya, Pokja Wartawan KBB akan mendampingi korban sampai para pelaku dan otak pengeroyokan di penjara dan di vonis bersalah oleh pengadilan
karena perbuatan mereka.
“Kejadian ini tidak boleh dibiarkan,karena akan berdampak buruk bagi para wartawan dalam menjalankan tugas Jurnalisnya,” tegas Raup
“Negara kita adalah negara hukum dan wartawan dilindungi oleh hukum dalam menjalankan tugasnya,perbuatan mereka sudah seperti preman dan sudah jelas ini adalah kriminal, ” Tambahnya
“Yang lebih memprihatinkan kades Mandalawangi ini, seharusnya dia bisa meredam kejadian ini, eh, malah dia diduga yang menjadi otak pengeroyokan ini, makanya saya minta kepada pihak kepolisian untuk segera menangkap oknum kades dan pelaku yang lainnya,” tegasnya
Raup mengapresiasi pihak Polres Cimahi dalam menerima pelaporan dari Korban pengeroyokan.
“Secara pribadi dan organisasi, Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada Kapolres Cimahi, Kasat Reskrim, Kasat Intel, Kanit Intel, yang telah menerima kami dengan sangat baik,” Pungkasnya
Sedangkan Kejadian pengeroyokan bermula saat Asep Cahyana selaku jurnalis Media Patroli Indonesia bersama ke dua rekannya dari Media Gema Nusantara akan mencari berita ke Desa Mandalasari Kecamatan Cikalong Wetan, menurut info di Desa tersebut sedang ada proyek jalan yang sudah selesai dan menurut keterangan dari rekannya yang sama–sama jurnalis, “kita bertiga sudah di tunggu Pak Adey selaku Kepala Desa Mandalasari untuk wawancara”, jelasnya.
Pada saat tiba di tempat yang dituju, ternyata Kepala Desa Mandalasari sudah ada di tempat. “Pada saat itu Rahmat dan Mora dari jurnalis Gema Nusantara mulai memperkenalkan dirinya, tapi apa yang didapatkan pada saat bicara dengan Kepala Desa, mukanya mendadak berubah dan marah”,Jelasnya.
Melihat situasi tidak kondusif Asep Cahyana sigap menghubungi salah satu Kanit dengan ponselnya, Hendra selaku Intel Polsek Cikalong terdekat untuk memohon datang. “Saya menghubungi dan melaporkan hal tersebut ke Pak Kanit Hendra demi menjaga hal yang tidak di inginkan” ,Kata Asep.
Lanjut asep, “kemarahan Kepala Desa, memuncak. Pada saat masyarakat berdatangan termasuk karang taruna, padahal yang saya dengar, kita ngobrol secara baik dan sopan, tutur katanya, cuma menanyakan terkait anggaran proyek itu dari mana..? Nah pada saat itu Kepala Desa nambah lagi emosinya, ujug-ujug marah dan ngamuk gak karuan sampai buka baju sambil berkata nantang duel”, imbuhnya.
Dari perkataan yang di lontarkan Kepala Desa kepada saya dan rekan-rekan, “pembangunan di Desa Mandalasari tidak harus di kontrol sama pihak media, karena di Desa itu sudah ada pihak BPD yang mengawasi,” Ucap KadesSetelah itu menurut Asep, kejadian makin memanas, alhamdulilah Kanit Intel polsek Cikalong dan intel kodim tiba tepat waktu, dan akhirnya suasana bisa teratasi dan kondusif
Lanjutnya, “setelah datang pihak Aparat, Kepala Desa membawa saya berikut teman juga, BPD, Perangkat Desa, Karang Taruna, berangkat bersama – sama meninjau lokasi proyek pembangunan jalan tersebut.
Namun, setibanya di lokasi proyek, malah masyarakat semakin bertambah banyak berdatangan, tiba – tiba saat itu juga gak basa basi masyarakat mulai menyerang dan mengeroyok sampai melakukan pemukulan terhadap kami–kami ini.” Ujar asep.
“Dalam pelaku pengeroyokan dan pemukulan di antaranya memakai seragam karang taruna, kami di perlakuan seperti binatang,” Imbuhnya.
Untuk menghindari amukan masa, pihak berwajib segera mengamankan asep beserta ke dua temannya dan diboyong ke rumah warga masyarakat terdekat.
Red