Reformasiaktual.com//BANTAENG – Rencana pembangunan kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) di Kabupaten Bantaeng tampaknya mulai mengalami kemajuan atau sudah ada titik terang. Upaya itu menyusul setelah Pemkab Bantaeng melalui Bidang Aset BPKD telah melayangkan surat untuk meminta persetujuan dari DPRD setempat.
Demikian diungkapkan Kepala Bidang Aset, Muhammad Luthfi Yahya, menyikapi rencana pembangunan kampus terbesar di Indonesia Timur tersebut. “Kami telah melayangkan surat ke DPRD Bantaeng sekitar dua pekan lalu guna memperoleh persetujuan hibah lahan terkait rencana pembangunan kampus UMI,” ujarnya, Rabu (2/2/2022) di kantornya.
Menurutnya, setelah dilakukan kajian dan analisis terkait rencana alokasi kampus baik dari sisi regulasi maupun kesiapan lahan aset, Pemkab akhirnya mengusulkan hibah lahan kampus seluas sekitar 1,1 hektare yang terletak di zona pendidikan Tanetea Kecamatan Pa’jukukang.
Pihaknya berharap, permintaan persetujuan hibah lahan kampus tersebut segera mendapat angin segar alias memperoleh persetujuan dari lembaga dewan dalam waktu dekat. Ini juga sekaligus bisa menjadi momentum kemajuan kualitas pendidikan di Bantaeng.
Sebelumnya, Bupati Bantaeng Ilham Syah Azikin mengtakan, jika nantinya pembangunan gedung kampus UMI sudah terlaksana, maka akan ada peradaban baru di Bantaeng khususnya disekitar kampus. Karena itulah, masyarakat harus bisa menangkap peluang dengan hadirnya universitas untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitarnya.
“Kami juga berharap kehadiran kampus UMI di Bantaeng dapat semakin memacu peningkatan kualitas pendidikan di daerah ini. Tentunya kita juga sangat mendambakan indeks pembangunan manusia di bidang pendidikan juga terus membaik,” harap bupati.
Terpisah, pengelola kampus UMI di Bantaeng, Andi Ismail Kurniawan, menyebutkan sejak dilakukan MoU antara Pemkab Bantaeng dan UMI tahun lalu sudah dimulai penerimaan mahasiswa dengan membuka beberapa program studi. Termasuk untuk tahun 2022 yang merupakan tahun kedua perkuliahan akan kembali menerima mahasiswa baru.
“Tahun kemarin kami telah menerima sekitar 200 mahasiswa dan tahun 2022 ini diperkirakan jumlahnya bisa lebih banyak. Hanya saja tempat perkuliahan yang masih numpang di gedung milik SMK PGRI kemungkinan sudah tidak memadai lagi,’” ungkap Ismail.
Untuk itu, pihaknya juga sangat berharap lahan kampus sudah tersedia dan bisa secepatnya dilakukan pembangunan. “Jika tidak segara dibangun, tempat perkuliahanya kewalahan karena gedungnya masih pinjam pakai milik PGRI,” tandasnya.
Agus