MAKASSAR – reformasiaktual.com – Professor Muhammad Jufri yang menjabat Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan (Kadisbudpar Sulsel) berkesempatan menikmati menu buka puasa bersama (bukber) di Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat di Kota Makassar. Dia terlihat memasuki kawasan cagar budaya yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman Makassar itu sekira pukul 17:30 WITA pada Rabu, 20 April 2022.
Beberapa orang turut mendampingi kunjungannya yang diyakini untuk berbuka puasa di pelataran Monumen Mandala. Mengingat di tempat itu berlangsung “Pesta Rakyat Ramadhan” sejak 9 hingga 30 April mendatang.
Hal itu terkonfirmasi saat berbicara kepada Awak Media, jika dirinya sengaja ke Monumen Mandala untuk bukber sekaligus merasakan suasana ramai cagar budaya itu. Dia pun memboyong sejumlah bawahannya, termasuk Sekretaris Disbudpar Sulsel, D Khaddafi dan jajaran UPT Museum Mandala dan Societeit de Harmonie.
“Iya, jadi kita datang ke Monumen Mandala sore ini untuk berbuka puasa bersama ya,” terang Jufri._
Tidak menunggu lama, Jufri dan rombongan segera memesan makanan dan minuman di sejumlah tenant. Dipilihnya menu yang sama, diantaranya pisang ijo, jalangkote, telur gulung, dan barongko.
Usai Shalat Maghrib, lanjut dengan menu makanan berat berupa nasi ayam. Perbincangan tak terelakkan selama bukber, Prof Jufri mengapresiasi Kepala UPT Museum Mandala dan Societeit de Harmonie, Takdir H Wata yang mampu memoles Monumen Mandala menjadi ramai pengunjung dengan gelaran event.
_”Luar biasa ini karena pengunjung tak hanya datang untuk makan atau minum saat berbuka. Saya lihat sendiri, ada yang berfoto, ada yang bikin (membuat) konten, ada TikTok-an, Instagram-lah, Facebook, dan konten-konten sesuai kebutuhan mereka,” pungkasnya._
Event itu mengubah stigma Monumen Mandala yang jauh sebelumnya justru enggan dikunjungi sebagian orang, kini justru mulai diminati kembali. Di bawah pengelolaan dan pengawasan Disbudpar Sulsel, Jufri optimis ke depan kawasan itu akan semakin ramai dikunjungi.
Satu persatu fasilitas yang ada dibenahi. Demikian halnya pemeliharaan terhadap koleksi Museum Monumen Mandala yang menyimpan bukti sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, khususnya sejarah pembebasan Irian Barat.
Lantas, sore itu lagu religi bersenandungkan irama musik Islami menambah kentalnya suasana Ramadhan di Monumen Mandala. Diperdengarkan kepada para pengunjung Pesta Rakyat Ramadhan.
Meja dilengkapi kursi telah disiapkan untuk ditempati bersantap. Belum lagi, rasa khawatir basah bakal lenyap seketika karena payung dengan corak dan model berbeda bakal menghalau air tatkala hujan.
Pengunjung yang ingin menunaikan Shalat, terutama Shalat Maghrib dan Isya dapat memanfaatkan gedung TIC (Tourism Information Center) yang terletak di sisi Utara Monumen Mandala. Takdir dalam keterangnnya membeberkan bahwa TIC itu alternatif sebagai tempat shalat.
Menjadi metode efektif yang dipilih untuk membuat pengunjung berlama-lama bertransaksi makanan dan minuman di Pesta Rakyat Ramadhan. Sedangkan fungsi utamanya sebagai pusat informasi pariwisata yang mengedukasi pengunjung terkait Monumen Mandala.
_”Alhamdulillah suasananya perlahan kita ubah. Dulu memang bangunan tugu ini jarang sekali dikunjungi, faktanya dengan event ini, Monumen Mandala malah jadi salah satu primadona, destinasi yang wajib dikunjungi di Makassar,” tegas Takdir._
Mantan Kepala Seksi Pengembangan Daya Tarik Wisata (PDTW) pada Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata itu menerangkan, Monumen Mandala dan juga Gedung Kesenian Societeit de Harmonie yang ada di bawah kendalinya terus berbenah seiring bangkitnya kembali sektor pariwisata di Sulsel.
_”Kebangkitan pariwisata yang momentumnya tahun ini mesti kita sambut, kita maknai dengan bijak. Tidak serta merta menunggu saja wisatawan, tapi kita buat destinasinya siap menyambut mereka,” tandasnya._
Bukber sejak sore hingga malam itu kata Takdir bagian tak terpisahkan dari upaya mempromosikan Monumen Mandala ke khalayak ramai. Sekaranglah saatnya mengunjungi Monumen Mandala, ambil dan bawa pulang oleh-olehnya berupa informasi sejarah dan foto maupun video menarik untuk dipublikasikan di akun media sosial.
Agus / Ambae