Reformasiaktual.com//Bandung, – Pembuatan Sumur Imbuhan Dalam untuk antisipasi banjir yang berada di wilayah RW 01 Kelurahan Kacapiring Kecamatan Batununggal, dianggap kurang pas, tidak sesuai titik lokasi pengebor. Sumur imbuhan dalam di buat untuk meresap air yang di sinyalir debit volume air melimpah, terutama disaat datang musim penghujan, Kamis (07/07).
Wilayah RW 01 Kelurahan Kacapiring, Batununggal Bandung ini merupakan salah satu wilayah yang sering terkena dampak banjir saat musim penghujan. Ketika uji coba serapan sumur imbuhan dalam tersebut dengan dialirkan air sekitar 11000 liter, sumur tersebut mampu menyerap 8,8 liter air/detik, sementara spek normalnya sekitar 12 liter air/detik.
Pada dasarnya struktur tanah yang ada kurang begitu pas akan serapan yang di buat oleh salah satu perencana, sementara warga masyarakat sudah menunjukan titik lokasi yang lebih efisien resapan dalam menanggulangi banjir, di khawatirkan tidak maksimal karena titik lokasi yang di paksakan.
Kosasih saat dikonfirmasi Ketua RW 01 mengatakan, “pada awalnya wilayah yang berada di RW kami sering terjadi banjir pedahal ada perkotaan tapi kenapa banjir terus, “ungkapnya.
“Bahkan setahun ke belakang di saat ada kunjungan Sekda Ema Sumarna datang meninjau Posko Covid 19 RW 01, saat Bapak Ema Sumarna mengunjungi posko, karena memang dari laporan sangat bagus, sambil jalan lihat situasi ternyata ada penyampaian dari salah satu warga, pak ini bagaimana banjir terus?”. Jelasnya.
Lanjut Kosasih, Bapak Ema Sumarna langsung memanggil Kadis PU, tiba-tiba beberapa bulan kemudian ada tim konsultan ingin komunikasi dengan kami dan jajaran mau sosialisasi tentang sumur imbuhan dalam.
Prosesnya cukup lama hampir kurang lebih sekitar 3 bulan, wargapun belum tahu sumur imbuhan dalam itu seperti bagaimana belum tahu jelas, “kata kosasih.
Untuk gambar dan pemaparan dari pihak konsultan hanya sebatas pemaparan secara global tapi detailnya kami belum tahu persisnya sekarang memang sudah mencapai 100% dan hari ini rencana mau uji coba kelayakan guna daya resapnya, “imbuhnya.
Fedry Nabhan Sumaedi Selaku Pelaksana Kegiatan Konsultan Perencana menjelaskan, yang kemarin menentukan titik lokasi itu warga, dari pihak Dinas Bina Marga dan pihak Pengairan Kota Bandung itu mengikuti atau bekerjasama atas kesepakatan dengan warga.
“Waktu itu sudah di survey titik yang tadi di ceritakan secara teknis tidak bisa dikerjakan karena 1 lokasinya ada di dalam gang terus ada bangunan kecil sementara untuk pengerjaan membutuhkan waktu dan space sekitar 5 x 5 meter untuk bisa akses masuk alat.
Kemudian pengeboran itu dilakukan dengan cara mendirikan alat yang cukup tinggi 7-8 meter, sehingga di tentukanlah bersama warga yang waktu itu dihadiri oleh Bu RW, LPM, Sekertaris RW, RT dan perwakilan warga disini disepakatilah disana titiknya, “terangnya.
Ketua LPM Kelurahan Kacapiring Dadan menyayangkan akan pembuatan sumur imbuh dalam yang tidak pas titiknya. Ia pun mengatakan saya Ketua LPM dan selaku penerima banjir, saya tadi sampaikan pemanfaatannya saya kira ini kurang kena manfaat jujur realistis dilapangan saya pribadi selaku penerima banjir tersebut merasakan sebuah upaya pernah kesana kemari dengan membawa lembaga LPM.
“Hari ini ada tanggapan respon positif pemerintah dengan program sumur imbuhan dalam sebuah inovasi yang bagus namun kami sedikit kecewa dengan titik sumur yang ada, kalau bicara manfaat saya yakin manfaatnya sekian persen tapi tadi bu kabid bicara evaluasi nanti kita lihat”. Jelas Dadan.
“Mungkin itu dengan perencanaan yang baik maka hasinyapun akan baik pula tapi ketika perencanaan yang jelek hasilnyapun akan jelek”. Tutup Dadan.
Red