Reformasiaktual.com//BANDUNG- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dan dua kota di Korea Selatan, Kota Gumi dan Gimcheon menjajaki peluang menjadi sister city atau kota kembar.
Hal itu terungkap dalam diskusi antara Wali Kota Bandung, Yana Mulyana dengan perwakilan kedua kota tersebut di Balai Kota Bandung, Selasa, 19 Juli 2022.
Dalam diskusi tersebut, Yana menyampaikan, potensi yang paling banyak dimiliki Kota Bandung adalah jasa, pariwisata, juga transportasi.
“Kota Bandung tidak memiliki sumber daya alam. Tapi sumber daya manusianya sangat berpotensi. Kita bergantung pada jasa pariwisata,” jelas Yana.
Ia juga menuturkan, dua kota di Korsel yang menjadi calon sister city Kota Bandung ini memiliki potensi tinggi di bidang teknologi dan transportasi publik. Sehingga bisa menjadi salah satu aspek yang akan dikerjasamakan.
“Di awalnya kita minta kerja sama di aspek tenaga kerja. Kebetulan di sana juga kota industri. Tapi Korsel juga merupakan kota yang bagus teknologinya. Mudah-mudahan bisa membantu transportasi publik berbasis kereta di Kota Bandung,” ungkapnya.
Ia mengatakan, pemerintah Korsel berencana mengundang Pemkot Bandung pada 13 Oktober mendatang. Namun Yana mengaku, masih mengkaji peluangnya untuk bisa berangkat ke sana.
“Tentu kami harus berkunjung ke Gumi dan Gimcheon untuk mengetahui karakteristik kota di sana. Mudah-mudahan bisa saling menguntungkan antar dua kota ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Bidang Konstruksi Transportasi Kota Gumi, Lee Jeung Hwa mengatakan, sebelum lebih jauh melakukan kerja sama, sebaiknya perlu ada diskusi aktif antar kedua belah pihak.
“Jangan hanya di tahun awal yang aktif komunikasi. Harus sering saling diskusi untuk membahas apa yang akan dikerjasamakan. Paling penting itu kita bersaudara dulu biar nanti bisa lebih bekerja sama,” ujar Lee.
Ditemui di tempat yang sama, Bidang Sumber Daya Manusia Kota Gimcheon, Cha Dae Gun menuturkan, sebelumnya Kota Gimcheon telah bekerja sama dengan Kota Subang selama 6 tahun.
Aspek yang dikolaborasikan berupa pemberdayaan masyarakat dengan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan skill.
“Kami juga sering melakukan pertukaran kebudayaan dan festival, bisa dua kali dalam setahun sebelum pandemi. Tapi selama pandemi, sudah jarang berlangsung,” ucap Cha.
Ia menambahkan, untuk saat ini, jika melihat dari karakteristik kota, Kota Gumi lebih cocok menjadi sister city dengan Kota Bandung.
“Betul industri teknologi banyak di Gumi karena memang pabriknya di sana,” katanya.
Eri