Implementasi Program Pemerintah Revolusi Mental “Penanaman 10 juta Pohon” Berbagai Provinsi Seluruh Indonesia, Kemenko PMK Bersama Universitas Widyatama Gelar Tanam Pohon

Daerah739 Dilihat

Reformasiaktual.Com // Kabupaten Bandung Barat-
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK RI) dan Universitas Widyatama (Utama) menggelar kegiatan penanaman “Sepuluh Juta Pohon Berjuta Kehidupan”.
Pada kesempatan yang dilaksanakan pada Kamis (15/09/2022) tersebut dihadiri, Deputi Bidang Revolusi Mental Kemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK RI, Didik Suhardi, Rektor Universitas Widyatama, Prof. Dr. Dadang Suganda, Ketua Dekranasda Jabar Atalia Praratya, Ketua Dekranasda Kabupaten Bandung Barat, Sonya Fatmala, Camat Kecamatan Parongpong, Iwan Mustawan Azis, M.Si., para kepala desa se-Kecamatan Parongpong, serta tamu undangan lainnya.  

Dalam pelaksanaannya, Kegiatan yang dilaksanakan di kawasan Kecamatan Parongpong, KBB itu selain penanaman pohon, acara juga diisi dengan festival produk hasil industri sejumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) binaan Universitas Widyatama.

Kegiatan ini merupakan program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Integratif Unggul yang merupakan bagian dari implementasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UTama.

Terkonfirmasi, acara penanaman pohon dan gelar produk kerajinan pelaku UMKM binaan UTama ini melibatnya banyak pihak, di antaranya PkM Integratif Unggul UTama, LP2M UTama, dekan UTama, dosen UTama, mahasiswa UTama, Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Jawa Barat (Dekranasda Jabar), Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkompincam) Parongpong, Perhutani Divisi Regional Jawa Barat, Organisasi Masyarakat (Ormas), Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), media massa, dan lain-lain.

Kerja sama dengan Kemenko PMK Ri tersebut berkaitan erat dengan program pemerintah Revolusi Mental “Penanaman 10 juta pohon” di berbagai provinsi seluruh Indonesia. Juga berkaitan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

“Ada 13.000 bibit pohon dan semuanya disediakan secara gratis. Kegiatan ini bagian daripada kegiatan kemasyarakatan. Mudah-mudahan semua elemen masyarakat juga bisa mendukung atau ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini,” ungkap Ketua Panitia acara penanaman pohon bertema “Sepuluh Juta Pohon Berjuta Kehidupan” Drs. Deden Maulana, M.Ds.

Selain kegiatan penanaman pohon tersebut, tambah Deden, dilakukan juga kegiatan PkM Integratif. Selama ini Universitas Widyatama telah melakukan pembinaan terhadap masyarakat dalam bidang UMKM. Hal tersebut sejalan dengan program yang dijalankan oleh Dekranasda Jawa Barat.

Deden juga melaporkan bahwa penanaman pohon akan dilakukan di sekitar halaman kantor Kecamatan Parongpong dan Track 11 Sukawana.

“Selain menanam pohon di Track 11 Sukawana, kami juga menanam pohon di Pangandaran, Ciamis , dan Subang,” terang Deden.

Di sisi lain, universitas Widyatama merupakan salah satu perguruan tinggi swasta berpredikat akreditasi “Unggul” yang memiliki 47 cluster penelitian dan PkM dari 22 program studi yang ada. Dengan adanya kerja sama ini diharapkan akan tercipta keseimbangan lingkungan yang menguntungkan bagi kehidupan masyarakat. Hal itu di ungkapkan, Prof. Dr. Dadang Suganda.

Untuk itu, tambah nya, konten dari kerja sama antara Universitas Widyatama dengan Pemerintah Kecamatan parongpong adalah mengajak para mahasiswa terjun ke masyarakat dengan fokus kewirausahaan dan membangun desa.

“Kerja sama tersebut bukan hanya dengan pemerintah setempat. Namun, dikolaborasikan juga dengan pemerintah pusat dalam hal ini Kemenko PMK RI yang memiliki program penghijauan dengan target penanaman 10 juta pohon,” tuturnya.  

Adapun kaitannya dengan penanaman 10 juta pohon, kata Deden, merupakan program pemerintah. Bahwa yang namanya mental itu adalah kondisi, keadaan, jiwa, pikiran, perasaan yang terefleksi dari prilaku.

“Kalau sekarang ini ada penebangan maka kita ubah menjadi penanaman dan penghijauan,” ungkap Dadang.    

Dadang menambahkan bahwa alam ini bukan dikelola oleh pemerintah, melainkan kewajiban semua orang serta alam ini bukan warisan nenek moyang, tapi titipan anak cucu.

“Oleh karena itu anak cucu harus memiliki hak yang sama supaya nanti mereka memiliki pengetahuan, pengalaman, dan perasaan yang sama dengan kita semua,” ujar Dadang.

Rektor Universitas Widyatama tersebut sangat mengapresiasi kegiatan PkM Inspiratif dan penanaman 10 juta pohon.

“Kegiatan tersebut telah memberikan pembelajaran bagi semua pihak agar selalu berartisipasi aktif dalam mengelola negara dan melestarikan alam,” imbuhnya.

Hal senada diungkap pula oleh Ketua Dekranasda Jabar, Atalia Praratya. Dalam sambutan singkatnya, Atalia mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun sudah melaksanakan penghijauan. Bahkan, sudah mencanangkan penanaman 50 juta pohon. Bahkan, target tersebut terlampaui pada  2021 karena sudah berhasil menanam 53 juta pohon.

Atalia pun menjelaskan alasan keberhasilan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam merealisasikan program penanaman 50 juta pohon, Pemerintah sendiri, kata dia, menghimbau kepada masyarakat untuk mereka ikut berkontribusi, di antaranya adalah ketika ada wisuda.

“Masing-masing wisudawan dihimbau untuk menyumbang 10 pohon. Juga bagi pegawai negeri ada yang ulang tahun atau naik pangkat dihimbau menyumpang 10 pohon. Begitu juga kalau ada masyarakat yang menikah.” tambah nya.

Sambutan terkhir disampaikan oleh Kemenko RI yang diwakili oleh Deputi Bidang Revolusi Mental Kemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga, Didik Suhardi. Dalam sambutannya, Didik, menjelaskan bahwa program penanaman 10 juta pohon merupakan kerja sama antara kementerian terkait.

Untuk bibitnya disediakan oleh Kementerian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Juga Kementerian Pertanian, dan juga kementerian lain, termasuk lembaga yang bersedia menyediakan bibit.

“Kami dari Kemenko PMK sebagai koordinator dari seluruh Gerakan Nasional Revolusi Mental, kami sebagai hub yang menghubungkan antara yang menyediakan dan yang membutuhkan,” jelas Didik.

Dijelaskan,Didik, lebih lanjut gerakan penanaman 10 juta pohon tersebut disebut gerakan Revolusi Mental. Revolusi mental itu bukan hanya sekedar diketahui dan dipahami, tapi harus dilaksanakan. Tentu cara melaksanakannya perlu aksi nyata. Salah satu ciri khas Revolusi Mental itu adalah Gotong Royong.

“Indonesia sebagai salah satu negara yang tingkat kedermawanannya nomor satu di dunia. Ini harus bisa kita buktikan bahwa bangsa Indonesia bisa bergotong royong,” ungkap nya.

Didik, menambahkan bahwa bencana alam yang terjadi selama ini merupakan kesalahan manusia. Oleh karena itu harus diperbaiki dan tidak boleh terjadi lagi pada masa depan sehingga patut disadari bahwa bencana yang timbul itu merupakan salah satu kesalahan individual .

“Karena kita gemar menebang, tapi tidak gemar menanam. Inilah saatnya kita sadar bahwa menanam itu bukan hanya untuk kita saat ini. Menanam adalah untuk generasi kita di masa yang akan datang,” pungkas nya.

(Asep Eker RA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *