Kunjungan Kerja Menko Pembangunan Manusia Dan Kebudayaan RI di Ponpes Alpurqon kabupaten Garut

Wilayah184 Dilihat

Reformasiaktual.com//GARUT- Dr. Helmi Budiman, wakil Bupati Garut menerima kunjungan kerja (kunker) Menteri Koordinator (Menko) bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Republik Indonesia (RI), Muhadjir Effendy, di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Furqon yang berlokasi di Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut, Rabu (21/9/2022).

Dalam sambutannya, Wabup Garut mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Menko PMK RI yang berkenan datang ke Kabupaten Garut untuk yang kesekian kalinya.

“Pak Menteri kunjungan ke Garut ini bukan hanya sekarang , jadi sering beliau ke Kabupaten Garut termasuk ketika ada Musibah bencana, Alhamdulillah kami juga ditengok, dibantu terutama ketika bencana (banjir) Cimanuk 2016 pada saat beliau menjadi Menteri Pendidikan, terima kasih Pak Menteri,” ujar Wabup Garut.

Ia juga mengungkapkan dirinya bangga dengan keberadaan Ponpes Al-Furqon, di mana pesantren ini bukan hanya aset Muhammadiyah maupun aset Kecamatan Cibiuk saja, melainkan aset bagi Kabupaten Garut.

” Alhamdulillah saya ikut bangga (dan) bahagia karena pondok pesantren ini sekarang sudah sangat maju, fasilitasnya juga ini masjidnya luar biasa saya kagum, ini luar biasa saya tadi tanya ternyata ini banyaknya partisipasi masyarakat, para santri maupun orang tua santri dan upaya-upaya yang luar biasa dari seluruh para santri , para asatidz dan lain sebagainya,” ungkapnya.

Di hadapan Menko Muhadhir Effendy, Wabup Garut menjelaskan, Kecamatan Cibiuk merupakan salah satu kecamatan yang religius, bahkan dulunya menjadi pusat pengembangan dakwah islam di Kabupaten Garut.

Walaupun memiliki wilayah yang kecil, imbuh dr. helmi, Kecamatan Cibiuk ini memiliki banyak pesantren dan santri.

” Sama Saya Di tanya pak Ustadz Santri – santrinya Berasal dari mana? ternyata banyak dari luar Cibiuk, dan luar Kabupaten Garut, dan ini kebanggaan bagi kami Kabupaten Garut, dan pesantren ini kembali mengokohkan bahwa Cibiuk sebagai salah satu sentral pendidikan dakwah dan juga penyebaran penguatan Islam di Kabupaten Garut,” imbuhnya

Sementara itu, Menko PMK RI, Muhadjir Effendy, berpesan kepada para santri agar kemampuan bahasa dikuasai, terutama untuk menyiapkan generasi emas tahun 2045.

“Jadi merekalah (para santri) yang nanti akan menentukan masa depan Indonesia itu, bukan saya, bukan bapak-bapak, karena kita sebentar lagi wassalam ( Pensiun) tapi Indonesia itu akan ditentukan oleh generasi Muda , dan salah satunya yang menentukan itu adalah alumni santri Pondok Pesantren Al-Furqon, dan tugas kita sebagai asatidz, sebagai mudir, sebagai pimpinan pondok harus memberikan mimpi-mimpi besar kepada santri kita, jangan memberi mimpi kecil,” tuturnya.

Para santri ini harus memiliki mimpi yang besar, karena dengan mimpi besar, lanjut Muhadjir, para santri akan bekerja keras dan berusaha keras untuk meraih cita-citanya

“Kemampuan pimpinan untuk memberikan mimpi besar itu penting, hanya pemimpin yang visioner yang bisa memberikan mimpi besar kepada anak-anak didiknya itu, dan guru yang hebat, dan ustadz yang hebat itu adalah kalau anak didiknya jauh lebih berhasil dibanding gurunya, itu baru namanya guru hebat, ustadz yang hebat,” ujar Muhadjir.

Selain itu, ia juga berpesan agar para santri bisa menguasai STEM atau Science, Technology, Engineering, and Math. Sehingga ia berharap pihak ponpes bisa menargetkan 50 persen santri Al-Furqon nantinya bisa masuk kuliah dengan jurusan hard science seperti kedokteran, teknik mesin, hingga teknik informatika.

“Karena sekarang ini masuk ke era digital, tidak boleh ada santri Al Furqon hanya bisa ngaji tapi gaptek (atau) gagap teknologi,” ucapnya.

Ia juga meyakini dengan menerapkan perilaku akhlakul karimah, para santri akan memiliki self censore dalam penggunaan teknologi yang ada.

“Jadi dengan era informasi yang terbuka sekarang ini, begitu mudahnya orang untuk dapatkan informasi, mendapatkan berita, mendapatkan macam-macam dari hanya (alat) kecil (bernama) smartphone itu, itu kita tidak bisa (mencegah perkembangan teknologi), kecuali hanya menanamkan betul akhlakul karimah dan kemampuan untuk anak-anak untuk melakukan self censor,” tandasnya

Pian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *