Sembari Membawa Traktornya, Puluhan Petani Berunjuk Rasa di Depan Kantor Bupati Pemalang

Daerah603 Dilihat

Reformasiaktual.com//Pemalang- Puluhan petani yang tergabung dalam Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air (IP3I) berunjuk rasa di depan Pendopo Kantor Bupati Pemalang. Senin (26/9/2022).

Dengan membawa traktornya, puluhan petani itu berunjuk rasa mengeluh terkait kesulitan membeli bahan bakar minyak (BBM) dan diduga mendapat perlakuan diskriminasi di sejumlah SPBU saat ingin membeli BBM.

“Kita datang disini bukan untuk ribut kenaikan BBM, tapi kami meminta kalau kita beli BBM jangan didipersulit, faktanya kami sering mendapatkan diskriminasi saat mau membeli BBM,” kata Andi Rustono.

Dalam penatuan awak media, setelah satu jam berorasi, Andi Rustono dan sejumlah perwakilan petani akhirnya diterima langsung oleh Plt Bupati Pemalang, Mansur Hidayat dengan melakukan audensi terkait keluhan petani tersebut.

Di hadapan Plt Bupati Pemalang, Andi Rustono mengungkapkan bahwa selain pembatasan jam untuk pembelian BBM, petani juga kesulitan membeli BBM untuk alat mesin pertanian (Alsintan) harus dengan menggunakan aplikasi My Pertamina, mereka gagap dengan aturan baru itu.

“Tidak adan sosiali bagi petani, perlu ada pendampingan tata cara untuk mendaftar aplikasi MyPertamina agar benar-benar para petani menikmati subsidi,” ungkap Andi.

Menanggapi hal itu, Plt Bupati Pemalang, Mansur Hidayat menegaskan akan menampung seluruh aspirasi dan keluhan para petani. Nantinya dinas terkait dalam hal ini dinas pertanian akan memberikan surat rekomendasi sebagai legalitas petani saat membeli BBM.

“Rekomendasi itu penting untuk petani dan nelayan, jadi nanti mereka disaat membeli BBM di SPBU menggunakan Jerigen tidak jadi masalah,” terangnya.

Sementara itu, Sales Branch Manager Rayon II Pertamina Tegal, Gilang Hisyam yang hadir dalam audensi itu, menegaskan bahwa untuk petani dan nelayan tidak perlu menggunakan aplikasi My Pertamina untuk membeli BBM cukup membawa KTP dan surat Rekomendasi.

“Jadi nanti dalam prosesnya akan di daftarkan di SPBU, tidak perlu pakai aplikasi My Pertamina dan handphone android,” jelas Gilang.

Terkait dengan apa yang disampaikan para petani, Gilang juga merasa kaget mendengar adanya pembatasan jam atau waktu pembelian BBM di SPBU. Dirinya akan menindaklanjuti keluhan petani dan akan menegur pihak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

“Secepatanya akan kami sampaikan ke SPBU, agara bapak-bapak petani bisa membeli BBM sesuai jam-jam yang diinginkan. Dan ini sangat penting menurut saya,”tandasnya.

(UsM-RA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *