Reformasiaktual.com//GARUT- Polres Garut -Mahasiswa STIK Angkatan 80 Widya Patria Tama memberikan Penyuluhan di SMA Plus Sukaraja dan SMK Plus Sukaraja. Senin (20/03/23).
Enam orang mahasiswa STIK yang memberikan penyuluhan adalah Aktuin Moniharapon, Maekel Sembiring, Burhanudin Surya M, Andi Reza Pahlawan, Ridho Grisyan A dan Eriksson Sitorus.
Penuluhan di mulai pukul 11.00 WIB, menyampaikan materi Wawasan Kebangsaan, kepada siswa SMA dan SMK Plus Sukaraja kelas X, XI dan XII.
Kegiatan ini di damping oleh Kombes Pol Dede Yudy Ferdiansyah, S.IK, M.IK Perwira Pendamping STIK Lemdiklat Polri, Kapolsek Karangpawitan AKP Nurdin Jaelani SH, Kasubbag Binkar Polres Garut AKP Budi Zakaria dan KBO Sat Binmas Polres Garut IPTU Ade Yohanes.
Para Mahasiswa STIK memberikan materi tentang wawasan kebangsaan kepada pelajar SMA plus Sukaraja dan SMK Plus Sukaraja, yaitu
Pertama, Pemahaman awal siswa tentang lima Sila dalam Pancasila adanya semacam kegelisahan kolektif dalam kehidupan nasional.
Kegelisahan itu berpangkal dari meluasnya keengganan kita sendiri untuk berbicara tentang Pancasila.
Bahkan ada kesan, masyarakat sungkan meskipun hanya sekedar menyebut Pancasila, karena khawatir kalau di anggap akan menghidupkan Orde Baru.
Hal ini di sebabkan adanya kekacauan epistemologis pada konteks politik, yang menyamakan nilai-nilai Pancasila dengan sesuatu kekuasaan, rezim atau suatu orde.
Melalui empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar Negera Republik Indonesia tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
Yang mampu menguatkan bangsa ketika menghadapi tantangan di masa depan seperti globalisasi dan konsep masyarakat kontemporer yang kompleks demi mewujudkan masyarakat adil, makmur dan bermartabat sesuai dengan dasar negera Indonesia, Pancasila.
Kedua, Penjelasan Arti dan kedudukan dari Pancasila dalam Negara, di antaranya Memiliki keimanan serta ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Memiliki sikap kemanusiaan yang adil juga beradab kepada orang lain dengan selalu memiliki sikap tenggang rasa di tengah kemajemukan bangsa.
Menciptakan persatuan bangsa dengan tidak bertindak anarkis yang dapat menjadi penyebab lunturnya Bhinneka Tunggal Ika di tengah masyarakat yang memiliki keberagaman kebudayaan.
Menciptakan sikap kerakyatan yang mendahulukan kepentingan umum dan mengutamakan musyawarah untuk mencapai keadaan yang mufakat.
Memberikan dukungan sebagai cara menciptakan keadaan yang berkeadilan sosial dalam masyarakat.
Kegiatan penyuluhan Mahasiswa STIK pun berakhir pukul 12.30 WIB.
Eri