Penemuan Mayat di Kebun Salak di Desa Sibangkua Tapsel

TNI/Polri549 Dilihat

Tapanuli Selatan – Seorang pria yang sehari-hari menjadi penjerat babi, U Panggabean (40), terlihat dalam posisi telungkup dan sudah meninggal dunia di Kebun Salak di Dusun II, Desa Sibangkua, Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Selasa (30/5/2023) siang.

Dugaan sementara, penjerat babi yang merupakan warga Desa Tandihat, Kecamatan Angkola Selatan, Kabupaten Tapsel itu meninggal akibat pecah pembuluh darah akibat tekanan darah tinggi. Di mana, dari hasil pemeriksaan Kapuskesmas Angkola Barat, Farida Hanum Harahap, mata korban mengeluarkan darah.

“Kapuskesmas, memeriksa kondisi korban usai meninggal dunia di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat IV Polda Sumut di Batang Toru,” kata Kapolres Tapsel, AKBP Imam Zamroni, SIK, MH, melalui Kapolsek, AKP Tona Simanjuntak, SH.

Selain itu, dari hasil pemeriksaan tim medis pula, lanjut Kapolsek, pada tubuh atau badan korban tidak ada tanda-tanda kekerasan maupun penganiayaan. Namun, beberapa bagian tubuh korban ada tertusuk duri salak. Dan pihak keluarga sudah mencabut duri tersebut di lokasi tempat korban meninggal.

Sebelumnya, jelas Kapolsek, seorang petani, Julpan Ependi Harahap (40), warga Desa Sibangkua, hendak pergi ke Kebun. Di perjalanan, ia melihat sepeda motor temannya yang tak lain adalah korban terparkir di pinggiran Kebun Salak. Julpan mengira, korban sedang menjerat babi, karena hal itu kerap korban lakukan.

“Sesampainya saksi (Julpan-red) di dalam Kebun Salak tersebut, ia melihat keadaan korban sudah telungkup di tanah. Kemudian saksi memanggil-manggil korban. Namun tidak ada jawaban,” imbuh Kapolsek.

Merasa ada yang tidak beres, sambung Kapolsei, Julpan memanggil temannya yang sedang bekerja sebagai tukang membuat parit yakni, Hosim Simanjuntak dan Ali Sahban Simanjuntak. Selanjutnya, mereka bersama-sama mengecek korban. Setelah yakin korban sudah tidak bernyawa mereka memberitahu warga agar melaporkan hal itu ke kepala desa dan keluarga korban.

Kapolsek melanjut, tak lama, keluarga korban datang ke TKP dan mengangkat korban dari TKP menuju pemukiman warga. Tidak hanya itu, usai melakukan cek TKP, personel Polsek Batang Toru dan Inafis Sat Reskrim Polres Tapsel yang juga sudah di TKP membawa korban ke Rumah Sakit Bhayangkara tingkat IV Polda Sumut.

“Personel membawa korban dengan Ambulans Puskesmas Angkola Barat untuk pemeriksaan medis,” terang Kapolsek.

Barang Bukti yang Diamankan
Menurut Kapolsek, usai melaksanakan pemeriksaan medis, personel membawa korban ke Rumah duka. Kapolsek juga menerangkan, guna kepentingan penyelidikan, pihaknya mengamankan sejumlah barang bukti. Misalnya, sepotong kaos berwarna abu gelap. Lalu, sepotong celana ponggol berwarna kream.

“Kemudian, sepasang sepatu kebun/ladam berwarna putih. 2 utas tali Nilon. Sebuah golok besar. 2 buah golok kecil. Sebuah tempat air minum berwarna kuning. Serta, sebuah tas,” urai Kapolsek.

Kapolsek memaparkan, berdasarkan keterangan dari pihak keluarga korban, bahwasanya memang benar, kegiatan keseharian korban adalah sebagai pemburu atau penjerat babi hutan. Pihak keluarga, juga menerangkan bahwasanya korban memiliki penyakit sesak nafas dan penyempitan jantung.aks

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *