Kayong Utara – Kalimantan barat – Gusti Bujang Mas memiliki harapan serius terhadap Situs Simpang Keramat dirinya mengatakan setelah misi ini usai, kelak semoga kita juga dapat melakukan upaya penyelamatan dan perlindungan pada situs Simpang Keramat ini secara kesluruhan, terutama masalah lahan yang tahun 2020 lalu Pernah Di Patok Dan Dijual Ke Oknum Perusahaan”.
Hari ini tahun 2023 areal situs simpang keramat semakin menyempit, sebagian besar hutan sudah ditebang dan ditanami sawit oleh oknum perusahaan, ini akan kita minta ketegasan,nya nanti kepada pihak pemerintah dan Yayasan terutama yang Mulia Raja”. Pungkas Gusti Bujang Mas. 22/06/2023
” Kesepakatan Antara Pihak Perusahaan Dengan Pihak Ahli Waris Kerajaan Simpang Matan”
Mengenai pengamanan Areal Sungai yang berada di kawasan situs Simpang Keramat pada 22 Juni 2023. Kesepakatan tersebut berlangsung di areal situs simpang keramat yang mediasi oleh pihak Dinas Perhubungan, dengan dihadiri oleh Yayasan Sultan Muhammad Jamaluddin Kerajaan Simpang, Lembaga Perundohan Tanah Simpang, Tim Ahli Cagar Budaya Kayong Utara dan pihak perusahaan tambang.
Dalam kesempatan tersebut mereka bersama sama memetakan areal situs yang terkena dampak gerusan ponton, serta mendata Kebutuhan Bangunan Cungkup Pengaman yang dibutuhkan”.
Dari hasil pemetaan dan pendataan diperoleh fakta dilapangan bahwa, Bibir Sungai di Kawasan Situs Simpang Keramat telah Tergerus Abrasi akibat ponton sejauh + 6 Meter, sehingga diperlukan tongkat pengaman berupa beton permanan dibibir sungai”, terangnya
Lebih lanjut kedua di temukan 2 tiang Eks Masjid Kerajaan Simpang yang dibangun pada 1814 telah tumbang akibat hantaman pohon kayu terkena ponton sehingga menimpa situs. Hal ini dapat dibuktikan dari pohon kayu yang lecet – lecet dan tumbang mengenai salah satu Eks Tiang Masjid yang tumbang”.
Dengan adanya hal tersebut maka dilakukan pengukuran oleh Tim Ahli Cagar Budaya, sehingga di dapatkan hasil berupa areal luasan situs Eks Tiang Masjid yang harus dibangunkan Cungkup Pengaman sebesar 13 x 13 Meter Persegi.
“Bangunan cungkup pengamanan ini sifatnya tidak permanen, sebab Situs Simpang Keramat ini belum selesai di Eskavasi guna mendapatkan struktur aslinya, jika sudah permanen artinya kita sudah mendapatkan bagaimana gambaran asli situs ini”,
” Maka untuk menjaga keasliannya untuk sementara perlakuan terhadap situs ini, dilakukan pengamanan berupa bangunan sederhana, agar tidak terkena panas dan hujan saja”. ucap Isya Fachrudi sebagai Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Kayong Utara
” Namun kami meminta sidikit saja perhatian untuk leluhur kami yang pernah berjuang dimasa lampau melawan penjajahan belanda”.
Simpang Keramat ini kami anggap keramat, karena disini dulu Gusti Panji dan rakyat Simpang Matan pernah mengobarkan perlawanan terhadap Belanda yang disebut perang Belangkaet”. ujar Raden Jamrudin
sebagai perwakilan dari pihak Yayasan Kerjaan kami minta perhatian buat leluhur kami yang pernah berjuang dimasa lampau melawan penjajahan belanda. Karena Simpang Keramat ini yang kami anggap keramat,
“Disini dulu Gusti Panji dan rakyat Simpang Matan pernah mengobarkan perlawanan terhadap Belanda yang disebut Perang Belangkaet”.terang Raden Jamrudin juga selaku Perwakilan dari Pihak Yayasan Kerjaan Simpang.
Galih Tosan selaku Kepala Bidang Transportasi Dinas perhubungan turut menyampaikan bahwa pihaknya sebagai pemerintah ikut membantu mengkomunikasikan dengan beberapa perusahaan lain yang menggunakan Sungai Simpang dan Matan sebagai jalur utama mereka.”
Semua perusahaan yang memakai jasa aliran Sungai Matan dan Sungai Simpang ini nanti akan kita kumpulkan bersama, agar bisa sama – sama berpartisipasi melakukan pengamanan dan pembangunan cungkup”.
Seminggu lalu sudah ada pertemuan, hanya dengan beberapa pihak perusahaan, pertemuan berikutnya semua perusahaan akan kita pangil” tutupnya
Hamdani/Muhamad