Dua Dewan DPRD Kabupaten Bandung Barat dan Ketua P4KBB Meradang Atas Pemberitaan di Medsos

Daerah146 Dilihat

Reformasiaktual.com//Kabupaten Bandung Barat-
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bandung Barat (KBB) Hj.Ida Widaningsih S.iP dan Ketua Komisi 4 DPRD Kabupaten Bandung Barat (KBB), Bagja Setiawan, membantah keras tudingan yang menyebutkan jika mereka membiayai aksi demo Paguyuban Pejuang Peduli Pembangunan KBB (P4KBB) ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Tudingan yang mengarah ke fitnah tersebut viral di media sosial (medsos) melalui grup pesan WhatsApp, yang merugikan kedua anggota dewan ini.

Di bawah foto itu, terdapat tulisan “Demi ambisinya maju sebagai Wakil Bupati dari Pandji Tirtayasa, Ida Widaningsih bersama Jacob Anwar Lewi menggalang pihak-pihak untuk mendemo Bupati Kang Hengki di KPK. Jacob Anwar meminta sumbangan Rp.25 Juta/bus, tapi ajakannya ditolak oleh Bagja Setiawan yang merupakan pimpinan Komisi di DPRD KBB

Menyikapi hal itu, Bagja Setiawan menyatakan jika dirinya sangat keberatan dengan adanya foto yang tersebar di media sosial itu.

Ia merasa dirugikan dengan tulisan yang dikatakannya sebagai sebuah fitnah. Karena politisi PKS ini tidak pernah memberikan uang ke Ketua P4KBB Jacob Anwar Lewi supaya demo ke KPK.

“Seribu rupiah pun, saya tidak pernah memberikan uang ke Kang Jacob, Jadi saya sangat keberatan dan dirugikan dengan informasi yang beredar itu,” kata Bagja saat ditemui di Kompleks Permata, Ngamprah, KBB, Minggu (3/9/2023) malam.

Bagja menjelaskan, jika tulisan di media sosial adalah rekaman pembicaraan yang tidak utuh dari sebuah obrolan biasa.

Kendati begitu, ia mengaku jika dirinya beserta istri sempat bertemu dengan Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan dengan Sonya Fatmala di sebuah pusat perbelanjaan Faris Van Java (PVJ) Kota Bandung, beberapa waktu lalu. Itupun pertemuan tanpa ada kesengajaan dan terjadilah obrolan diantara mereka.

Rupanya perbincangan diantara mereka direkam secara sepihak, tanpa minta izin terlebih dahulu padanya.

“Beliau (Hengky Kurniawan) merekam pembicaraan sepihak tanpa izin. Kan tidak beretika saya juga keberatan. Dan saya juga sudah sampaikan ke beliau, ini tidak etis melakukan perekaman tanpa izin secara sepihak,” beber Bagja.

Ia juga menegaskan, tidak pernah terucap kata-kata, seperti yang dituduhkan di medsos itu. Untuk itu pihaknya akan mencari tahu siapa yang membuat dan pertama men-sharekan informasi itu, serta maksudnya apa.

Ia akan berkonsultasi dengan tim hukum untuk mencari solusi, karena prinsipnya tidak mau ada kegaduhan yang timbul di KBB.

Meskipun sudah sangat dirugikan, termasuk goresan pertemanan dengan Ibu Ida yang sudah bertahun-tahun terjalin kini sedikit terganggu.

Terkait permintaan sumbangan sebesar Rp25 juta oleh Yacob Anwar Lewi, Bagja membantahnya. Walaupun begitu ia mengaku sempat ditelpon Yacob beberapa hari menjelang aksi demo ke KPK.

Dalam pembicaraan tersebut, ia hanya menjelaskan ke Yacob jika dirinya menjaga harmonisasi antara dewan dengan bupati

“Bukan saya tidak mau membantu tetapi kurang bagus, jadi memang clear tidak pernah ada pemberian uang seribu rupiah pun. Boro-boro Rp25 juta atau Rp100 juta,” ucapnya.

Sementara, Ida Widaningsih mengaku sangat dirugikan dengan adanya informasi yang beredar di medsos itu. Informasi tersebut, kata Ida sudah tembus ke PDI Perjuangan, sebagai partai dirinya bernaung.

Tersebarnya gambar itupun, malah memperkeruh isu keretakan antara dirinya dengan Hengky Kurniawan yang berada di tubuh internal PDI-P KBB.

“Pembicaraan tiga arah tidak pernah ada, serta tudingan membiayai pergerakan Ketua P4KBB Jacob Anwar Lewi adalah bohong,” tegas Ketua DPC PDI-P KBB ini.

Justru sebagai putra daerah, dirinya ingin membesarkan KBB dengan kompak tanpa menyebarkan fitnah melalui berita-berita yang tidak benar.

“Gambar yang beredar di medsos itu niat sekali. Fotonya di-croping, lalu ditempelkan, makanya itu sudah pasti disengaja,” ujarnya

Ketua P4KBB Jacob Anwar Lewi menumpahkan kekesalan atas beredarnya informasi yang menyudutkan dirinya.

Sebagai orang yang bergerak dalam sebuah wadah organisasi massa (ormas), ia biasa berkomunikasi dengan siapapun. Termasuk berkomunikasi dengan anggota dewan yang notabene sebagai perwakilan rakyat.

Komunikasi yang ia sampaikanpun tidak terlepas dari fungsinya sebagai pihak yang melakukan pengawasan dan kontrol terhadap dugaan korupsi di KBB di bawah kepemimpinan Bupati Hengky Kurniawan.

Menggelar aksi ke KPK dengan mengerahkan empat bus dan membawa bukti-bukti pada 24 Mei 2023 itupun, merupakan sebuah sikap melakukan pengawasan dan kontrolnya.

“Tidak ada permintaan uang Rp25 juta ke Pa Bagja, ke Bu Ida juga tidak ada pembicaraan. Saya bicarapun ke Pak Bagja mempertanyakan fungsi pengawasan yang dilakukan dewan,” tegasnya.

Kesal dengan ulah pihak yang merugikan dirinya, Yacob menyatakan tidak akan tinggal diam, ia akan membahas hal itu dengan kuasa hukumnya.

Ia juga menyatakan tidak menerima nama Panji Tirtayasa dibawa-bawa dalam persoalan tersebut.

“Jangan seenaknya, apalagi menuduh dan melibatkan Pa Pandji yang tidak tahu apa-apa dan sedang sakit,” tegas Yacob.

H.Aan Iyus

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *