Refnawai Sosialisasi pakaian adat Minangkabau bersama PWK jorong Mandiangin

Daerah484 Dilihat

Menarainfo, Bukittinggi-Bertempat di Aula kantor Camat Mandiangin koto selayan kota Bukittinggi pada hari Jumat (15/9/2023).
Diadakannya pertemuan rutin bulanan PWK (Persatuan wanita kurai) jorong Mandiangin.

Acara yang di hadiri oleh Refnawai SH,
Dan dalam kesempatan tersebut Beliau mengatakan acara kali ini membahas tentang Sosialisai pakaian adat Minangkabau.

Yang di bawakan oleh Hj zulzetri..S.Pd.M.Pd.
Ketua Persatuan Wanita Kurai limo jorong kota Bukittinggi ujarnya.

Lebih jauh dijelaskan bahwa Bundo kanduang adalah personifikasi etnis Minangkabau, sekaligus julukan yang diberikan kepada perempuan sulung atau yang dituakan dalam suatu suku,sebutan Bundo kanduang hanya melekat pada seorang permpuan yang sudah berkeluarga imbuhnya.

Kemudian tentang Pakaian adat Bundo kanduang.
Bundo kanduang adalah sifat dan kharakteristis seorang wanita utama di Minangkabau, Bundo kanduang pada dirinya akan terpakai sebuah kharisma wanita idaman yang menjadi suri tauladan kaumnya dan di rumah tangga paparnya.

Bundo kanduang terdiri dari dua suku kata yaitu Bundo dan Kanduang.
Bundo berarti Bunda atau Ibu .
Kandung berarti (kandung ) sejati.

Maka Bundo kanduang ibu kandung atau ibu sejati yaitu seorang ibu yang tak pernah cacat baik di pandang dari segi sifat kepemimpinan ulasnya.

Beberapa pengertian bundo kanduang.
-Bundo kanduang adalah Raja atau Ratu dari kerajaan Minangkabau.
-Bundo kanduang berarti panggilan kehormatan dan pangilan kesayangan seorang anak kepada ibunya.
-Pangilan Bundo kanduang juga ditujukan kepada kelompok wanita yang mendampingi penghulu dalam sebuah acara adat,baik dalam negri atau acara acara pemerintah timpalnya.

Selanjutnya penjelasan tentang pakaian Bundo kanduang

  • pakaian adat bundo kanduang di Minangkabau pada hakikatnya sama,tidak terdapat perbedaan yang tajam antara luhak ( daerah asal ) dengan daerah rantau, perbedaan hanya terlihat pada bentuk variasi dan hiasannya saja jelasnya.

Tidak semua wanita di Minangkabau dianggap Bundo kanduang karena harus memenuhi kriteria dan persyaratan .

Sehubungan dengan itu pakaian Bundo kanduang dalam upacara upacara adat mempunyai bentuk bentuk tertentu dan berbeda dengan wanita wanita lainnya.

Di uraikan, adapun pakaian Bundo kanduang menurut adat yang lazim-
Tingkuluak.
Tingkuluak bagian kepala seorang wanita yang telah diangkat sebagai Bundo kanduang pada waktu menghadiri upacara adat harus ditutup.
1.Tingkuluak tanduak kurai.
Tingkuluak tanduak asli nagari kurai ini memiliki bentuk lebih kecil dibandingkan dengan tingkuluak tanduak yang ada si daerah lain.

2.Tingkuluak kulan.
Tingkuluak kulan ini terbuat dari kain sutra yang dasar nya berbentuk persegi panjang ,permukaan tingkuluak ini di hiasi sulam benang yang berwarna warna dengan motif yang beragam.
Tikuluak kulon biasa nya untuk tutup kepala anak daro pada acara resmi kenegaraan .pemakaian tutup kepalanya memiliki ciri khas sendiri.

3.Tongkok Sanggua.
Penutup kepala yang di sebut tongkok sanggua ini merupakan penutup kepala yang di gunakan oleh pengantin wanita.sulu tongkok sanggua ini terbuat dari emas namun sekarang banyak di temukan dengan bahan loyang.
Penutup kepala asli kurai ini berbentuk lempengan setengah lingkaran yang agak lebar dengan gerigi runcing.

4.Tilakung / Tingkuluak Koto Gadang..
5.Selendang .
6.Kain Saruang.

Itulah edukasi hari ini tentang pakaian adat Bundo kanduang di Kurai limo jorong kota Bukittinggi yang telah menjadi kearifan lokal untuk tetap selalu di jaga dan lestarikan, agar generasi penerus paham akan kultur budaya di Kurai limo jorong ini(Bukittinggi) pungkasnya.

(om jap)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *