Tim TPAKD Kabupaten Garut Galakkan Program Ekosistem Inklusi Keuangan Desa Wisata

Daerah402 Dilihat

GARUT, Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kabupaten Garut, bersinergi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia, dengan menggelar Rapat Teknis Program Kerja Ekosistem Inklusi Keuangan Desa Wisata (EKIDEWI) Sindangkasih Kabupaten Garut. Kegiatan ini berlangsung di Desa Wisata (Dewi) Sindangkasih, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, pada Rabu (27/09/2023).

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Garut, Nurdin Yana, secara resmi membuka acara tersebut. Ia menyampaikan pentingnya penguatan aspek permodalan dan digitalisasi untuk kelompok pariwisata, khususnya Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Desa Wisata Sindangkasih. Menurutnya, masyarakat saat ini menginginkan kecepatan dan akurasi dalam memperoleh layanan, dan dua konsep inilah yang diusung dalam kegiatan ini.

“Kenapa dua ini penting? Karena masyarakat kita hari ini kan apalagi netizen, orientasinya ingin cepat mendapat sesuatu (secara) cepat tepat tanpa terasa dibodohi, ini yang paling penting, sehingga dua konsep inilah yang kami inginkan agar mereka bisa bergerak ke arah sana,” ujar Sekda Garut dalam keterangannya seusai acara.

Dalam kegiatan ini, kata Nurdin, para pemateri membahas berbagai topik termasuk strategi untuk mempermudah akses lembaga keuangan bagi Pokdarwis. Selain pihak perbankan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Garut dan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Mikro (Diskop UKM) Garut juga turut serta untuk memberikan penguatan dalam aspek manajerial kepada Pokdarwis.

Beberapa topik salah satunya terkait bagaimana agar para Pokdarwis ini bisa menembus dan mempermudah aksesibilitas lembaga keuangan, agar mereka bisa memanfaatkan jasa-jasa perbankan, dalam rangka penguatan modal yang mereka miliki.

Sekda Garut menginstruksikan para teknis pembina untuk memastikan implementasi dari diskusi ini. Tujuannya adalah untuk mendorong pengembangan yang berujung pada kesejahteraan masyarakat. Dengan cara ini, diharapkan aspek manajerial, sarana prasana, dan industri kreatif dapat menjadi penguat bagi pengembangan Desa Wisata Sindangkasih.

“Demi pengembangan ini secara khususnya, yang pada endingnya akan bermuara kepada kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.

Nurdin berharap melalui cara seperti ini, bisa terjadi kontinuitas, sehingga aspek-aspek yang tadi dibahas seperti aspek manajerial, sarana prasana, hingga industri kreatif, bisa menjadi penguat bagi para Pokdarwis dalam mengembangkan Desa Wisata Sindangkasih.

Salah satu pemateri dari Bank Indonesia, A. Fajar Setiawan, menegaskan bahwa kegiatan ini tidak berhenti pada diskusi semata. Bank Indonesia akan melanjutkan dengan menyelenggarakan Bimbingan Teknis sebagai tindak lanjut. Ia juga menjelaskan upaya Bank Indonesia dalam membina Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) agar dapat berkembang dan go digital, memanfaatkan e-commerce atau pasar digital untuk memasarkan produknya secara luas. Dengan demikian, UMKM yang menjadi mitra Bank Indonesia diharapkan dapat berkontribusi dalam ekspor dan menghasilkan devisa.

“Jadi UMKM yang kami bina tidak hanya berhenti dari sisi penjualan di e-commerce, tapi kami terus mendorong UMKM yang menjadi mitra binaan Bank Indonesia, menjadi UMKM yang menghasilkan devisa dalam hal ini go ekspor,” tandasnya.

Pian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *