Reformasiaktual.com//GARUT, Menteri Sosial (Mensos) Republik Indonesia, Tri Rismaharini, mengunjungi Kabupaten Garut pada Senin (30/10/2023) untuk meninjau proyek bantuan renovasi rumah bagi Mahdar (25) dan keluarganya di Kampung Cipenta, Desa Mekarjaya.
Mahdar tiada lain adalah kakaknya Entis. Entis (13) sempat viral di media sosial karena aksinya menyuapi ibunya yang mengalami gangguan jiwa.
Bersama Wakil Bupati Garut dr. Helmi Budiman, Kepala Dinas Sosial Garut Aji Sukarmaji, dan Anggota DPRD Kabupaten Garut Yudha Puja Turnawan, Menteri Risma berbincang langsung dengan Mahdar dan Entis di rumah mereka. Kini, rumah tersebut telah mengalami perbaikan, dan kini rumahnya terlihat lebih layak serta memiliki warung kelontong bantuan dari Kementerian Sosial Republik Indonesia.
Menteri Risma mengucapkan terima kasih kepada media atas informasi terkait Entis dan keluarga. Ia menjelaskan bahwa ibu Mahdar dan Entis, Siti Salamah (49), sedang mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Jiwa dr. Marzoeki Mahdi (RSJMM) di Kota Bogor.
Siti adalah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan sebelumnya mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), akan tetapi karena Entis sempat putus sekolah, sehingga PKH tersebut sempat tidak aktif.
Risma menyebutkan bahwa Siti dapat diusulkan kembali menerima bantuan PKH karena termasuk dalam kategori disabilitas disorder, apalagi PKH ini memiliki beberapa komponen seperti komponen anak, lansia, hingga disabilitas.
“Ke depannya kalau sudah tua bisa mendapatkan permakanan yang jumlahnya lebih besar setiap bulannya, jadi kalau permakanan untuk disabilitas dan permakanan lansia bisa 900 ribu per bulan,” ucap Risma.
Menteri Risma juga telah menghubungi RSJMM Kota Bogor untuk memastikan perawatan Ibu Siti, yang membutuhkan perawatan satu bulan sekali karena lokasi rumahnya yang cukup jauh.
Sementara itu, Wakil Bupati Garut dr. Helmi Budiman menyebut bahwa sebelum kedatangan Mensos RI, pihaknya melalui Dinsos Garut, telah memberikan bantuan dan penanggulangan kepada Entis dan keluarga. Kedatangan Menteri Risma dianggap sebagai pelengkap dari upaya penanggulangan terhadap Siti yang mengalami gangguan jiwa.
“Ya mudah-mudahan tidak kambuh lagi ya untuk Ibu Sitinya (dan) anak-anaknya bisa mandiri, walaupun dalam keadaan seperti itu, kan ada warung ada apa kan,” tutur Wabup Garut.
Berkaitan dengan penanganan Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kabupaten Garut, kata Helmi, pihaknya telah bekerja sama dengan RSJMM Kota Bogor, di mana Pemkab Garut telah memfasilitasi masyarakat Garut yang didiagnosa mengalami gangguan jiwa, dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
“Kalau ada pasien yang akut kita rawat dulu di Klinik Atma, kemudian yang akut itu bisa kita tangani, (kalau) tenang balik lagi, kalau misalkan nggak bisa (ditangani) kita rujuk ke Rumah Sakit Marzoeki Mahdi,” ucapnya.
Mahdar mengungkapkan rasa syukurnya atas bantuan yang diterimanya. Dia tinggal bersama adik dan ibunya setelah kehilangan ayahnya pada tahun 2021.
Menteri Risma menawarkan Mahdar bekerja di Balai Kemensos RI, namun Mahdar memilih untuk menjalankan usaha warung kelontong yang disediakan oleh Kemensos RI, sambil menunggu kesembuhan ibunya. Adiknya juga telah kembali bersekolah dengan semangat.
Akhirnya, Mahdar menyampaikan harapannya untuk mengembangkan warungnya agar berkembang dan memotivasi adiknya untuk rajin belajar di sekolah.
“Harapan abi kapayunna nya hoyong ngaageungkeun warung supaya berkembang, kanggo Ade ya supaya rajin belajarnya di sekolah, supaya dapa rangking (Harapan saya ke depannya ya ingin mengembangkan warung agar berkembang, untuk adik saya agar rajin belajarnya di sekolah, supaya dapat rangking_),” tandasnya.
Pian