BUNTUT UCAPAN “NYELENEH” KETUA DEWAN DPRD KABUPATEN GARUT MENUAI SOROTAN DAN KRITIK PEDAS KETUA ALIANSI KINCIR ANGIN

Daerah103 Dilihat

Reformasiaktual.com// Kab Garut-
Ratusan Guru Honorer Kabupaten Garut yang Tergabung Dalam (FAGAR) Forum Aliansi Guru Dan karyawan Kamis siang tanggal 14 Juni Menggelar Aksi Didepan gedung DPRD kabupaten Garut, yang Menyampaikan. orasinya Mendesak pemerintah kabupaten Garut segera memberikan.Kepastian terkait perjanjian kerja (P3K) Bagi guru tenaga Teknis,Dan Para Guru Honorer, di kabupaten Garut dalam jangka waktu bertahun tahun Memberikan,Kiprah dalam Ke ikut sertaan sebagai pengajar memberikan kontribusi yang di amanat kan oleh undang undang dasar 1945 ,menjadi garda terdepan ikut serta untuk mencerdaskan Anak Bangsa Khususnya di wilayah Kabupaten Garut ,Namun Ironis nya dari Beberapa kali permohonan baik melalui Audiensi dan Aksi, dari ratusan masa yang tergabung dalam Aliansi Guru dan karyawan (FAGAR) dari setiap Aspirasi yang disampaikan,kurang mendapatkan respon dari Pemerintah Daerah kabupaten Garut.

Dalam Aksi Ratusan Masa, Guru Honorer yang digelar di depan halaman gedung DPRD Kabupaten Garut, Ratusan Masa Aksi,Mulai berubah suasana bersi tegang, hal tersebut dipicu dari Ratusan Masa Aksi yang yang Mendesak untuk masuk Kedalam Gedung DPRD Kabupaten Garut, dari Insiden Antara Ratusan Masa Aksi Guru Honorer Dengan Pihak Aparat kepolisian polres Garut,Serta satuan polisi Pamong praja Berdampak jebol nya pintu Halaman,Gerbang DPRD kabupaten Garut,Dari Aparat kepolisian yang berjaga. Sempat memberikan Himbauan Agar Aksi yang digelar disampaikan secara tertib dan Kondusif.

Dalam Aksi Ratusan Guru Honorer, yang tergabung Dalam Forum Aliansi Guru Dan karyawan (FAGAR) Ada peristiwa yang sebelum nya tidak Diduga Dan Terkesan “Nyeleneh” terjadi ketika Beberapa orang Masa, guru Honorer Sedang Dalam Kondisi Isak tangis Histeris Dalam kondisi kepedihan tepat nya , pintu masuk Gedung DPRD, Yang disambut dengan ungkapan yang disampaikan oleh Hj.Euis Ida Wartiah yang menjabat Sebagai Ketua Dewan DPRD Kabupaten Garut ungkapan bahasa berlogat Sunda tersebut diduga ditujukan Kepada para Guru Honorer yang sedang Histeris Menangis dengan Logat Bahasa Sunda ” Sok sing Sarae Nangisna” kalimat tersebut disampaikan oleh ketua Dewan DPRD dalam posisi sambil berjalan,Masuk Kedalam gedung DPRD kabupaten Garut Dari ungkapan Bahasa yang disampaikan oleh Hj Euis ida (Ketua Dewan DPRD) kabupaten Garut sontak Sontak Menuai kritik Kesal protes,dari Ratusan Peserta Aksi Para Guru Honorer,yang Dengan Ucapan Bahasa yang Disampaikan oleh Hj Euis ida (Ketua Dewan DPRD) kabupaten Garut yang ditafsirkan diduga Sentimentil Dan Nyeleneh Ditafsirkan oleh Ratusan Guru Honorer Dan Bahasa yang disampaikan Menurut Para Kelompok Guru Dan Masyarakat lain nya di kabupaten Garut Menuai Komentar tidak,sepantasnya Di ucapkan oleh Seorang Pejabat No satu Ketua Dewan DPRD kabupaten Garut.pada Moment situasi Ratusan Guru sedang Dalam Honorer,dalam Kondisi psikologis dipicu Kemarahan dan tangis kesedihan.

Buntut dari ungkapan Bahasa yang disampaikan oleh Ketua Dewan DPRD kabupaten Garut Hj Euis Ida bukan hanya menuai Reaksi Kritik pedas Dari Ratusan anggota Aksi Guru Honorer, kabar terbaru yang dilangsir Dari 60 Detik .com dan. Beberapa pemberitaan media online lainya kabar terbaru Polemik permasalahan terkait Berujung Perencanaan Aksi Desakan Dari Forum Aliansi Guru Dan Karyawan (FAGAR) yang diketuai oleh.Ma,mol Abdul Fakih pada Tanggal 19 Juni 2024 Rencananya akan berangkat ke DPP partai Golkar di jakarta untuk melaporkan H.Euis Ida yang Menjabat sebagai Ketua Dewan DPRD Kabupaten Garut dari partai Golkar,Agar bermaksud Hj Euis ida Di PAW dan diberhentikan dari jabatan nya baik sebagai ketua DPRD maupun Ketua DPD partai Golkar, bahkan Nada Tegas, disampaikan oleh Ketua Forum Aliansi Guru Dan karyawan (FAGAR) jika tuntutan PAW tidak dipenuhi Rencana Nya akan membawa Masa Aksi,10 bus,dan Hal yang disampaikan oleh Ketua Forum Aliansi Guru dan karyawan (FAGAR) bukan bermaksud untuk melakukan pengancaman,Secara prinsip ungkapan Bahasa yang disampaikan,oleh H Euis ida. Sudah Melukai Perasaan kelompok guru Honorer di kabupaten Garut.

Selain mendapatkan sorotan perhatian yang serius dari, kelompok Guru Honorer yang tergabung Dalam Forum Aliansi Guru Dan karyawan (FAGAR) Ragam kritik pedas datang Dari Kelompok Aktivis Dengan Apa ungkapan bahasa yang Disampaikan oleh Hj.Euis ida.salah satunya Kritik Dari kelompok pergerakan taktis Ketua Aliansi Kincir Angin,yang berhasil diwawancarai oleh awak media Reformasi aktual .com. Minggu 16juni 2024 pukul 16:20 Wib dikediaman nya di Daerah Sukagalih Kecamatan Tarogong kidul berhasil dimintai keterangan oleh awak media Reformasi aktual com.Memberikan tanggapan “Ragam Kritik baik yang datang dari para Kelompok guru Honorer Dan Beberapa Element Masyarakat kabupaten Garut Merupakan Kegaduhan yang terjadi, adalah Dinamika yang Sangat diwajarkan,Dan bukan tanpa sebab, atau terkesan Bersipat Tidak memberikan, permakluman untuk memberikan Maaf, kepada Hj Euis Ida.Namun Benang merah nya Harus Dipisahkan,Yang diambil Dari Sudut pandang Perspekrtip Pertimbangan Saya sendiri secara Rasional,dan Sederhana. Salah satu yang sangat kontras di lihat dari Ungkapan Seorang Hj Euis ida sebagai ketua Dewan DPRD kabupaten Garut bahwa kalimat ” Sok Nangis Na sing Sae” Pada kondisi Yang sangat kontras Dengan sikologis Isak tangisan keprihatinan yang di alami, Oleh Ratusan guru Honorer,Bukan Mereka Bukan Dalam Keadaan dalam keadaan ber Akting Sinetron tapi, dalam Kondisi level ke Berharapan bentuk , perhatian yang Nada Kebijakan Dari pemkab DPRD dan Kabupaten Garut,jikapun Hari ini dan kedepan nya,Ungkapan Bahasa Dari Hj Euis ida ditanggapi baik oleh para Guru Honorer Ataupun, beberapa Aktivis, Diwilayah Kabupaten Garut dengan Nada pedas dan tegas Menurut Pendapat Saya Itu adalah Dinamika kritik Demokrasi dan merupakan. Salah satu Konsekuensi bagi Pejabat,publik, Walaupun , di beberapa Awak Media yang bersangkutan sudah Melakukan Klarifikasi menyampaikan permohonan Maaf ,secara Sisi Manusiawi saya yakin Dari Kelompok Guru Honorer Pasti Akan memaafkan Klarifikasi yang di lakukan oleh Hj Euis ida merupakan Dinamika yang wajar dalam Dunia jurnalistikPemberitaan,Tandas Toni Rahmat sebagai Ketua pergerakan. Taktis Aliansi Kincir Angin.

Masih kata toni,Rahmat
Polemik kegaduhan permasalahan yang terjadi,Dilingkungan Masyarakat Dan Pemerintahan kabupaten Garut,Bukan Harapan nya bukan Hanya,Dijadikan Bentuk gibah Dari Mulut ke mulut di Lingkungan Masyarakat Atau Lembaga Manapun, tetapi dijadikan Warning Perhatian Bahwa Pejabat Publik Itu Dituntut Asas Kehati hatian Dan jeli Dalam Menghadapi Berbagai Situasi, Wacana setiap Aspirasi Dari Pihak pihak, Lembaga swadaya masyarakat manapun,di kabupaten garut Harus mengedepankan Asas Etika Dan Estetika Dan bertindak Responsif tidak Terkesan Apriori Dengan setiap Permasalahan yang Terjadi di Wilayah Kabupaten Garut.

Sampai Berita tayang belum.ada keterangan dari pihak Ketua DPRD Kabupaten Garut terkait permasalahan yang menuai pro dan kontra tersebut.

Tim RA kab Garut