Potret Kemiskinan Ekstrem Di OKU TIMUR Tak Mendapat Perhatian Dari Pemerintah Daerah, Fenus Antonius Turun Tangan

Daerah308 Dilihat

OKU Timur – Tetesan air mata haru dan bahagia Ahmad Effendy (55) warga desa Kotabaru, Kecamatan Martapura, OKU Timur berjatuhan, saat tangannya menerima bantuan sembako dan uang tunai dari anggota terpilih DPRD Sumatera Selatan, Fenus Antonius.

Mang Mat, panggilannya tidak menyangka akan didatangi adik dari Wakil Bupati OKU Timur 2016-2021 Fery Antoni. Setelah hampir tiga tahun tidak pernah menerima bantuan apapun dari pemerintah, akhirnya ia bisa tersenyum mendapat bantuan.

Bantuan berupa 30 kg beras, telur, minyak goreng, susu, gula serta uang tunai Rp 1.000.000, itu diserahkan Fenus Antonius, yang mendatangai langsung rumah Mang Mat bersama sejumlah awak media.

Ketika itu, Jum’at (9/8/2024), ditengah terik mentari yang menyengat, Fenus berjalan kaki sejauh satu kilometer menuju rumah Mat Mat. Saat sampai dilokasi, politisi PAN ini sangat kaget melihat kondisi tempat tinggal duda beranak lima tersebut.

Kondisi rumah yang sangat tidak kayak tersebut, membuat anggota DPRD OKU Timur tiga periode ini terenyuh dan meneteskan air mata. Dimana rumah tempat tinggal Mang Mat berukuran 3 x 4 meter, berdinding papan yang sudah lapuk, berlubang disana sini dan atap genteng yang hampir roboh serta berlantaikan tanah.

Di dalam rumah yang ditempati Mang Mat itu, dapur dan tempat tidur manyatu tanpa dinding penghalang. Bahkan, tempat tidur beralaskan kasur yang sudah usang dengan dengan bertumpukan papan yang hampir lapuk termakan rayap.

Hal mengharukanpun terjadi, saat Mang Mat tiba dirumah dari mencari sayur kangkung di pematang sawah milik warga.

“Pak, ini ada bantuan dari saya mohon diterima. Saya baru tau dari kawan kawan wartawan, bapak hidup dalam kondisi seperti ini,” ucap Fenus dengan nada bergetar.

Didepan rumah yang hampir roboh miliknya, Mat Mat hanya terdiam. Terlihat matanya berkaca kaca, tegar agar tangis tak keluar dari matanya yang mulai senja. Namun, air matanya tak kuasa ia tahan dan tanpa terasa jatuh menetes membasahi tanah yang jadi saksi perjuangannya bertahan hidup.

“Pak, saya ikut merasakan bagaimana tinggal ditempat seperti. InsyaAllah, saya akan berjuang bersama teman teman partai PAN, baik di pusat maupun di daerah, agar tahun depan rumah bapak bisa segera direnovasi untuk layak ditinggali,” lanjut Fenus.

Pria yang pernah menjadi Ketua Perbakin OKU Timur ini menyebut, warga seperti Mang Mat ini seharusnya menjadi perhatian pemerintah daerah dan diprioritas diberi bantuan.

“Bantuan untuk warga yang miskin parah atau ektsrem haruslah tepat sasaran. Sungguh naif sekali, jika kita hanya berpikir untuk menurunkan angka kemiskinan, namun fakta dilapangan tidak berbuat, dan masih banyak warga yang memang butuh sekali uluran dan bantuan tapi seolah pemerintah tidak ada buat mereka,” katanya.

Bertahan Hidup dengan Mencari Sayur di Pematang Sawah

Mang Mat merupakan duda miskin yang memilih hidup tinggal seorang diri. Ia tidak ingin merepotkan anak anaknya yang sudah berumah tangga maupun yang belum menikah karena kondisinya tidak jauh dari dirinya, berada di bawah kemiskinan.

Padahal, dirinya yang sudah tua dan terkadang sakit sakitan. Selama ini untuk bertahan hidup harus mencari sayur, seperti sayur kangkung di sekitar pematang sawah milih warga sejauh 10 kilometer dengan melewati rawa yang cukup dalam.

“Kalau dapat sayur, bisa dijual. Kadang tidak menentu kalau bisa mendapatkan sayuran dan dijual bisa dapat uang Rp 10.000 sampai Rp 15.000. Terkadang tidak dapat jadi tidak makan, kalau ada uang sisa jual sayur kemaren itulah buat makan,” ucapnya tertunduk sedih.

Selain pekerjaan mencari sayuran, ia terkadang mencari pekerjaan lain membatu warga yang membutuhkan tenaganya, untuk bisa bertahan hidup bisa makan meskipun sesuap nasi. (Krisna)