Bukit Asam terima hak paten untuk CISEA dan “floating wetland”

Daerah470 Dilihat

Muara Enim–PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menerima sertifikat hak paten untuk aplikasi CISEA (Corporate Information System and Enterprise Application) dan struktur lahan basah buatan terapung (floating wetland).

Penyerahan sertifikat hak paten dilakukan oleh Direktur Paten, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, dan Rahasia Dagang Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Sri Lastami kepada Direktur Utama PTBA Arsal Ismail di Jakarta, Selasa.

Arsal mengatakan hak paten itu merupakan hasil kerja keras serta dedikasi, sehingga berkontribusi bagi lingkungan.

“Hak paten memberikan perlindungan hukum atas inovasi-inovasi kami dan membuka peluang besar untuk pengembangan lebih lanjut,” kata Arsal melalui keterangan di Jakarta, Selasa.

Arsal mengatakan CISEA adalah in-house super app yang dikembangkan secara mandiri oleh PTBA untuk digitalisasi pertambangan.

Sedangkan, floating wetland ialah metode yang dikembangkan PTBA untuk menghilangkan bahan pencemar seperti logam berat dan menetralkan air asam tambang.

CISEA pertama kali dikembangkan pada Oktober 2019 dan diluncurkan secara resmi pada Maret 2020. Manfaatnya sudah dirasakan oleh seluruh insan PTBA.

Seluruh kegiatan operasi mulai dari produksi di pertambangan hingga pelabuhan dapat dipantau secara real time melalui ponsel dengan CISEA.

Pada 2021, PTBA mendapatkan hak merek dan hak cipta untuk CISEA dan akhirnya pada 2024, mendapatkan hak paten.

Metode floating wetland mulai dikembangkan PTBA sejak 2011. Pada 2022, PTBA menjadi rujukan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam implementasi constructed wetland seiring dengan diundangkannya Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 5 Tahun 2022 tentang Pengolahan Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pertambangan dengan Menggunakan Metode Lahan Basah Buatan.

“Saya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual yang telah mendukung penuh upaya kami untuk mendapatkan hak paten ini,” ujar Arsal.

Hak paten tersebut diharapkan dapat menjadi pendorong bagi insan-insan PTBA untuk terus berinovasi.

“Ini merupakan titik tolak dari langkah-langkah besar dalam menjelajahi peluang baru, dan menciptakan karya yang lebih hebat lagi. Semangat inovasi diperlukan untuk mencapai visi menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan, sehingga PTBA dapat menghadirkan energi tanpa henti,” ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Sri Lastami mengatakan bahwa paten yang dihasilkan PTBA turut meningkatkan Global Innovation Index (Indeks Inovasi Global) Indonesia.

Ia berharap insan-insan PTBA terus membuat inovasi yang bermanfaat bagi kemajuan Indonesia.

Menurut dia, inovasi diciptakan karena adanya masalah yang timbul.

“Kita harapkan akan ada banyak lagi inovasi yang dihasilkan oleh PTBA dan juga bangsa ini, sehingga kita bisa menjadi negara dengan peringkat tinggi di dunia dengan jumlah inovasi yang banyak, apalagi dengan populasi Indonesia yang mencapai 270 juta jiwa,” ujar Sri. (ELWIN)