PTBA Gandeng UGM, Kembangkan Batu Bara Jadi Asam Humat

Daerah17 Dilihat

Reformasi Aktual//PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) menjalankan program penelitian dan pengembangan batu bara kalori rendah menjadi asam humat. Peluncuran prototype asam humat dilakukan di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) Peranap, Indragiri Hulu, Riau, dan selanjutnya akan dikembangkan untuk menuju pilot project.
Asam humat merupakan zat organik yang dicampurkan ke pupuk dan dapat membantu menyuburkan dan meningkatkan kualitas tanah dengan cara memperbaiki struktur, menjaga kelembaban, dan membantu tanaman menyerap nutrisi lebih baik.

PTBA Arsal Ismail menyatakan bahwa PTBA terus menjalankan transformasi untuk menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan. Untuk itu dibutuhkan pengembangan inovasi terkait hilirisasi batu bara untuk menghadapi tantangan masa depan

Penelitian dan pengembangan batu bara menjadi asam humat merupakan salah satu upaya kami menghadirkan produk turunan dari batu bara. Sehingga sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mendorong hilirisasi guna meningkatkan nilai tambah di dalam negeri,” kata Arsal dikutip Rabu (18/12/2024).

Arsal menambahkan, hilirisasi batu bara menjadi asam humat juga mendukung program Astacita pemerintah dalam hal swasembada pangan. Pengembangan batu bara menjadi asam humat akan membantu pemenuhan kebutuhan produk pupuk demi mendukung ketahanan pangan nasional untuk memberikan energi bagi generasi muda bangsa.

“Prototype asam humat ini adalah awal dari perjalanan panjang menuju pengembangan produk yang bernilai tinggi. Kami optimis bahwa inovasi ini akan memberikan manfaat tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.

Koordinator Tim Peneliti UGM Prof. Dr. Ferian Anggara mengatakan bahwa hasil riset awal menunjukkan batu bara kalori rendah dari IUP Peranap dapat menghasilkan asam humat yang berkualitas.

“Asam humat yang dihasilkan dari batu bara kalori rendah dapat meningkatkan kesuburan tanah, menstabilkan, dan memperbaiki tanah. Dengan produksi asam humat, kita dapat memanfaatkan lahan-lahan kritis. Kita bisa menggunakan komposisi asam humat untuk penambah unsur hara dan menyesuaikan kadar pH tanah,” ucapnya.

Ferian berharap agar kolaborasi PTBA dan UGM dapat menghasilkan inovasi yang memperluas pemanfaatan batu bara, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Semoga dengan inovasi yang kita ciptakan, sumber daya batu bara yang luar biasa besar di Indonesia dapat kita manfaatkan untuk kemakmuran rakyat Indonesia,” tutupnya.

Sebagai informasi, peluncuran prototype asam humat dihadiri VP Pengembangan Hilirisasi PTBA Dahlia, GM PTBA Unit Pertambangan Ombilin Yulfaizon B Dahlioes, Koordinator Hubungan Komersial Batubara Kementerian ESDM Ayi Ruhiat Sukartin, Penyelidik Ahli Media Kementerian ESDM Ginanjar Rahmat, Camat Peranap Yusri Erdi,SVP IFRI PT Pupuk Indonesia yang diwakili Wahyudi; SVP Transformasi Bisnis PT Pupuk Sriwidjaja yang diwakili Virlianda Sysmita dan unsur Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Ari Widiastuti, dan lainnya.(Elwin)