

Reformasiaktual.com//Kota Tasikmalaya-Menurut kamus besar Indonesia, simposium adalah pertemuan dengan beberapa pembicara yang mengemukakan Gagasan atau Diskusi Tentang topik tertentu atau tentang beberapa aspek dari topik yang sama.
Artinya, setiap pembicara menyampaikan Gagasan tentang suatu hal menurut pandangannya masing masing.
Secara umum, tujuan diadakannya simposium adalah untuk menguraikan serta memaparkan berbagai aspek yang berbeda terkait suatu permasalahan atau topik tertentu dan membagikannya kepada pihak yang membutuhkan informasi.
Komunitas Ruang Berpikir Nusantara ( KRBN ) Senin 10 Maret 2025 Mengadakan Simposium Dengan mengangkat Thema ” Peran Pemuda Kota Tasimalaya dalam Memberikan solusi dan Rekomendasi Atas Permasalahan Di Kota Tasikmalaya ” .
Simposium ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi Ramadhan yang didampingi oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), Wakil Kepala Polresta Tasikmalaya, serta perwakilan dari Komando Distrik Militer (Kodim) 0612 Tasikmalaya.
Selain itu, turut hadir para pengamat politik, pegiat politik, akademisi, dan Owner Sera Sani Foundation yang memberikan pandangan mereka terhadap kondisi dan tantangan yang dihadapi Kota Tasikmalaya.
Selain unsur pemerintahan dan akademisi, acara ini juga dihadiri oleh para pemuda aktivis yang mewakili berbagai bidang. Seperti Bidang sosial, pendidikan, perempuan dan anak, tata ruang, serta Bidang lingkungan.
Mereka bertindak sebagai penanggap dalam sesi diskusi yang berlangsung dinamis dan penuh gagasan.
Dalam sambutannya, Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan, mengapresiasi inisiatif KRBN dalam menyelenggarakan forum diskusi ini. Menurutnya, kegiatan seperti ini dapat menjadi masukan berharga bagi Pemerintah Kota Tasikmalaya dalam merumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran.
“Saya sangat mengapresiasi adanya simposium ini. Ini bukan sekadar forum diskusi, tetapi merupakan ruang bagi kita semua untuk mendengar langsung aspirasi serta gagasan dari para pemuda dan berbagai elemen masyarakat. Saya juga ingin menegaskan bahwa saya bukan pemimpin yang anti kritik. Saya membuka diri terhadap berbagai masukan yang konstruktif demi mewujudkan visi Kota Tasikmalaya sebagai kota industri, jasa, perdagangan, religius, dan inovatif,” ujar Viman.
Sementara itu, Ketua DPP KRBN Rendi Rizki Sutisna Menegaskan bahwa hasil dari simposium ini akan menjadi dokumen rekomendasi yang diserahkan kepada Pemerintah Kota Tasikmalaya. Rekomendasi tersebut diharapkan dapat membantu dalam mengatasi berbagai isu yang ada di kota ini.
“Kami berharap hasil diskusi ini dapat menjadi landasan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan yang lebih tepat. Kami berupaya mengakomodasi berbagai perspektif dari para aktivis dan akademisi untuk merumuskan solusi konkret terhadap berbagai permasalahan di Tasikmalaya,” kata Rendi.
Dalam sesi diskusi ini sejumlah isu strategis diangkat. Antara lain peningkatan kualitas pendidikan di daerah, upaya pemberdayaan perempuan dan anak, pengelolaan lingkungan yang lebih berkelanjutan, serta perencanaan tata ruang kota yang lebih efisien dan ramah terhadap masyarakat.
Dharma Eka Yudiawan