Air Mata Ramadhan di Masjid Al-Falah: Ketulusan yang Menyentuh Hati

Daerah29 Dilihat

Reformasiaktual.com//Langit senja di Desa Tatebal, Kecamatan Lenangguar, Sumbawa, seakan berbisik lembut saat azan Magrib berkumandang. Hembusan angin yang membawa aroma tanah basah selepas hujan menjadi saksi bisu hadirnya Wakil Bupati Sumbawa, Drs. H. Mohamad Ansori, dalam Safari Ramadhan yang penuh makna, Senin (10/3/2025).

Di pelataran Masjid Al-Falah yang sederhana, ratusan pasang mata menanti. Wajah-wajah penuh harap menyambut rombongan dari Pemerintah Daerah. Ada yang berdiri di tepi masjid dengan baju lusuh, ada pula anak-anak kecil yang menatap dengan polos, menggenggam erat tangan ibunya.

Dalam suara yang bergetar oleh ketulusan, Wakil Bupati menyampaikan bahwa Safari Ramadhan bukan sekadar kunjungan seremonial. Ini adalah jembatan hati, yang mendekatkan pemimpin dengan rakyatnya, mendengar rintihan mereka yang selama ini hanya tersampaikan lewat doa. “Kami ingin lebih dekat, ingin mendengar langsung apa yang menjadi harapan dan kesulitan kalian,” ujarnya, suaranya sedikit parau, terhanyut oleh suasana.

Tak hanya bicara tentang pemerintahan, Wabup juga mengingatkan bahwa pembangunan sejati bukan sekadar membangun infrastruktur, tetapi juga membangun jiwa dan peradaban. “Kita harus menjaga keseimbangan dengan alam, merawat hutan yang semakin gundul, seperti kita menjaga hati agar tak kosong dari iman,” katanya, lirih. Seorang bapak tua di barisan depan mengangguk pelan, mungkin teringat pohon-pohon yang dulu menaungi masa kecilnya, kini hilang entah ke mana.

Sementara itu, Ustadz Madroni, dalam tausiyahnya, menitikberatkan betapa Ramadhan bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan luka di hati, menjaga lisan agar tak menyakiti. “Bacalah Al-Qur’an, karena di dalamnya ada obat bagi jiwa yang letih,” pesannya. Seorang ibu muda di pojok masjid diam-diam menghapus air mata, mungkin mengingat kata-kata yang pernah menyakiti seseorang, atau sebaliknya, luka-luka yang pernah ia terima.

Kemudian, momen yang paling menggetarkan tiba. Wakil Bupati menyerahkan bantuan: Rp. 15.000.000 untuk Masjid Al-Falah, Rp. 10.000.000 untuk Masjid At-Taqwa, mushaf Al-Qur’an dari Kemenag, serta paket berkah Ramadhan dari BAZNAS. Saat amplop-amplop berisi bantuan berpindah tangan, seorang marbot masjid yang sudah renta menggigit bibirnya, menahan haru. Ia menunduk, tak ingin air matanya terlihat, tapi semua orang tahu—ini bukan sekadar bantuan. Ini adalah jawaban dari doa-doa panjang yang pernah ia panjatkan dalam sepinya malam.

Malam itu, di bawah langit yang mulai menggelap, ada yang berbeda di Masjid Al-Falah. Bukan hanya tentang uang yang diberikan, tetapi tentang hati yang dipertemukan, harapan yang dinyalakan, dan kehangatan yang dibiarkan tumbuh di tengah dinginnya dunia.

Ramadhan adalah tentang berbagi, dan malam itu, di Desa Tatebal, cinta telah dibagikan dengan cara yang paling indah: dengan tulus, hingga air mata pun jatuh tanpa diminta.

Penulis:Mulyadi,S.Pd,C.IJ,C.PW,C.PS,C.HL