



Reformasiaktual.com //Bandung Barat-
Lembang – Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke 53 di Imah Seniman Resort, Kamis (21/04/2025).
Rapat Anggota Tahunan (RAT) dilaksanakan selama tiga hari mengundang seluruh peternak untuk mendengarkan penyampaian dan pertanggungjawaban dalam satu tahun terakhir, baik laporan keuangan, pencapaian Koperasi serta kendala dan solusi yang dihadapi.
Ketua KPSBU Lembang, Dedi Setiadi menyampaikan, Koperasi memiliki kewajiban untuk melaporkan pertanggungjawaban pengurus sesuai dengan AD/ART dan UU Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian.
“Dalam aturan disebutkan paling tidak satu tahun sekali untuk menggelar RAT dan melaporkan pertanggungjawaban di bidang keuangan, operasional, kebijakan dan lainnya,” tuturnya.
Rapat anggota tahunan (RAT) yang dilangsungkan selama tiga hari ini, melaporkan berbagai kinerja di tahun sebelumnya, juga dijabarkan berbagai rencana kerja anggaran pendapatan dan belanja satu tahun ke depan.
“Semua rencana kerja disusun dalam rapat ini dan menjadi acuan untuk kerja KPSBU satu tahun ke depan,” jelasnya.
Untuk pengembangan usaha, akan dilakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan keuntungan, salah satunya menciptakan berbagai produk, dari penambahan jens maupun jumlahnya. Selain itu juga melakukan pengadaan sapi untuk bibit, perluasan pemasaran serta peningkatan produktifitas.
“Salah satu kendala yang dihadapi saat ini, salah satunya terbatasnya lahan untuk ketersediaan pakan rumput dan ini harus di dorong ke pemerintah,” Harapannya.
Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail menyampaikan apresiasi kepada pengurus dan anggota KPSBU Lembang atas dedikasi mereka dalam menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
Bupati menekankan pentingnya Rapat Anggota Tahunan (RAT) sebagai forum demokratis untuk pengambilan keputusan koperasi.
Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail juga menyoroti peran vital sektor peternakan sapi perah bagi perekonomian di Kabupaten Bandung Barat.
Menurutnya wabah PMK tahun 2022 sempat menurunkan populasi sapi perah menjadi sekitar 26.723 ekor (dengan 51% di antaranya milik anggota KPSBU Lembang), produksi susu kini stabil di angka 12-15 liter per ekor per hari.
Pemerintah Bandung Barat berkomitmen meningkatkan produksi susu melalui berbagai dukungan teknis dan kebijakan, dengan membentuk,” Satgas Penanganan PMK yang baru dibentuk terdiri dari unsur Pemda, TNI, Polri, Koperasi, asosiasi peternakan, dan swasta.
Tugas satgas ini akan fokus pada pencegahan penyebaran PMK melalui vaksinasi (26.000 dosis vaksin telah disiapkan), konsultasi kesehatan ternak, penyediaan desinfektan (600 liter), vitamin B Comp (600 strip), dan APD (1.000 unit).
“Pemerintah daerah berkomitmen memberantas PMK dan memastikan kesejahteraan peternak, sesuai visi Kabupaten Bandung Barat yang ‘AMANAH’ (Agamis, Maju, Aspiratif, Nyaman, Adaptif, dan Harmonis),” Terangnya.
Selain penanganan PMK, Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail juga merencanakan masalah pengelolaan limbah kotoran hewan. Pemda akan mengambil langkah-langkah strategis yang dapat mempercepat pemulihan sektor peternakan memberikan perekonomian positif untuk kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.
Journalist Aan Iyus RA***