Rajapolah, Kab. Tasikmalaya – 28 Mei 2025- Yayasan Peduli Untuk Sesama, sebuah lembaga sosial kemanusiaan yang memiliki misi membantu masyarakat dalam berbagai permasalahan sosial, kembali menegaskan komitmennya dalam melakukan advokasi dan pendampingan terhadap warga tidak mampu. Salah satu bentuk konkret dari pelayanan ini adalah membantu warga dalam mendapatkan akses terhadap jaminan sosial seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS) berbasis Penerima Bantuan Iuran (PBI).
Kasus yang kini disorot adalah Ibu Mimin Aminah (67 tahun), warga Desa Rajapolah, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, yang hingga saat ini belum terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)—sebuah persyaratan penting dalam pengajuan KIS PBI. Padahal, Ibu Mimin merupakan seorang lansia yang hidup sederhana di rumah kontrakan bersama anaknya, tanpa penghasilan tetap, dan sudah tidak memiliki suami sejak satu tahun terakhir.
Pihak yayasan, setelah menerima laporan warga, segera melakukan pengecekan langsung ke lapangan dan mengonfirmasi kepada Kesra Desa Rajapolah, yang merupakan unit yang menangani pengusulan data sosial. Namun, seperti disampaikan oleh Iwan, perwakilan desa, saat ini pengajuan DTKS melalui sistem SIKS-NG sedang dalam masa pembaruan. Proses ini menyebabkan tertundanya pengusulan data baru.
“Kami tidak bisa menunggu sistem sepenuhnya pulih, karena sakit tidak bisa ditunda. Dalam keadaan seperti ini, seharusnya ada jalan keluar atau jalur darurat bagi warga yang sangat membutuhkan,” ujar Redi, tim pendamping dari Yayasan Peduli Untuk Sesama.
Lebih lanjut, Redi menekankan pentingnya peran aktif dari perangkat desa serta kolaborasi antara masyarakat sipil dan organisasi sosial dalam pendeteksian dini terhadap warga miskin yang layak dibantu.
“Kami berharap pihak desa tidak hanya terpaku pada sistem teknis, tetapi juga tanggap dan proaktif. Bila perlu dilakukan pendataan ulang langsung ke lapangan agar tidak ada warga rentan yang terlewat,” tambahnya.
Redi juga menyayangkan keterlambatan dalam pendataan DTKS atas nama Ibu Mimin, padahal kondisi beliau sangat memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan.
“Harusnya sejak dulu sudah terdata. Beliau ini lansia, tidak bekerja, hidup di kontrakan ikut anak. Ini jelas perlu perhatian khusus,” ujarnya.
Meski begitu, Redi memberikan apresiasi atas respon cepat pemerintah desa yang langsung melakukan kunjungan ke rumah Ibu Mimin setelah menerima laporan dari pihak yayasan.
“Kami mengapresiasi langkah cepat pihak desa yang langsung menjenguk Ibu Mimin, dan menyampaikan kondisi serta kendala sistem yang sedang dihadapi. Ini bentuk empati yang perlu dipertahankan,” tegasnya.
Redi juga menambahkan bahwa kebijakan dan komitmen Pak Gubernur Jawa Barat, yang selama ini dikenal aktif turun langsung ke lapangan dan dekat dengan rakyat, seharusnya dapat menjadi inspirasi dan diimplementasikan secara nyata hingga ke tingkat desa.
“Pak Gubernur sudah menunjukkan bukti konkret bahwa beliau peduli dan merasakan langsung kondisi masyarakat. Harusnya semangat ini diaktifkan juga di daerah, agar program-program beliau benar-benar bisa dirasakan oleh masyarakat bawah,” ujar Redi.
Ia menekankan bahwa pemimpin yang baik adalah yang hadir di tengah masyarakat, tidak hanya lewat kebijakan, tapi juga lewat tindakan nyata, terutama dalam memastikan warga rentan mendapatkan hak dan layanan sosial yang layak.
Kesaksian Ibu Mimin: “Kalau Sakit Tiba-Tiba, Harus Cepat Ada Bantuan”
Dalam wawancara yang dilakukan di kediamannya, Ibu Mimin mengaku telah mengalami sakit selama empat hari terakhir. Ia menderita nyeri pada kaki hingga tidak bisa berjalan, dan baru mendapat penanganan medis setelah dibawa ke Puskesmas pada pagi hari.
“Awalnya cuma sakit di kaki, enggak bisa jalan. Dipijit-pijit dulu, baru tadi bisa ke puskesmas. Kata dokter, asam urat sama gula darah,” ungkapnya.
Beliau berharap agar pengurusan KIS bisa segera dilakukan, karena kondisi kesehatannya bisa saja memburuk sewaktu-waktu dan membutuhkan rujukan ke rumah sakit.
“Bu Mimin cuma ingin bisa berobat dengan tenang. Kalau ada KIS, kan bisa dibantu pemerintah. Soalnya kalau sakit mendadak, enggak bisa nunggu lama,” tuturnya penuh harap.
📌 Kontak
Yayasan Peduli Untuk Sesama
Alamat: [Perum Griya Priangan Lestari suka laksana bungursari Kota tasikmalaya]
Kontak WA: [08112181933]
Email: [yayasanpeduliuntuksesama@gmail.com]