REFORMASIAKTUAL.COM // Majalengka, Jawa Barat-
Era digital telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam tata kelola pendidikan. Kepala SMAN 1 Sindangwangi, Ading, menunjukkan komitmennya dalam mendorong transparansi pengelolaan biaya operasional sekolah melalui penerapan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008.
“Transparansi bukan hanya tuntutan zaman, tapi kewajiban moral dan hukum,” tegas Ading saat ditemui di ruang kerjanya. Menurutnya, masyarakat, khususnya orang tua siswa, berhak mengetahui bagaimana dana operasional sekolah dikelola dan digunakan.
Kepala sekolah yang dikenal aktif ini menyadari pentingnya membangun kepercayaan publik terhadap institusi pendidikan melalui pengelolaan anggaran yang terbuka. Dengan dukungan era digital dan teknologi informasi, pihak sekolah memanfaatkan berbagai platform komunikasi seperti website sekolah, media sosial resmi, dan papan informasi digital untuk mempublikasikan laporan penggunaan dana secara berkala.
Dampak Positif Keterbukaan Informasi
Keterbukaan informasi publik, menurut Ading, tidak hanya memperkuat akuntabilitas, tetapi juga memberi ruang bagi partisipasi masyarakat. Dengan sistem e-budgeting dan pelaporan berbasis digital, masyarakat dapat ikut mengawasi dan memberikan masukan terhadap kebijakan sekolah.
“Bila masyarakat bisa melihat secara jelas ke mana uang dikelola, maka kepercayaan akan tumbuh. Keterlibatan mereka pun meningkat,” tambahnya.
Kementerian Keuangan dan berbagai lembaga pemerintahan lain telah menunjukkan bahwa digitalisasi dan transparansi dapat berjalan beriringan. Sekolah sebagai lembaga publik juga wajib mengadopsi hal serupa, apalagi menyangkut penggunaan dana dari masyarakat maupun pemerintah.
Tantangan Era Digital: Literasi dan Keamanan
Meski teknologi menawarkan kemudahan akses, tantangan juga muncul, terutama dalam hal literasi digital. Ading menegaskan pentingnya edukasi kepada warga sekolah dan masyarakat tentang cara membaca dan memahami informasi keuangan serta menghindari kesalahan tafsir.
“Literasi digital bukan hanya untuk siswa, tetapi juga untuk orang tua. Kami terbuka, tapi masyarakat juga harus memahami konteksnya,” ujarnya.
Selain itu, isu keamanan data dan potensi penyebaran misinformasi menjadi perhatian serius. Maka dari itu, seluruh informasi yang dikeluarkan sekolah dipastikan berasal dari sumber resmi dan dikelola oleh tim IT internal yang kompeten.
Komitmen Menuju Pendidikan yang Transparan dan Akuntabel
Dengan keterbukaan yang terus ditingkatkan, SMAN 1 Sindangwangi berharap bisa menjadi contoh bagi lembaga pendidikan lainnya dalam membangun pemerintahan kecil yang bersih, partisipatif, dan bertanggung jawab.
“Transparansi itu bukan tujuan akhir, tapi cara untuk mencapai pelayanan publik yang lebih baik,” tutup Ading.
Penulis: W. Gunawan
Media: Reformasi Aktual
Editor: Redaksi Reformasi Aktual