Bukittinggi, Reformasiaktual.com – Polemik penerimaan siswa baru yang terjadi di kota Bukittinggi sehingga salah satu SMA di gembok warga, menjadi perhatian Walikota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias.
Ramlan Nurmatias dan Kapolresta Bukittinggi Kombes Pol Rully Indra Wijayanto langsung mengunjungi sekolah yang digembok warga, Selasa (15/7).
Permasalahan ini dipicu oleh adanya anak kemenakan (red : anak dan keponakan) di sekitar lokasi sekolah yang tidak diterima bersekolah di SMA terdekat.
“Saya dan Kapolresta Bukittinggi mengunjungi SMA 5 untuk melihat penerimaan siswa baru, kebetulan ada masyarakat di sekitar sini yang tidak diterima sekolah, ini yang jadi masalah, ” ujar Ramlan.
Ramlan juga mengatakan,” bahwa dulunya SMA 3, SMA 4, dan SMA 5 dihibahkan oleh masyarakat untuk dunia pendidikan, memang dulunya ada perjanjian antara pemerintah daerah dengan masyarakat untuk memfasilitasi anak-anak di lingkungan sekitar untuk sekolah di tempat ini.”
“Karena perubahan Undang-Undang, maka kewenangan sekolah ditarik ke Provinsi, maka Pemerintah Daerah menyerahkan ke Provinsi, saat ini berubah proses penerimaan siswa dengan sistem online,” kata Ramlan.
Saya juga sudah menelpon Gubernur dan Kapolri, karena kewenangan ada di Provinsi, saya minta bantu ke Gubernur.
Saya lihat masyarakat dan pemuda tidak menghambat proses belajar di sekolah, siswa di sekolah tetap belajar seperti biasa, masyarakat menyampaikan kepada saya keluhan dan kendala mereka.
Saya berharap ada solusi dari Gubernur dan Kementrian, sehingga permasalahan seperti ini tidak terulang lagi ke depannya.
(Adju)