Meriah! Milangkala ke-7 Padjajaran Anyar, UMKM Lokal Ikut Terangkat

Entertainment150 Dilihat

Sukabumi – Paguyuban Padjajaran Anyar Sukabumi kembali menggelar perayaan milangkala (ulang tahun) yang ke-7 pada Selasa (15/7/2025). Tahun ini, perayaan berlangsung jauh lebih semarak dibanding tahun-tahun sebelumnya, dengan dukungan kuat dari masyarakat dan komunitas budaya.

Kegiatan berlangsung meriah dengan beragam pertunjukan kearifan lokal, bazar UMKM, dan wahana permainan rakyat yang berhasil menarik perhatian warga dari berbagai penjuru.

Ketua Paguyuban Padjajaran Anyar, Abah Firman Hidayat, mengatakan bahwa semangat gotong royong menjadi kunci suksesnya acara tahun ini.

“Alhamdulillah, dibanding tahun lalu, tahun ini jauh lebih meriah. Ada bazar UMKM lokal dan wahana permainan untuk masyarakat. Semua ini murni dari semangat gotong royong,” ungkapnya.

Namun di balik kemeriahan tersebut, Abah Firman menyoroti minimnya dukungan dari pihak pemerintah. Ia menyebut, hanya Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disbudpora) Kabupaten Sukabumi yang memberi bantuan, itupun dengan nilai yang lebih kecil dibanding tahun sebelumnya.

“Kalau dari pemerintah, sebagian besar masih kurang support. Hanya Disbudpora yang bantu, dan anggarannya pun turun dari 7 juta ke 6 juta,” jelasnya.

Untuk menutupi kekurangan dana, panitia menggandeng pihak swasta dan pengelola wahana permainan. Tanpa inisiatif tersebut, Abah Firman yakin acara tak akan terlaksana.

“Yang menutup kekurangannya itu dari wahana. Kalau nunggu pemerintah, enggak akan jalan acaranya,” tegasnya.

Ia berharap ke depan, pemerintah lebih aktif mendukung penggiat budaya lokal yang dengan segala keterbatasan tetap konsisten menjaga tradisi.

“Saran kami dari komunitas Padjajaran, tolong pemerintah jangan hanya hadir ketika acara besar-besaran. Giliran penggiat kecil seperti kami minta dukungan, susahnya luar biasa,” kritiknya.

Meski demikian, semangat kolaborasi antar pelaku budaya justru semakin kuat. Puncak acara yang akan digelar 27 Juli mendatang dipastikan akan dihadiri komunitas budaya dari berbagai penjuru Nusantara, termasuk dari Betawi, Dayak Sagandu, hingga tiga kasepuhan adat: Cipta Mulya, Einar Resmi, dan Gelar Alam.

“Alhamdulillah, meski dengan segala keterbatasan, solidaritas antar komunitas budaya sangat luar biasa. Kita tunjukkan bahwa pelestari budaya tetap hidup dan kuat,” tutup Abah Firman.

Asep