BANDUNG – Di tengah meningkatnya kekhawatiran masyarakat terhadap maraknya aksi unjuk rasa yang berujung anarkis, serta kemunculan kembali kelompok-kelompok yang mengusung paham Anarko di beberapa wilayah Indonesia, Pemilik Pondok Pesantren Al-Falah, KH. Ahmad Syuk Rillah, angkat suara.
Pesan Damai dari Pesantren Al-Falah
Dalam sebuah pertemuan terbuka yang digelar di lingkungan pesantren pada Selasa (24/9/2025), KH. Ahmad Syuk Rillah menegaskan penolakannya terhadap segala bentuk aksi demonstrasi yang berujung pada kekerasan, perusakan fasilitas umum, serta tindakan provokatif yang meresahkan masyarakat.
“Aspirasi boleh disampaikan, kritik boleh dilakukan, tapi semua harus dalam koridor damai, santun, dan bermartabat,” ujarnya di hadapan ratusan santri, tokoh masyarakat, dan aparat keamanan.
Menurutnya, Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin tidak pernah membenarkan kekerasan sebagai jalan menyelesaikan masalah. Ia menekankan pentingnya dialog, musyawarah, dan edukasi dalam memperjuangkan keadilan.
Sorotan terhadap Gerakan Anarko
KH. Ahmad Syuk Rillah secara khusus menyoroti keberadaan kelompok Anarko yang dianggap menyimpang dari nilai demokrasi dan berbahaya bagi generasi muda.
“Gerakan Anarko adalah bentuk penyimpangan. Mereka tidak membawa solusi, justru menanamkan benih kekacauan. Tindakan mereka tidak bisa dibenarkan dalam sudut pandang hukum, agama, maupun budaya,” tegasnya.
Ia menilai narasi yang disebarkan kelompok tersebut melalui media sosial maupun jaringan bawah tanah dapat menjerumuskan pemuda pada paham radikal dan anarkis.
Imbauan untuk Generasi Muda dan Santri
KH. Ahmad Syuk Rillah berpesan agar santri dan pemuda tidak mudah terprovokasi.
“Santri hari ini adalah pemimpin masa depan. Jangan terjebak dalam gerakan yang menjanjikan perubahan, tapi melalui jalan kekerasan. Itu bukan jalan Rasulullah, bukan pula jalan para ulama kita terdahulu,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa Jawa Barat, sebagai daerah dengan tradisi religius yang kuat, harus dijaga dari pengaruh ideologi asing yang tidak sejalan dengan nilai kebangsaan dan keislaman.
Dukungan dari Aparat dan Tokoh Masyarakat
Pernyataan KH. Ahmad Syuk Rillah disambut positif oleh aparat keamanan dan tokoh masyarakat.
Kanit 1 Subdit V Dit Intelkam Polda Jabar menyampaikan apresiasi atas kontribusi ulama dalam menjaga stabilitas daerah.
“Peran tokoh agama, khususnya pimpinan pesantren, sangat penting dalam membina masyarakat agar tetap damai dan tidak terprovokasi,” ujarnya.
Tokoh masyarakat juga menilai pesantren harus terus menjadi pusat pendidikan karakter, tidak hanya dalam aspek keagamaan, tetapi juga kebangsaan dan cinta tanah air.
Menjaga Indonesia dari Radikalisme
KH. Ahmad Syuk Rillah menutup pernyataannya dengan ajakan menjaga persatuan bangsa.
“Negara ini milik kita bersama. Mari kita rawat dengan cinta, bukan dengan kebencian. Kita jaga dengan doa dan ilmu, bukan dengan batu dan api,” pungkasnya.
Dengan sikap tegas ini, Pondok Pesantren Al-Falah kembali menegaskan perannya sebagai garda moral masyarakat, mengedepankan nilai kedamaian, toleransi, serta cinta tanah air.