


Reformasiaktual.com//Bandung Barat
Parongpong – Hajat Desa yang merupakan salah satu bentuk tradisi adat sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen dan keberkahan yang diterima selama setahun terakhir.
Kegiatan ini tidak hanya memiliki nilai budaya yang tinggi, tetapi juga erat kaitannya dengan isu Ketahanan Pangan di tingkat Desa.
Dalam rangkaian acara, ditampilkan berbagai produk hasil pertanian lokal, termasuk hasil kebun, olahan makanan tradisional, dan pemanfaatan lahan pekarangan.
Masyarakat juga diberi edukasi mengenai pentingnya menjaga keberlanjutan pangan mandiri melalui pemanfaatan sumber daya lokal. Kegiatan ini menjadi momen penting dalam memperkuat solidaritas warga, sekaligus menggugah kesadaran kolektif akan pentingnya kemandirian dan ketahanan pangan Desa.
Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, baru saja merayakan Hajat Desa 2025 sekaligus hari Milangkala Desa yang ke-170 dengan penuh khidmat melalui sebuah Hajat Desa, Sabtu – Minggu, 11-12 Oktober 2025.
Acara ini bukan sekadar perayaan angka, melainkan suatu perwujudan nyata dari semangat kebersamaan, kekompakan, dan rasa syukur masyarakat Desa Cihideung
Camat Parongpong H.Herman Permadi AP, bahkan memberikan apresiasi tinggi, menyebutnya “keren” dan mendorong agar lebih banyak Desa di Kecamatan Parongpong umumnya di Kabupaten Bandung Barat menyelenggarakan kegiatan serupa.
Hajat Desa sekaligus Milangkala Desa Cihideung ke-170, Cihideung terasa istimewa. Udara dipenuhi aroma harum sesaji dan hidangan khas daerah. Riuh rendah percakapan dan gelak tawa warga menggambarkan keakraban yang terjalin erat.
Di tengah hiruk-pikuk perayaan, tersirat pesan mendalam tentang sejarah dan perjuangan para leluhur,” ungkapnya.
Kepala Desa Cihideung, Ade Obih menekankan pentingnya Hajat Desa dan Milangkala Desa, sebagai pengingat akan sejarah berdirinya Desa, perjuangan para pendiri, dan tokoh-tokoh penting yang telah mengukir jejaknya.
Kepala Desa Ade Obih,” juga mengajak para generasi muda untuk merenungkan bagaimana para pendahulu mereka, dengan peralatan seadanya, bergotong-royong membuka dan membangun Desa Cihideung ini.
“Bayangan cangkul yang membelah tanah, keringat yang membasahi dahi, dan semangat juang yang membara tergambar jelas dalam setiap cerita yang terlontar,” ungkap Kepala Desa Cihideung Ade Obih.
Menurutnya, perayaan ini bukan hanya sekadar seremonial. Hajat Bumi inI merupakan manifestasi rasa syukur atas anugerah yang diterima, atas keberlangsungan Desa, dan atas warisan nilai-nilai luhur yang dijaga turun-temurun.
“Hajat Desa dan Milangkala Desa ke-170 menjadi perekat yang menghimpun seluruh elemen masyarakat, menyatukan mereka dalam satu ikatan persaudaraan yang kuat,”Ujarnya.
Melalui acara ini, lanjut Ade Obih, nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia terpatri lebih dalam di hati sanubari setiap warga Desa Cihideung.
“Semoga semangat ini terus berkibar, menginspirasi Desa-desa lain untuk turut melestarikan tradisi luhur dan mempererat tali persaudaraan. Semoga Desa Cihideung semakin maju dan berkembang, tetap kokoh berdiri di atas pondasi sejarah dan kebersamaan yang telah terbangun selama 170 tahun,” pungkasnya.
Suasana penuh suka cita mewarnai Lapangan Perum Graha Puspa, Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Ribuan warga tumpah ruah mengikuti “Hajat Desa Cihideung 2025” yang juga menjadi momentum Milangkala Desa Cihideung ke-170.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini menampilkan berbagai rangkaian acara seperti senam sehat, jalan santai, pameran UMKM, serta puncak hiburan wayang golek Giri Harja 3 ki dalang kondang Dadan Sunandar Sunarya.
Ketua Panitia Pelaksana, Ason, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk rasa syukur sekaligus ajang mempererat kebersamaan warga.
“Ini hajat Desa yang ke-3 sejak tradisi ini digalakkan kembali. Seperti biasa, warga sangat antusias menampilkan berbagai kreasi seni dan budaya dari tiap RW.
Tahun ini lebih meriah karena jumlah peserta dan karya yang ditampilkan meningkat signifikan,” ujarnya.
Menurut Ason, selain menghadirkan kesenian tradisional seperti sapi Buhun yang kini sudah dikenal secara nasional acara juga dimeriahkan oleh 140 pelaku UMKM lokal.
Mereka menjajakan berbagai produk unggulan mulai dari kuliner, kriya, hingga hasil pertanian.“Alhamdulillah, tahun ini kita bisa menampilkan lebih banyak karya warga. UMKM juga tumbuh pesat, ada sekitar 140 peserta. Ini bukan sekadar hiburan, tapi juga jadi ruang bagi masyarakat untuk bangkit secara ekonomi,” tambahnya.
Momentum Hajat Desa sekaligus Milangkala Desa Cihideung ke-170 juga menjadi ajang refleksi sejarah bagi masyarakat Cihideung. Melalui musyawarah bersama tokoh masyarakat dan pemerintahan Desa, ditetapkan bahwa hari jadi Desa Cihideung jatuh pada 29 September 2025.
“Kita menelusuri sejarah Desa sejak sebelum pemekaran tahun 1985, termasuk mencari nama Kepala Desa pertama. Dari hasil kesepakatan bersama, akhirnya kita tetapkan usia Desa ini sudah mencapai 170 tahun,” tutupnya.
Journalist Aan Iyus RA***







