Reformasiaktual.com//Garut,-Ucapan dan sikap arogan pengelola PKBM AT Taqwa, Ajat, yang sempat viral karena menantang pejabat Dinas Pendidikan serta melecehkan wartawan, kini menuai kecaman dari berbagai kalangan di Kabupaten Garut.
Masyarakat menilai, tindakan Ajat tidak hanya mencoreng citra dunia pendidikan nonformal, tetapi juga menunjukkan indikasi adanya penyalahgunaan jabatan dan dana publik.
“Kalau benar dia mengelola lebih dari empat PKBM dan menjabat di SMK, itu sudah jelas monopoli. Harus ada audit dan penegakan hukum,” ujar salah satu tokoh pendidikan di Garut Selatan.
Ajat diketahui mengelola dana BOP senilai Rp 268 juta lebih untuk 220 warga belajar di PKBM AT Taqwa. Namun dari hasil penelusuran, indikasi penyalahgunaan dana dan kemewahan gaya hidup Ajat semakin memperkuat dugaan adanya penyelewengan.
Rumah megah, kendaraan pribadi, serta aset lain yang meningkat pesat sejak dirinya mengelola sejumlah PKBM, kini menjadi sorotan publik.
Bahkan, Ajat dengan enteng menyebut wartawan hanya ingin uang dan tidak takut pada pejabat Dinas Pendidikan.
Pernyataan ini memantik reaksi keras dari komunitas jurnalis di Garut yang menilai Ajat telah melecehkan profesi wartawan dan menghalangi tugas peliputan publik.
Masyarakat berharap Inspektorat Garut, Dinas Pendidikan, serta Ditkrimsus Polda Jabar segera mengambil langkah tegas dan memeriksa seluruh PKBM yang dikelola Ajat untuk memastikan tidak ada praktik penyalahgunaan dana negara.