KEPULAUAN SELAYAR//ReformasiAktual.com – Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Kepulauan Selayar melalui Inspektur Satu (Iptu) Jajang Solehuddin selaku Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Pasi’masunggu yang dikonfirmasi media ini membenarkan adanya Kapal Dewi Jaya 02 dengan GT 93 asal Muara Baru Jakarta yang rencananya akan memasang rumpong disekitar Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) namun belum tiba dilokasi lebih dahulu tenggelam akibat cuaca ekstrem diperairan Selayar selama dua hari terakhir.
Jajang Solehuddin menjelaskan,” Nakhodanya bernama Sun Hen (57) dengan alamat Gang Parapa Nomor 12 Cengkareng Jawa Barat. Baik istrinya Cen Tee dan Sun Hen sendiri menganut agama Hindu. Selanjutnya pada 03 Maret 2024 sekitar pukul 15.00 WIB berangkat dari Pelabuhan Muara Baru tujuan Lombok untuk mencari ikan dengan memasang rumpong. Adapun muatannya berupa batu, tali, daun kelapa, jaring serta sejumlah alat mancing dengan jumlah Anak Buah Kapal (ABK) sebanyak 35 orang sudah termasuk nakhodanya Sun Hen.
Kapal Dewi Jaya 02 diperkirakan tenggelam pada 09 Maret 2024 sekitar jam 03.00 Wita dengan posisi saat tenggelam dalam satelit pada lintang 6.30.11.40. Sun Hen juga mengakui jika semua ABKnya belum diketahui secara pasti akan keberadaannya. Mereka masih hidup atau sudah meninggal dunia. Apalagi katanya,” Dari total 34 ABK itu saya tidak menghafal secara pasti nama-nama mereka.” ungkapnya.
Mayat yang diduga sebagai korban tenggelamnya Kapal Dewi Jaya 02 itu ditemukan oleh dua (2) orang nelayan asal Dusun Balla Bulo Desa Bontobulaeng Kecamatan Pasi’masunggu Timur Kepulauan Selayar Propinsi Sulawesi Selatan pada Senin 11 Maret 2024 sekitar pukul 20.00 Wita. Mayat itu ditemukan dalam kondisi mengapung diperairan Dusun Pandang Desa Bontobulaeng.
Lelaki Utta bersama anaknya Andong yang pertama kali melihat mayat tanpa identitas itu saat akan melaut untuk mencari ikan. Ketika ditemukan kondisi mayat itu sedang mengapung dengan mengeluarkan bau menyengat serta dievakuasi ke pantai. Kemudian Utta melaporkan ke pihak pemerintah setempat. Dan sekitar jam 21.30 Wita, Pemerintah Desa, Kecamatan, Kepolisian dan Babinsa bersama tenaga kesehatan dari Puskesmas Ujung Jampea serta Rumah Sakit Pratama Jampea menuju lokasi ditemukannya mayat itu.
Merekapun melakukan identifikasi mayat lelaki yang sudah membengkak dan mengeluarkan bau tak sedap. Ia menggunakan baju kaos warna coklat lengang panjang dan celana kaos warna biru tua. ia juga menggunakan sebuah pelampung orange. Selanjutnya dibawa ke RS Pratama Jampea di Desa Bontobaru untuk memberikan penanganan medis sebelum dilakukan pemakaman.” ungkap Jajang Solehuddin via selulernya yang diterima malam ini sekitar pukul 18.00 Wita, Selasa 12 Maret 2024 jelang magrib tadi.
Kapolsek Pasi’masunggu menambahkan bahwa mereka mengalami kecelakaan setelah kapal yang bermuatan 34 ABK diterjang gelombang setinggi 2 meter yang disertai angin kencang dan badai hujan. Atas kejadian ini pemilik perusahaan mengalami kerugian yang diperkirakan mencapai Rp 20 miliar.” imbuh Jajang Solehuddin.
Kepala Desa Batang, H Andi Basri yang dikonfirmasi sekitar pukul 21.27 Wita malam ini juga mengemukakan jika diwilayah Kecamatan Taka Bonerate telah ditemukan sebanyak 11 orang korban tenggelamnya kapal asal Pelabuhan Muara Baru Jakarta pada 09 Maret lalu. 10 korban disekitar perairan Pulau Kayuadi dan satu (1) orang di Pasi’tallu.
Namun dari 10 korban yang ditemukan diperairan antara Pulau Kayuadi dan Pulau Kawuno dinyatakan sudah tak bernyawa 1 orang. Sehingga total korban yang berhasil dievakuasi sudah berjumlah 13 orang sudah termasuk yang ditemukan di Dusun Pandang Desa Bontobulaeng dan di Desa Massungke Jampea.
Mereka yang berhasil dievakuasi dan dinyatakan selamat sebanyak 8 orang yang saat ini masih dalam penanganan tenaga medis di Puskesmas Pasi’tallu. Diantaranya, Dian Kurniawan warga Magelang, Amirulhak (30) warga Wonokerto Jawa Tengah, M. Zaki Muntaha status lajang, Waryen asal Pekalongan Karanganyar, Tahmid asal Pekalongan, Amiluddin asal Pekalongan, Adi Bagus Panuntun asal Pekalongan, Septo Guntoro juga asal Pekalongan Jawa Tengah.
Kemudian Maulana Dwi Anggoro (23) asal Pekalongan dan Muh Musyakir asal Pekalongan dan terakhir yang dinyatakan meninggal dunia dan ditemukan di Desa Nyiur Indah diperkirakan seorang juru masak atau koki tanpa identitas. Korban ini telah kami kebumikan di Bonelambere Desa Nyiur Indah dengan disaksikan oleh dua orang kru kapal serta dihadiri dari Danpos TNI dan anggota Polsek Taka Bonerate.” ujar Camat Taka Bonerate via ponselnya.
(M. Daeng Siudjung Nyulle)