Kisah Kemanusiaan Kapolres Tapsel: Bawa Beras Sendiri untuk Warga Pra Sejahtera

TNI/Polri76 Dilihat

PADANG LAWAS UTARA – Dengan meneladani sahabat Nabi, Sayyidina Umar Bin Khattab RA, Kapolres Tapanuli Selatan (Tapsel), AKBP Yasir Ahmadi, SIK, MH, bawa sekarung beras sendiri untuk berikan langsung ke warga Pra Sejahtera.

Setiba di dekat Rumah warga Pra Sejahtera, AKBP Yasir menyusuri jalan setapak bawa sekarung beras dengan tangannya sendiri untuk bisa berbagi di bulan suci Ramadan yang penuh berkah ini.

Kisah mengharukan ini, terjadi di Desa Batu Gana, Kecamatan Padang Bolak Julu, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kamis (21/03/2024) sore, jelang berbuka puasa. AKBP Yasir, awalnya mendatangi kediaman Ibu Jelita Harahap, 30 Tahun.

Ibu Jelita, merupakan seorang janda, yang memiliki dua anak, Syifa dan Zikro. Anak-anak Ibu Jelita, juga masih terbilang kecil. Ibu Jelita, harus berjuang sendirian, membesarkan kedua anaknya usai suami tercintanya meninggal dunia.

Mendengar kabar adanya warga Pra Sejahtera, AKBP Yasir yang sedang menggelar program Ramadan Berkah Polres Tapsel, langsung datang ke Rumah Ibu Jelita. Di Rumahnya, Ibu Jelita menyambut AKBP Yasir dengan penuh suka cita.

“Sudah masak Ibu?” tanya AKBP Yasir mengawali perbincangan. Lantas, Ibu Jelita menjawab, bahwa ia sudah menanak nasi untuk berbuka puasa nanti. Namun, Ibu Jelita mengaku belum memiliki lauk.

Selain dari beras, AKBP Yasir juga membawa, minyak goreng, telur, dan gula pasir. Bahkan, AKBP Yasir pun sempat mengecek langsung tempat penanak nasi milik Ibu Jelita, yang ternyata isinya baru nasi saja.

“Baru nasi saja. Ini kami ada bawa beras, minyak goreng, gula, telur juga ada. Ibu masak (telur) nanti ya? Ini sedekah kami, Polres Tapanuli Selatan. Mudah-mudahan, bermanfaat. Sehat-semuanya ya. Semoga, anak-anaknya bisa bahagiakan Ibu nanti,” kata AKBP Yasir penuh haru.

Isak Tangis Pecah
Sebelum pulang, tak lupa, AKBP Yasir menyerahkan tali asih berupa uang tunai kepada Ibu Jelita. Seketika, tangis Ibu Jelita pecah menerima tali asih dari AKBP Yasir. AKBP Yasir berpesan, agar kiranya uang tersebut, dapat membantunya untuk beli baju Lebaran anak-anak Ibu Jelita.

“Ini untuk beli baju Lebaran anak-anak Ibu,” ungkap AKBP Yasir yang dibalas tangis sesenggukan dan ucapan terima kasih dari Ibu Jelita.

Kunjungan ke Rumah Ibu Saidnur
Berlalu dari kediaman Ibu Jelita, AKBP Yasir melanjutkan kunjungan ke kediaman warga Pra Sejahtera Lansia berusia 60 tahun, Ibu Saidnur Saimah Siregar. Sama dengan Ibu Jelita, AKBP Yasir datang membawa sendiri beras dan keperluan pokok lain ke Rumah Ibu Saidnur.

Di sana, Ibu Saidnur juga tak kuasa menahan tangisnya yang terus bercucuran menerima bahan pokok serta tali asih dari AKBP Yasir. Kata AKBP Yasir, Ramadan adalah bulan penuh berkah dan kebahagiaan. Sehingga, semua orang harus tetap berbahagia menjalani bulan suci ini.

Kisah Sahabat Rasulullah SAW
Kisah AKBP Yasir yang membawa beras sendiri, untuk membantu warga Pra Sejahtera bukan kali pertama. Namun, sudah terjadi di beberapa titik selama program Ramadan Berkah berlangsung. Kisah ini, juga mengingatkan pada sahabat Rasulullah SAW, Sayyidina Umar bin Khattab RA.

Di mana, sewaktu Sayyidina Umar menjadi Khalifah, ia sempat menemukan seorang Ibu yang memasak batu, untuk anak-anaknya yang sedang lapar. Ibu yang tak memiliki apapun ini, mencoba mengelabui anak-anaknya, dengan berpura-pura memasak, padahal isi masakannya adalah batu.

Kala itu, Khalifah Umar bersama pengawalnya tengah berkeliling Kampung guna melihat kondisi rakyatnya sendiri. Ternyata, di perjalanan, Khalifah Umar, selaku Umara’ (pemerintah) tertinggi umat Muslim saat itu, menyaksikan kejadian memilukan Ibu tersebut bersama anak-anaknya.

Sontak, Khalifah Umar yang terkenal tegas, namun memiliki hati yang lembut nan penyayang ini segera pulang dan mengambil sekarung gandum. Gandum itu, Khalifah Umar serahkan sendiri ke Ibu tersebut, agar anak-anaknya bisa makan.

Meski mendapat tawaran dari pengawalnya untuk membawa gandum, Khalifah Umar menolak. Khalifah Umar tetap bersikeras memikulnya sendiri. Sebab menurutnya, memikul gandum jauh lebih ringan dibanding siksa Allah SWT di akhirat kelak.

Aks