Reformasiaktual.com//Emiten pertambangan batu bara BUMN PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) pada semester I/2024 mencetak laba bersih Rp2,03 triliun.
Hal itu berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Kamis (01/08/2024), Bukit Asam membukukan pendapatan Rp19,64 triliun pada semester I/2024. Realisasi itu naik 4,15% year-on-year (yoy) dari Rp18,58 triliun per akhir Juni 2023.
Walau demikian, beban pokok pendapatan PTBA naik 10,02% secara tahunan menjadi Rp16,23 triliun pada semester I/2024.
Pos yang mengalami kenaikan antara lain jasa penambangan dari Rp4,42 triliun menjadi Rp5,03 triliun dan jasa angkutan batu bara dari Rp4,05 triliun menjadi Rp4,36 triliun.
Sejalan dengan kenaikan beban pokok pendapatan, laba bruto PTBA tergerus 16,96% yoy menjadi Rp3,40 triliun per akhir Juni 2024.
Sementara itu, PTBA membukukan penghasilan lainnya Rp406,76 miliar pada semester I/2024. Posisi itu mencerminkan pertumbuhan 51,36% dari Rp269,38 miliar periode yang sama tahun lalu.
Dengan demikian, PTBA membukukan laba bersih Rp2,03 triliun pada semester I/2024. Pencapaian tersebut turun 26,76% secara tahunan dari Rp2,77 triliun periode akhir Juni 2023.
Niko Chandra, Corporate Secretary Bukit Asam sebelumnya menjelaskan bahwa terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi bisnis batu bara di tahun ini. Salah satunya adalah fluktuasi harga batu bara.
“Fluktuasi tersebut dipengaruhi keseimbangan permintaan – penawaran dan perekonomian negara-negara pengguna batu bara terbesar seperti Tiongkok dan India,” ujarnya, Kamis (18/07/2024).
Selain itu, sambung Niko, industri batu bara juga dipengaruhi dinamika harga komoditas energi lain yang merupakan substitusi hingga situasi geopolitik.
“Atas kondisi tersebut, PTBA berusaha untuk tetap agile dan cepat tanggap dalam menghadapi kondisi-kondisi eksternal,” jelasnya.
Di lain sisi, PTBA tercatat tengah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kapasitas angkutan batu bara untuk mempercepat monetisasi cadangan batu bara.
Juga sebelumnya, Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengatakan peningkatan kapasitas angkutan merupakan langkah strategis untuk mendukung kinerja PTBA. Pada 2024, PTBA menargetkan produksi batu bara sebesar 41,3 juta ton, dengan penjualan 43,1 juta ton, dan angkutan 33,7 juta ton.
Untuk memenuhi target tersebut, PTBA bekerja sama dengan PT Swarnadwipa Dermaga Jaya (SDJ), anak perusahaan PT Titan Infra Energy Group yang bergerak di bidang jasa pelabuhan muat batu bara. SDJ akan menyediakan jasa logistik untuk pengangkutan batu bara dari Pelabuhan Muat Sungai Musi sampai ke mother vessel di Pelabuhan Tanjung Kampeh.
Volume pengangkutan batu bara ditargetkan mencapai sekitar 2,5 juta ton tahun ini. “Kerja sama ini bertujuan meningkatkan realisasi pengangkutan dan penjualan batu bara PTBA, sehingga secara langsung dapat memberikan nilai tambah ke perusahaan,” jelas Arsal. ( Elwin/Ramansah)