24 Tersangka Pengedar Narkotika Jenis Sabu, Ganja, Tembakau Sintetis dan Obat Keras Terbatas Diringkus Polisi

TNI/Polri49 Dilihat

Reformasiaktual.com//Sebanyak 24 tersangka pengedar narkotika jenis sabu, ganja, tembakau sintetis, dan Obat Keras Terbatas (OKT) diringkus oleh jajaran Satuan Narkoba Polres Cimahi dalam kurun waku satu bulan.

Mereka diringkus di berbagai wilayah di daerah Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat (KBB).

“Sat Narkoba berhasil mengamankan 24 tersangka terkait dengan narkoba, baik sabu-sabu, ganja, tembakau sintetis, psikotropika, maupun OKT,” kata Kapolres Cimahi, Tri Suhartanto, Rabu (23/10/2024).

Kapolres Cimahi mengungkapkan, terdapat berbagai modus penyebaran narkotika berbagai jenis tersebut. Mulai dibungkus permen, saset kopi, alat medis, hingga peralatan listrik.

Hal itu dilakukan untuk mengelabui petugas hingga menyamarkan peredaran barang haram tersebut di masyarakat.

“Kepada masyarakat, peredaran narkotika ini sudah berimprovisasi, kita lihat ada tabung PCR yang dulu sering kita lihat zaman Covid, ada dalam kontak boks listrik, saset kopi, ada permen dan rokok,” ungkapnya.

Dari tangan para tersangka, Polisi mengamankan barang bukti sebanyak 359 gram sabu-sabu, 128 gram ganja, 48 gram tembakau sintetis, 12.927 butir OTK dan 2.131 butir psikotropika.

“Nilainya Rp1,2 Miliar. Kalau dikalkulasikan kita berhasil menyelamatkan sekitar 10.000 jiwa,” ujarnya.

Para tersangka dijerat dengan sejumlah pasal, mulai dari Pasal, 111 ayat (1) , Pasal 112 ayat (1) dan atau (2), dan Pasal 114 ayat (1) dan atau (2) Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Lalu, untuk tersangka Psikotropika dijerat dengan Pasal 60 ayat (1) dan atau Pasal 62 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997.

Kemudian, tersangka kasus OKT dijerat dengan Pasal 435 juncto Pasal 138 ayat (2) dan atau Pasal 436 ayat (2) juncto Pasal 145 ayat (1) Undang-undang nomor 17 Tahun 2023 tentang kesehatan.

“Untuk kasus kepemilikan sabu dan tembakau sintetis 4 tahun (penjara), ganja minimal 4 tahun, psikotropika paling lama 5 tahun, OKT maksimal 15 tahun.” tutup Kapolres.

Bid Humas Polda Jabar