MAKASSAR – reformasiaktual.com – Menyambangi Grand Sayang Hotel di Jalan Manunggal Nomor 22, Kelurahan Maccini Sombala, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar sekira pukul 08:00 WITA pada Senin (14/03/22), Muhammad Jufri selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan (Disbudpar Sulsel) memenuhi undangan untuk menjadi Narasumber.
Di tempat itu digelar Pelatihan Pengembangan Kompetensi Fasilitator Pelaku UKM (Usaha Kecil dan Menengah), IKM (Industri Kecil dan Menengah), Usaha Ekonomi Kreatif, dan Fasilitator Pemasaran Hasil Usaha. Berlangsung sejak 7 Maret 2022 dan bakal berakhir pada 28 Maret mendatang.
BPSDM (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia) Provinsi Sulsel memberi mandat kepada Jufri untuk menyampaikan materinya di hadapan 80 orang calon fasilitator. Jufri yang dipandu Riana Kasiran selaku Analis Pengembangan Kompetensi Ahli Muda dari BPSDM Sulsel, lantas berbagi motivasi selama lebih dari 3 jam pemaparan.
_”Saya lebih banyak berbagi motivasi kepada teman-teman yang nantinya ini akan menjadi fasilitator terhadap UKM, IKM, Usaha Ekonomi Kreatif, dan juga pemasaran. Besar harapan Saya kepada teman-teman, bisa menyalurkan pengetahuannya selama pelatihan ini, supaya para pelaku usaha di Sulawesi Selatan lebih maju dan berkembang dengan usaha yang dijalankannya,” ungkap Jufri._
80 calon fasilitator ini merupakan ASN (Aparatur Sipil Negara) dari 4 OPD (Organisasi Perangkat Daerah) lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel yakni Disbudpar, Dinas Perindustrian, Dinas Perdagangan, dan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Diskop UKM).
Penting dipahami dan dimaknai mendalam kata Jufri, untuk menginspirasi seseorang, harusnya dibangun jiwa inspiratif ke dalam diri pribadi. Berangkat dari inisiatif dan semangat bekerja secara maksimal yang berbuah motivasi, kreasi, dan solusi atas persoalan-persoalan yang dihadapi klien.
_”Sebelum menginspirasi mereka, kita inspirasi dulu diri kita. Kalau dia datang dengan sejumlah persoalannya, kita hadapi dengan memberinya motivasi, bukannya malah membuat klien kita pesimis dan mengurungkan niatnya untuk bangkit dan lebih maju lagi,” kata dia._
Hanya saja, menurut Professor Psikologi itu, seorang fasilitator diharapkan memberikan solusi yang berjenjang dengan sejumlah planning (perencanaan) pilihan. Untuk menyelesaikan sebuah masalah, ada tahapan, sehingga tidak menjadi berat untuk dijalankan terutama bagi klien yang enggan untuk berubah menjadi lebih baik.
Betapa tidak, tidak kurang diantara klien memilih tetap berada di zona nyaman. Tidak berani mengambil resiko, padahal peluang yang besar bisa diraih tatkala resiko itu dijemput dan ditangani dengan bijak.
Begitu besar peran fasilitator terhadap tumbuh dan berkembangnya sektor ekonomi kreatif. Pengaruhnya bisa berdampak positif, bisa pula menjerumuskan Pelaku Usaha makin tenggelam ke dalam masalahnya.
_”Jangan abaikan proses karena itu yang akan mengantar sukses di masa depan. Jangan juga tiba-tiba berhasil tapi tidak ada proses yang optimal,” imbuh mantan Kadis Pendidikan Sulsel itu._
Jebolan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta itu mendorong para calon fasilitator untuk fokus dan jujur dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya. Hal itu akan menginspirasi orang lain untuk berbuat sama.
Ide dan gagasan yang cemerlang kata Jufri kerap kali datang saat seseorang duduk di bawah pohon. Namun ide yang terbaik sekalipun, akan menjadi sia-sia jika tidak diterjemahkan dan dijalankan dengan mengikuti kaidah, metode, dan strategi yang jitu.
_”Bisa saja di depan Masjid 99 Kubah, ide itu muncul dan ide itulah yang terbaik. Tapi ingat, terbaik saja tidak cukup kalau itu hanya sebatas ide semata,” tegas Dekan Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) Periode 2015-2019 dan 2019-2023 itu._
Prof Jufri juga mengingatkan untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa dengan beribadah dan memohon petunjuk-NYA. Sama halnya perumpamaan yang digambarkan sebelumnya, ide yang muncul di depan Masjid 99 Kubah, Kota Makassar disebut yang terbaik jika orang itu sudah menunaikan Shalat ataupun ibadah lainnya di masjid itu.
Agus