Aksi Demonstrasi Ricuh di Gedung DPRD Bengkulu, Waka Ketua Siap Tampung Aspirasi” Begini Tuntutan Mahasiswa

Daerah41 Dilihat

Reformasiaktual.com – 24 Februari 2025. Wakil Ketua III DPRD Provinsi Bengkulu, Agus Riyadi, S.Si, M.Si, menyatakan kesiapannya untuk menampung aspirasi para demonstran yang menggelar aksi di depan kantor DPRD Bengkulu pada Senin (24/2).

Aksi demonstrasi damai yang digelar Aliansi Bumi Rafflesia Melawan awalnya berlangsung tertib. Namun, situasi berubah menjadi ricuh ketika mahasiswa mendesak bertemu dengan anggota dewan, yang seluruhnya sedang menjalani masa reses.

Agus Riyadi menjadi satu-satunya anggota DPRD yang hadir dan menyatakan kesiapannya untuk mendengarkan tuntutan massa. Namun, ketidakhadiran anggota dewan lainnya memicu kemarahan mahasiswa, yang mencoba merangsek masuk ke gedung DPRD. Aparat gabungan dari Polresta Bengkulu dan Polda Bengkulu pun turun tangan untuk membubarkan massa yang semakin memanas.

Dalam orasinya, Aliansi Bumi Rafflesia Melawan menyuarakan kritik terhadap berbagai kebijakan pemerintahan Prabowo-Gibran yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat. Mereka menyoroti kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang dinilai semakin memburuk.

“Rakyat sudah jenuh dengan berbagai polemik pemerintahan. Kami menuntut keadilan dan kesejahteraan serta mendesak pemerintah mengambil langkah tegas dalam menyelesaikan berbagai persoalan bangsa,” tegas perwakilan aliansi dalam tuntutannya.

Berikut beberapa poin utama yang disuarakan dalam aksi tersebut:

Revisi Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025.
Pengesahan RUU Perampasan Aset.
Evaluasi menyeluruh terhadap kinerja Polri.
Penolakan terhadap RUU TNI/Polri.
Evaluasi program MBG.
Penolakan pencabutan status honorer.
Penolakan UU Minerba.
Tuntutan reforma agraria sejati dan peninjauan proyek strategis nasional (PSN) yang bermasalah.
Penolakan segala bentuk aktivitas pertambangan dan perkebunan yang menyebabkan deforestasi.

Aksi ini merupakan bagian dari gelombang protes mahasiswa di berbagai daerah yang menyoroti kebijakan pemerintahan saat ini. Meski sempat memanas, situasi akhirnya berhasil dikendalikan oleh aparat keamanan. (25/2/2025)

(Aidil)