Viral terkait pungutan liar (pungli) di Jembatan Cidadap Ketua Komisi II DPRD Angkat Bicara

Daerah22 Dilihat

Reformasiaktual.com//Kabupaten Sukabumi- Baru baru ini di medsos viral isu Pungli di area Jembatan Cidadap kecamatan Simpenan yang Amblas akibat Banjir yang dilakukan oleh oknum warga yang mencari keuntungan sendiri,Hal tersebut memicu reaksi semua pihak tak terkecuali Hamzah Gurnita Politisi dari PKB yang menjadi ketua Komisi Dua DPRD kabupaten Sukabumi.

Menanggapi hal ini, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Sukabumi, Hamzah Gurnita, meminta pihak berwenang segera memberantas praktik pungli tersebut.

“Warga sedang menghadapi musibah, jangan sampai ada lagi pungli seperti itu. Tolong pihak berwenang bertindak tegas agar masyarakat tidak semakin dirugikan,” tegas Hamzah Gurnita. Selasa 18/03/2025

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) memastikan pembukaan akses jalan baru untuk memperlancar proses pembangunan jembatan utama.

Menurut Dandi Sulaeman, Petugas P2BK Kecamatan Simpenan, pembukaan jalan baru akan diterapkan dengan sistem satu arah mulai dari Alfa menuju pesawahan hingga permukiman Kampung Bojong Kopo. Langkah ini diambil untuk mempercepat pembangunan jembatan awal agar mobilitas warga tetap lancar.

“Pembukaan akses jalan baru ini bertujuan untuk mempercepat pembangunan jembatan awal agar mobilitas warga tetap lancar,” ujar Dandi kepada wartawan, Senin (18/3/2025).

Ia menambahkan, pengerjaan jembatan utama ditargetkan rampung pada bulan Agustus. Namun, untuk jembatan alternatif, ia belum dapat memastikan kapan akan selesai, meskipun informasi awal menyebutkan akan rampung sebelum Lebaran.

“Di tengah upaya perbaikan infrastruktur tersebut, keluhan terkait pungutan liar (pungli) justru mencuat. Praktik pungli ini disebut sudah berlangsung selama tiga hari terakhir, terutama pada malam hari. Warga yang melintas di jalan alternatif sementara terpaksa merogoh kocek cukup dalam agar dapat melintas.

“Seorang warga berinisial D mengaku dimintai uang sebesar Rp100 ribu oleh sekelompok pemuda setempat yang berjaga di jalan tersebut.
“Waktu itu saya lewat malam, dimintai Rp100 ribu kalau mau lewat. Mobil yang ada di situ juga lumayan banyak, sekitar 10 mobil. Mereka yang berjaga di sana,” ungkap D.

Keluhan serupa juga disampaikan oleh warga lainnya. Beberapa dari mereka bahkan memilih mencari jalan alternatif lain yang lebih jauh agar terhindar dari pungli yang dianggap memberatkan.