Pentingnya Gerakan Literasi dalam Membentuk Sumber Daya Manusia yang Unggul

Narasi281 Dilihat

Fadli Desri Yadi (Staff Divisi Pendidikan di HIMA PKnH)

Oleh: Fadli Desri Yadi

Reformasiaktual.com//BANDUNG- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti, menggalakkan gerakan literasi sekolah. Gerakan ini dilaksanakan dengan gerakan membaca buku non-pelajaran sebelum waktu belajar dimulai selama 15 menit.

Gerakan tersebut merupakan agenda dalam bidang literasi. Bidang tersebut bertujuan membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Gerakan literasi sekolah sudah dilaksanakan dan dikembangkan di berbagai sekolah. Gerakan ini memiliki sasaran kepada sekolah tingkat dasar dan menengah dengan tujuan untuk menumbuhkan kebiasaan membaca pada peserta didik.

Upaya menumbuhkan rasa cinta baca di sekolah dasar dan menengah merupakan langkah strategis yang bagus. Dengan adanya pembiasaan membaca lima belas atau sepuluh menit sebelum pelajaran dimulai dapat meningkatkan minat baca peserta didik. Hal ini sejajar dengan pemahaman tentang pentingnya literasi bagi manusia.

Tingkat literasi yang rendah dapat menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan yang rendah pula. Di bidang akademik, penguasaan literasi ini menunjukkan penguasaan peserta didik terhadap materi yang diajarkan oleh guru. Sehingga apabila tingkat literasi tinggi, maka akan meningkatkan minat baca dalam menyerap ilmu pengetahuan yang berimbas pada peningkatan kualitas sumber daya manusia yang unggul. Namun, apabila literasi rendah, maka rendah berimbas pada peningkatan sumber daya manusianya.

Tidak bisa dipungkiri bahwa kepekaan literasi masih rendah di Negara Indonesia, bukan hanya di kalangan pelajar tingkat dasar dan menengah, bahkan pada tingkat perguruan tinggi.

Kenyataannya, kemampuan akademis yang tinggi, tidak dapat menjamin kepekaan literasi atau budaya literasi yang tinggi pula. Sebagai contoh masih banyak ditemukan plagiarisme dalam penulisan tugas akhir mahasiswa. Ini sebagai satu bukti nyata bahwa kita sebenarnya sedang menghadapi darurat literasi.

Darurat literasi harus segera ditangani. Peran semua kalangan sangat penting dalam siklus perubahan membuat literasi harus digalakkan. Guru dan orang tua adalah sosok seorang yang juga memiliki peran strategis di tengah-tengah masyarakat serta lingkungan keluarga. Sehingga guru dan orang tua diharapkan dapat lebih banyak berperan aktif dalam menggalakkan kegiatan seperti menulis, membaca, melakukan penelitian, berpikir kritis, dan lainnya.

Menumbuhkan budaya literasi melalui gerakan literasi memang bukan pekerjaan mudah. Hasilnya pun tidak instan. Perjuangan dalam menciptakan generasi literat membutuhkan fasilitas yang memadai dan proses yang cukup panjang. Namun, sudah menjadi sebuah keharusan jika ingin meningkatkan sumber daya manusia yang unggul. Oleh karena itu, semua kalangan harus mendukung adanya kehadiran gerakan literasi ini. Gerakan literasi seperti ini menjadi wadah terkhusus generasi muda di era saat ini dalam membantu meningkat potensi minat dan bakat serta mewujudkan warga negara yang smart and good citizenship.

Intinya dengan adanya solusi seperti menerapkan gerakan literasi di sekolah maupun lingkungan keluarga ini menjadi salah satu faktor yang mendukung peningkatan minat baca dan menulis seseorang. Hal tersebut akan membangkitkan semangat dan motivasi dalam menuangkan inovasi serta mampu berkarya demi mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas.

 

Red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *