Forum Rakyat Mahasiswa Sumatera Utara Gelar Diskusi Publik

Lembaga477 Dilihat

Reformasiaktual.com//MEDAN- Forum Rakyat Mahasiswa Sumatera Utara (Formasu), berkolaborasi dengan PD Kammi Medan menggelar diskusi publik tentang “Peran Pemuda Dalam Membangun Ketahanan Sosial Budaya dan Pembangunan di Bumi Cendrawasih”, pada hari jumat 10 Juni 2022 di aula BLPP pertanian Kota Medan. Di hadiri peserta diskusi sekitar 100 peserta, terdiri dari IMP (Ikatan Mahasiswa Papua), Mahasiswa perwakilan kampus di kota Medan, dan Kader Kammi Kota Medan.

Dalam kegiatan diskusi tersebut hadir Kepala Departemen Ilmu Politik Fisip Usu, Indra Fauzan, S.H.I., M.Soc.sc., P.h D. , Mahasiswa Doctoral Ilmu Ekonomi USU CD. Ince Weya, S.Pd, M.Si, Sekretaris Kesbangpol Drs. Alfian Hutahuruk, M.Pd dan Anggota DPRD Sumut Hendro Susanto, M.I.Kom yang berhadir melalui Zoom.

Indra Fauza mengatakan dalam diskusi tersebut  pemuda harus mampu menciptakan peluang bagi dirinya sendiri, pemuda Indonesia khusunya pemuda Papua tidak sedikit mengharumkan nama Indonesia di kanca Internasional, baik dalam bidang pendidikan dan kebudayaan. Generasi Indonesia harus siap menyambut bonus Demografi di Negeri ini, usia produktif di Negara ini tidak main-main jumlahnya, bahwa 2045 adalah kemakmuran indonesia, Pemuda Indonesia harus mampu menyambut dan terlibat didalamnya.

Indra Fauzan juga menjelaskan mendukung program pemerintah dalam pembangunan di Papua, DOB (Daerah Otonom Baru) menjadi salah satu jalan pembangunan di bumi papua demi kesejahteraan banyak orang. Selanjutnya Indra Fauzan menjelaskan Inti dari pembangunan adalah kesejahteraan, tentunya dengan tidak mengesampingkan nilai leluhur dan tradisi yang sudah sangat melekat bagi masyarakat Papua.

Selanjutnya Hendro Susanto  selaku anggota DPRD Sumut menyampaikan ” pemuda harus membangun ideologi, kebudayaan, sosial dan mengedepankan toleransi guna memajukan daerah menjadi lebih baik”. Bumi Cendrawasih menjadi primadona di dunia internasional, bayangkan saja jika hutan di Papua gundul, maka banyak negara tetangga yang akan berdampak buruknya, PT Freeport juga menyita banyak perhatian dunia, bayangkan saja sampai beberapa puluh tahun mendatang kita tidak bisa menikmati secara keseluruhan kekayaan Indonesia, khususnya di papua. Dalam pandangan Narsum, bicara tentang pembangunan dan kesejahteraan adalah tugas pokok pemerintah, namun hal demikian wajib bagi kita untuk mendukung program pemerintah sekaligus mengawasi dengan cara-cara yang baik dan elegan.

Sementara Ince Weya yang merupakan Mahasiswa Doktoral Ekonomi USU berasal dari Papua mengatakan ” Peran pemuda dalam ketahanan sosial budaya harus memiliki toleransi antar umat beragama” pembangunan di Papua sudah banyak sekali kemajuan di bandingkan pemerintah sebelumnya. Ada banyak sekali pembangunan jalan di Papua, sehingga akses bagi kita di Papua semakin mudah dan baik.

Ince juga menjelaskan bahwa DOB (Daerah Otonom Baru), menjadi langkah kongkrit dan mendukung demi mensejahterakan Papua, walaupun tidak menutup kemungkinan ada pro dan kontra terkait hal tersebut

Sekretaris Kesbangpol Drs. Alfian Hutahuruk juga menyampaikan ” Pemuda harus cinta tanah air , Indonesia yang kaya sumber daya alam , kuliner dan tempat wisata yang indah harus di jaga karena generasi milenial kedepan sampai 2045 akan menjadi pelaku utama dalam pembangunan Indonesia kedepan. Kecintaan terhadap negera ini harus terus kita tanam dan tumbuhkan dalam sanubari kita, terlebih generasi muda kita.

Selanjutnya secara pribadi saya menghimbau dan mendukung program pemerintah pusat dan daerah, kesejahteraan papua yang paling mengerti adalah orang Papua, namun dalam kapasitas saya sebagai narasumber dalam seminar ini, saya menegaskan mari terlibat dalam membangun bangsa ini dengan mendorong dan mendukung program pemerintah pusat dan daerah.

Dapat di simpulkan bahwa melalui DOB (Daerah Otonom Baru), pemuda dapat mewujudkan pembangunan di Bumi Cendrawasih dengan pendekatan sosial budaya, DOB menjadi jalan penting dalam pembangunan di papua tentu dengan semangat, kerjasama pemerintah dan pemudanya, sebagai negerasi penerus kedepan.

Tanpa terasa waktu terus berlanjut dan acara semakin menarik, namun apa daya kita di batasi oleh waktu, acara pun ditutup dengan tepuk tangan yang meriah dan pemberian cindramata  kepada para pemateri oleh panitia. *

 

(Rizky Zulianda)*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *