MAKASSAR // reformasiaktual.com – Upaya peningkatan kunjungan ke museum menjadi tantangan tersendiri bagi Pengelola dan Penanggung jawab Museum saat ini. Betapa tidak, masyarakat cenderung mager (malas gerak) ke museum sebagai dampak yang ditimbulkan oleh pesatnya kemajuan teknologi.
Dimana, hampir semua informasi termasuk detail koleksi museum sudah tersaji di dunia maya. Sehingga terjadi perlambatan, bahkan penurunan amat drastis terhadap kunjungan museum.
Karenanya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan (Kadisbudpar Sulsel), Muhammad Jufri menginstruksikan jajarannya untuk melakukan inovasi. Bersambut gebrakan demi gebrakan dengan menghadirkan kegiatan kolaboratif.
Stakeholder terkait disasar dari waktu ke waktu untuk menjadi katalisator. Kali ini mengarahkan target ke Cabang Dinas Pendidikan (Cab Disdik) Provinsi Sulsel Wilayah I, Makassar-Maros dan Cab Disdik Sulsel Wilayah II, Makassar-Gowa.
Tiga UPT (Unit Pelaksana Teknis) di lingkup Disbudpar Sulsel pun melakukan perikatan dengan dua Cab Disdik pada Selasa, 9 Agustus 2022. Masing-masing UPT Museum dan Taman Budaya yang digawangi Zakiyah Assegaf, UPT Museum Mandala dan Societeit de Harmonie yang dipimpin H Takdir H Wata, dan UPT Taman Budaya Benteng Somba Opu yang dikepalai Yessy Yoanna Ariestiani.
Bersama para Kepala Cab Disdik Sulsel yakni Suriyani A Nur Rasuly dan Firdaus, ketiganya menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS). Disaksikan langsung Kadisbudpar Sulsel serta sejumlah Kepala Bidang dan Sub Koordinator Disbudpar Sulsel.
Muhammad Jufri dalam pernyataan resminya kepada Awak Media mengatakan, museum merupakan wadah efektif untuk meningkatkan kecintaan terhadap sejarah, budaya, dan nilai-nilai kearifan lokal. Pasalnya, tersimpan beragam benda-benda peninggalan masa lalu yang bisa dijadikan materi belajar, baik bagi para pelajar maupun masyarakat secara umum.
_”Berkunjung ke museum ini kan banyak manfaatnya. Bagi pelajar, tentu bisa mempelajari koleksi museum, selanjutnya memahami bahwa ada cerita, kisah, dan nilai yang tersimpan di dalamnya yang bisa dipetik untuk peradaban saat ini dan kedepan,” jelas Jufri._
Semisal kata dia, konstruksi bangunan masa lalu bisa bertahan hingga saat ini bisa menjadi target kajian bagi siapapun. Tersingkap rahasia, bahwa untuk mendirikan bangunan yang tahan hingga ratusan tahun membutuhkan material tertentu, demikian pula teknik membangunnya.
_”Makanya kita tidak hentinya mengajak anak-anak kita, khususnya pelajar untuk datang ke museum. Nah, teman-teman UPT dan Pengelola Museum ini sudah siap dengan para kuratornya, pemandu, dan tenaga ahlinya untuk memberi penjelasan terkait benda-benda yang menjadi koleksi di museum yang kita kelola,” kata dia._
Ada Museum Mandala, Museum Karang Pattingalloang, dan Musuem La Galigo. Tiga museum ini berada di bawah pengelolaan dan pengawasan Disbudpar Sulsel pada 3 UPT berbeda.
Dalam hal kerja sama yang terjalin dengan Cabang Dinas Pendidikan Sulsel, Kadis bergelar Professor itu berharap para siswa dan siswi mengagendakan kunjungan secara berkala. Sebagaimana tugas dan fungsinya, Cabang Dinas Pendidikan Sulsel membawahi UPT sekolah setingkat SMA (Sekolah Menengah Atas), SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), dan SLB (Sekolah Luar Biasa).
_”Nah, kunjungan ini bisa digerakkan berkesinambungan. Lalu mereka mengajak teman-teman lainnya, bisa juga orang tuanya atau keluarganya. Sulsel ini kaya akan khasanah sejarah dan budaya, tentu perlu kita ketahui lebih mendalam,” ujarnya._
Jufri juga menerangkan, kerja sama serupa telah terjalin dengan SMA, SMK, SLB di wilayah kerja Cab Disdik Sulsel Wilayah VII, Takalar-Jeneponto. Kunjungan perdananya dilakukan pada 17 Maret 2022 di Musuem La Galigo.
Agus