Ditengah Hamparan Sawah, Bupati Tapsel “Ngopi Bareng” Bersama Masyarakat Adat HATABOSI

Daerah506 Dilihat

Reformasiaktual.com//TAPSEL-Ditengah hamparan sawah, Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel) H Dolly Pasaribu “Ngopi Bareng” bersama masyarakat adat HATABOSI di Dusun Bonan Dolok, Desa Tanjung Dolok, Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapsel, Jumat (14/10).

“Di samping ‘Jumat Ngopi Bareng’ bersama produk usaha kopi arabika Maju Jaya Sipirok dan kopi robusta Tyanna Marancar, kegiatan kali ini juga bagian dari rangkaian Horja Aek Adat HATABOSI pada 14 – 15 Oktober 2022,” kata Dolly.

HATABOSI sendiri, menurut Bupati, sudah dikenal sejak lebih kurang 120 tahun lalu, yang mana HATABOSI singkatan dari kelompok masyarakat adat Desa Haunatas, Tanjung Rompa, Bonan Dolok, dan Siranap.

“Dalam kesempatan ini, kita mengajak masyarakat adat HATABOSI untuk minum kopi bersama agar sama-sama lebih mencintai salah satu produk unggulan lokal yakni Kopi Arabika Sipirok yang sudah mengantongi hak paten (Indikasi Geografis),” tegasnya.

Sebab, kata Dolly, dengan menyintai produk lokal akan dapat meningkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat petani kopi atau pelaku usaha kopi daerah di samping menjadi tuan di tanah sendiri.

Pemkab Tapsel, kata Dolly, akan terus mendorong termasuk promosi seluruh pelaku usaha UMKM di daerah itu termasuk soal kopi dalam rangka peningkatan ekonomi masyarakat petani di kabupaten itu.

Pada tahun 2020 yang lalu masyarakat adat HATABOSI telah mendapatkan penghargaan KALPATARU dari Pemerintah Pusat melalui Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.

Penghargaan KALPATARU yang diberikan negara kepada Komunitas HATABOSI, berarti negara sudah mengakui akan kearifan lokal (local wisdom) HATABOSI, kearifan lokal dalam menjaga dan menyelamatkan lingkungan demi penyedian air yang berkesinambungan, sehingga muncul slogan, “Sian harangan ni do mual ni aek ta, sian aeki do mual ni halonguan ta” (berasal dari hutan itulah sumber air kita dan berasal dari air itulah sumber kehidupan kita),” jelas Dolly.

Sifatnya sederhana, bersama warga kita mengopi, selain itu kita ingin mengambil kembali orang tua kita zaman dulu ketika memutuskan memulai kemufakatan HATABOSI, yaitu datang dari niat yang tulus, tujuan jangka panjang serta saling menjaga kepercayaan. Nilai-nilai inilah yang ingin saya sampaikan dalam pemerintahan Tapsel, juga semakin luas yang menjadi kearifan lokal.

Melalui kearifan lokal yang sudah turun temurun sejak seratusan tahun silam ini masyarakat adat HATABOSI berhasil menjaga hutan di sekelilingnya guna menjaga air yang menjadi sumber kehidupan masyarakat, baik untuk lahan pertanian maupun rumah tangga,” katanya.

Oleh karenanya keturunan Marga Pasaribu di sekitar Desa Haunatas, Tanjung Rompa, Bonan Dolok, dan Siranap menyadari betul bahwa tidak boleh menebang pohon secara sembarangan, karena dapat mengganggu ketersediaan air,” katanya.

Dolly berpesan agar terus mempertahankan kultur, adat serta budaya sehingga lingkungan sekitar tetap terjaga.

Untuk menjaga lingkungan (hutan) agar sumber air tetap terjaga, tidak ada salahnya masyarakat luas khususnya masyarakat Tapsel mengikuti jejak masyarakat HATABOSI tersebut, tambahnya.

Berdasarkan pantauan kegiatan minum kopi bareng bersama Bupati tersebut sangat meriah dan sengaja mengambil lokasi di tengah hamparan sawah yang airnya mengalir deras dan jernih serta terjaga dari polusi dan kebisingan. (Humas Tapsel).

Eri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *