Reformasiaktual.com // Bukittinggi – Pelatihan Peningkatan Kapasitas Penggerak Dakwah diselenggarakan oleh Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia Kota Bukittinggi selama 2 hari tanggal 19 – 20 November 2022 berasal dari dana hibah Pokok-Pokok Pikiran (Pokir) Ibra Yaser, Anggota Fraksi PKS DPRD Kota Bukittinggi, di Kampus Universitas Mohammad Natsir Bukittinggi, Jl. Perwira Kota Bukittinggi.
Dewan dakwah agar lebih fokus untuk membangun remaja masjid melalui pemuda dewan dakwah, kata Sawir Ketua Panitia Pelatihan kepada Menarainfo, Senin (21/11/2022).
DR. Saiful Amin, M.Ag Ketua Dewan Da’wah islamiyah Indonesia Kota Bukittinggi, mengatakan dengan perkembangan informasi dan teknologi membuat adanya pergeseran media komunikasi para generasi muda yang dulunya pola interaksi langsung ke media komunikasi digital.
Dampaknya sebagian generasi – Z dan alfa telah lebih sibuk dengan interaksi dan akses di dunia maya dibandingkan menyibukkan diri pada kegiatan-kegiatan keislaman di Masjid.
Pelatihan ini merupakan titik tolak menyatukan potensi pemuda yang seharusnya mereka perankan khususnya dalam imarah masjid.
Untuk pembekalan tersebut kami mendatangkan 4 orang narasumber luar daerah dan 4 orang narasumber dalam daerah. Tampil Ceo Tom Burger yang produknya telah merambah kota-kota besar di Indonesia memberikan materi manajemen dan keorganisasian. Ia menekankan bahwa manajemen tersebut adalah sebuah keahlian atau skill. Bukan teori and sich, ujar Saiful Amin.
Untuk itu kepada pemuda dewan da’wah diharapkan mempunyai kemampuan mempraktekkan manajemen di lapangan dan kemudian dievaluasi terus sampai manajemen tersebut efektif dalam kerja dan keorganisasian, lanjut Saiful Amin.
Di samping itu kerja yang dilakukan perlu dipublikasikan pada medsos seperti youtube, tiktok, instagram, dan media online. Karena secara rill kalangan muda ada di situ. Kalau kita menguasai komunikasi itu maka misi dakwah akan lebih efektif dilakukan, tutup Saiful Amin.
Sementara itu Buya Mas’oed Abidin menegaskan bahwa para pemuda harus memahami sejarah. Al Qur’an itu isinya lebih banyak tentang sejarah. Maka kita pelajari, kita kritisi sejarah. Sejarah itu adalah pedoman, peringatan bagi ummat agar tidak mengulangi kesalahan yang sama di Masa datang. Pemuda bisa untuk melakukan perubahan menuju ridha Ilahi.
Tampil pembicara Drs. Mazwar Masud, MA, Buya Deswandi, BA, Fahmil Samiran, Lc, MA, dan Ustadz Indra Syam, Lc.
(Om Jap)