Reformasiaktual.com//BANDUNG- Belakangan ini viral salah satu oknum yang mencopot logo bertuliskan gereja disalahsatu tenda pengungsian korban gempa di Cianjur.
Sementara itu atas kejadian tersebut Anton Charliyan mantan Kapolda Jawa Barat dan juga sebagai tokoh budaya Jawa Barat anggkat bicara , “Saya secara pribadi maupun atas nama Organisasi yang selama ini berjuang bersama- sama saya al : SAMMARI, Koalisi Rakyat Bersatu, BP2MP, Lasykar Siliwangi, Manggala Garuda Putih, Fantastik, Almagari dan lain-lain Mengutuk Keras Terjadinya Pencopotan Label Gereja , oleh siapapapun dalam rangka bantuan bencana alam di Cianjur.
Karena dalam hal ini mereka datang dalam misi Kemanusiaan, semangat gotong royong untuk saling tolong menolong, saling peduli antar sesama, bukan misi agama, jika mereka memakai label adalah suatu hal yang wajar, semua yang datang membawa spanduk, label dan benderanya masing-masing, tidak ada yang berhak melarang dari Comunitas apapun, termasuk Comunitas agama yang berlainan,” ungkap Anton Charliyan yang akrab di panggil Abah Anton.
Jika pencopotan label ini ditolelir, saya berpesan agar Bupati dan Kapolres memberlakukan hal yang sama , jangan ada satu tulisan atau atributpun yang diperbolehkan dalam rangka memberi bantuan terhadap bencana Cianjur, termasuk label lebel Pemerintah dan label Polisi itu sendiri, jika betul betul murni alasanya hanya untuk Kemanusiaan semata, sebagaimana pernyataan yang disampaikan Bupati dan Kapolres , tolong agar berhati hati dalam membuat suatu statment, jangan sampai terkesan standar ganda , jangan sampai terlihat menyolok mata, dimana yang ini boleh, tapi yang Eno tidak boleh dicopotin atribut dan labelnya , apalagi disini terlihat dicopot karena alasan Agama. Sangat sangat tidak Relevan dan tidak Logis, jika karena bantuan bencana ini dianggap sebagai sebuah missi untuk penyebaran agama, terlepas dari alasan apapun juga. Ini adalah tindakan Intoleransi yang tidak boleh dibiarkan , harus di tindak tegas , sekali lagi harus ditindak tegas.
Sebagaimana yang saya simak pernyataan pak Ridwan Kamil Gubernur Jabar, saya sepakat sekali, karena jika terus dibiarkan, hal ini akan dianggap sebagai sebuah pembenaran dan pasti akan terus terulang.
Ingat Indonesia ini BUKAN NEGARA AGAMA tapi Negara yang berazaskan BHINEKA TUNGGAL IKA, bukan milik satu Agama tertentu, bukan juga milik mayoritas, karena dengan konsepsi Bhineka Tunggal Ika ini kita semua faham, sudah tidak ada lagi mayoritas dan minoritas, tidak ada lagi superioritas yang paling Aku.
Insya Allah saya yang berbicara disini seorang Muslim, Alhamdulillah pernah Ziarah ke Makkah 4X, sepanjang perjalanan saya belajar Ilmu agama, Islam tidak pernah mengajarkan untuk merusak, apalagi membenci dan mendeskriditkan agama lain.
Saya mohon dalam hal ini Pemerintah, Aparat Keamanan Cq Kapolri bisa bertindak tegas, para ulama yang Nasionalis da agar turut juga mengingatkan masyarakat luas, Wattawa Saubil haq Watawwa saubil Sob ,jangan sampai ibarat pepatah Sudah Jatuh (Kena Bencana), ketimpa tangga pula.
Semoga dari Kejadian ini kita sebagai sebuah Bangsa, bisa lebih saling menghargai dalam berbagai aspek kehidupan sosial, antar umat Beragama…..
Kikis habis sikap sikap Intoleran di NKRI ini, karena bila terus menerus dibiarkan akan jadi Virus yang lebih berbahaya dari Covid 19, yang akan membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara di NKRI ini. Merdeka !!!.,” pungkas Abah Anton .
Eri