Kapolres Pimpin Apel Siaga Babinkamtibmas Polres Sukabumi Tahun 2023 Serta Menyaksikan Kesenian Debus Dadali Pati

TNI/Polri771 Dilihat

Reformasiaktual.com//SUKABUMI – Kapolres Sukabumi AKBP Maruly Pardede memimpin apel siaga ratusan anggota Bhabinkamtibmasnya di Mapolres Sukabumi, Kamis (19/01/23).

Pada apel siaga tersebut Maruly menilai dirinya selaku Kapolres Sukabumi merasa perlu menyempatkan waktu untuk bertemu dengan seluruh petugas Bhabinkamtibmas Polres Sukabumi karena para anggota Bhabinkamtibmas itu menurut mantan Kasubdit 3 Direskrimsus Polda Jabar itu merupakan motor – motor yang bersentuhan langsung dengan masyarakat dalam rangka pelayanan dan pengayom kepada masyarakat.

Dalam sambutannya Kapolres Sukabumi AKBP Maruly pardede(AA DEDE) Mengatakan
“Pada hari ini sengaja saya menyempatkan waktu untuk bisa bertemu dengan semua Babinkamtibmas di Polres Sukabumi ini,karena saya merasa para babinkamtibmas yang ada di depan saya para motor penggerak polres Sukabumi yang bersentuhan langsung dalam menjalankan tugas tugas kepolisian sebagai pelindung, pengayoman,dan pelayan masyarakat.
Saya ingin babinkamtibmas yang di tugaskan adalah babinkamtibmas yang siap tempur,Siaga,tidak perlu lagi banyak bertanya,tidak perlu lagi belajar,tetapi siap tampil dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat warga desanya dan bermanfaat.pungkasnya

Setelah Selesai Acara apel Polres Sukabumi, Polda Jabar, menyaksikan Paguyuban Dadali Pati untuk tampil di hadapan para Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas)

Mereka melakukan atraksi kekebalan tubuh manusia dari berbagai macam senjata tajam atau biasa disebut seni debus bersamaan apel siaga Bhabinkamtibmas di halaman Mapolres Sukabum.

Pimpinan Paguyuban Dadali Pati, Abah Alam, menerangkan, kesenian debus merupakan perpaduan antara seni budaya dengan ilmu kebatinan bernuansa magis. Debus pertama kali dikenal semasa Sultan Maulana Hasanuddin saat memimpin Kerajaan Banten pada 1852 silam. Kemunculan debus berperan sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran agama Islam di masa Indonesia masih berbentuk kerajaan.

“Kesenian debus adalah pertunjukan dan tontonan untuk menghibur masyarakat yang memiliki nilai ibadah. Karena dari dulu hingga sekarang debus salah satu syiar agama Islam,” kata Abah Alam, kepada wartawan.

Menurut Abah Alam, debus dibagi menjadi dua bagian yakni seni dan buhun. Seni debus melakukan atraksi seni 60 persen dan trik 40 persen. Sedangkan debus buhun menampilkan demonstrasi kekebalan tubuh manusia secara nyata tanpa trik.

“Tapi kembali lagi kepada diri kita sendiri. Manusia itu tidak ada yang sakti dan kebal. Kekuatan dan kekebalan itu hanyalah milik Allah semata. Asalkan kita rajin meminta kepada sang pencipta alam dunia dan makhluknya agar diberi keselamatan dari senjata yang tajam menjadi tumpul, Insya Allah akan terkabul,” jelasnya.

Ia mengatakan, setiap atraksi debus selalu ada yang terluka terkena goresan senjata tajam atau golok. Artinya, manusia tidak memiliki kekebalan dan kesaktian yang luar biasa dibanding dengan sang maha pencipta.

“Dahulu kala zaman kerajaan, mayoritas penduduk Indonesia banyak yang menganut aliran kepercayaan. Debus ini dijadikan sarana untuk menyebarkan agama Islam. Termasuk sebagai alat syok terapi melawan penjajah dengan melakukan atraksi kekebalan tubuh dari berbagai jenis senjata tajam. Nah, para penjajah pun menjadi takut ternyata orang Indonesia tidak mudah dikalahkan,” bebernya.

Amud

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *