Reformasiaktual.com//TAPSEL-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapanuli Selatan (Tapsel) menerima penghargaan atas dukungan dan upaya pemerintah daerah dalam melestarikan bahasa daerah. Penghargaan tersebut diserahkan Mendikbud Ristek Nadiem Anwar Makarim, kepada Bupati Tapsel, H Dolly Pasaribu, yang diwakili Kadis Pendidikan Arman Pasaribu di Golden Ballroom The Sultan Hotel, Jakarta, Senin (13/2) malam.
Berdasarkan undangan Kemendikbud Ristek RI, Kabupaten Tapsel menjadi salah satu dari 16 daerah penerima penghargaan karena memiliki komitmen, mendukung dan turut berkontribusi serta mampu bekerjasama dalam upaya pelestarian bahasa daerah.
Bupati Dolly, mengatakan Pemkab Tapsel berkomitmen dalam mendukung upaya revitalisasi bahasa daerah oleh Kemendikbud Ristek. Dan kami akan selalu berupaya untuk menumbuhkan kecintaan masyarakat pada budaya dan bahasa lokal di nusantara.
Dolly menjelaskan, bahasa daerah memiliki efek positif dalam pertumbuhan anak, mengingat sebagai khasanah budaya, bahasa daerah mengandung nilai-nilai luhur serta budi pekerti yang kuat. Sehingga penggunaan bahasa daerah mesti terus dikembangkan kepada generasi muda.
Lanjut Dolly, sebelumnya Pemkab Tapsel telah mengirimkan enam siswa yang akan mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Nasional yang digelar dari tanggal 12-16 Februari 2023.
Adapun enam siswa yang tampil di FTBI Tingkat Nasional yakni, Mutia Tika Rahmadhani Kategori Cerpen (SDN No. 100603 Sidadi II), Diska Khairani Hasibuan Kategori Mendongeng (SDN No.100104 Sitinjak), Lulu Lanni Kategori Pidato (SMPN 1 Angkola Timur).
Kemudian Evan Lais, dan Haikal Padli Sahbana Kategori Puisi, Pantun, dan Syair (SDN No. 101504 Basilam Baru), Marasetia Kategori Tembang Tradisi (SMPN 1 Angkola Timur).
Pada penampilan Diska di malam FTBI, Dolly merasa bangga karena Diska Khairani Hasibuan, tampil memukau di depan Mendikbud Ristek dengan membawakan dongeng dalam bahasa Batak dialek Angkola dengan judul “Jai Landok Dohot Jai Labi”.
Sehingga penampilan Diska mencuri perhatian Menteri dan seluruh peserta. Karena penampilan Diska menggemaskan dan membuat peserta yang hadir menjadi terpukau.
Sebelumnya, Mendikbud Ristek Nadiem Anwar Makarim, mengatakan, Indonesia memiliki kekayaan bahasa dengan 718 bahasa daerah. Namun, lanjutnya, tidak semua bahasa daerah tersebut dalam kategori aman. Beberapa di antaranya tergolong rentan atau dalam ancaman kepunahan.
Untuk menyelamatkan serta membuat bahasa daerah relevan dengan perkembangan jaman, Mendikbud Ristek melakukan pendekatan pada beberapa aspek melalui program Merdeka Belajar Episode 17. Pertama, pemerintah lebih fokus pada revitalisasi daripada dokumentasi bahasa daerah. Kedua, partisipasi intensif seluruh pemangku kepentingan sejak perencanaan dan pelaksanaan program.
“Dengan adanya kebijakan ini, sekarang di ranah keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan itu diwajibkan penggunaan bahasa ibu atau bahasa daerah,” kata Nadiem.
Aspek pendekatan ketiga, papar Nadiem, Mendikbud Ristek mengadopsi model revitalisasi yang beragam yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
“Hal ini kami lakukan mengingat setiap bahasa itu memiliki ekosistemnya masing-masing. Sehingga membutuhkan pendekatan yang berbeda-beda,” imbuhnya.
Sebagai informasi, dalam kesempatan itu Kabupaten Tapanuli Selatan menerima penghargaan bersama 15 wilayah lainnya di Indonesia. Yakni, Provinsi Jateng, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi NTB, Provinsi Bali, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Sula, Kabupaten Buru, Provinsi Kalimantan Tengah, Kabupaten Paser, Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Sarmi, Kota Pare-pare, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Sulawesi Selatan, dan Kabupaten Alor. (Prokopim Tapsel)