Reformasiaktual.com//Banyak Swadaya Masyarakat yang bisa digerakkan oleh Tokoh Pemerintah tanpa harus bergantung pada anggaran daerah
Seperti yang terjadi di Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Setiap bulan masyarakat bergotong royong memperbaiki rumah warga miskin yang reot dan tidak layak huni dari kategori Keluarga Sangat Miskin tanpa dibayar ongkos kerjanya.
Bulan Mei-Juni 2023 ini, warga bergotong royong memperbaiki rumah di Dusun Binanga di Desa Sanggapati Kecamatan Angkola Timur, Tapsel. Ini merupakan rumah ke-25 yang diperbaiki dari hasil gotong royong.
Wakil Bupati Tapanuli Selatan, Rasyid Assaf Dongoran menyebutkan Gerakan ini sebagai Gotong Royong pola Marsialap Ari untuk Perbaiki Rumah Miskin. Menurutnya tradisi Marsialap Ari selama ini semakin terkikis dengan pola gotong royong yang diberikan honor kerja atau upah. Sehingga diperlukan gerakan kebersamaan lagi berdasarkan musyawarah dan mufakat.
Rasyid Dongoran berhasil menggerakkan masyarakat untuk melakukan program ini sejak 2021 hingga saat ini. Dalam 25 bulan maka sudah ada total 25 rumah miskin berhasil diperbaiki lewat Gotong Royong Marsialap Ari.
“Intinya saya ingin setiap bulan ada gotong royong. Ada saya atau tidak ada saya sebagai Wakil Bupati, masyarakat harus kembali dirangsang bergotong royong. Banyak kegiatan yang bisa digotong royongkan misalnya kebersihan masjid, kebersihan lahan kuburan, sawah dan kebun, pembersihan irigasi saluran air di desa desa, termasuk memperbaiki rumah rakyat miskin. Jadi tidak semua program untuk masyarakat hanya bergantung pada uang saja,” kata Rasyid saat dihubungi wartawan, Sabtu (17/6/2023).
Menurut Rasyid gotong royong itu menambah silaturahmi dan menambah rezeki dan termasuk ibadah.
“Percayalah Tuhan akan balas infaq dan sedekah tenaga serta materi yang keluar karena aktivitas gotong royong. Sehingga bisa dimaknai Gotong Royong itu adalah ibadah,” ujar Rasyid
Selain itu, saat ini program Gotong Royong Marsialap Ari ini masih digelar di sekitar Kecamatan Sipirok dan Angkola Timur. Pasalnya, tambah Rasyid, ia sedih melihat rumah reot ada disekitar komplek Perkantoran Bupati yang megah itu
“Saya sebagai Wabup agak risih, berkantor dan berumah dinas menerima tamu di area komplek yang harus kita akui pesona yang megah dan indah, tapi disekitar tempat tinggal dinas saya yakni Kecamatan Angkola Timur dan Kecamatan Sipirok terdapat masih banyak masyarakat yang rumahnya mau roboh.
Tapi Alhamdulillah, berkat rangsangan gotong royong, maka sudah 2 tahun ini sudah 25 rumah kita gotong royongkan secara mandiri, tanpa ada honor biaya kerja loh,” ungkap pria 47 tahun ini.
Namun menurut Rasyid tidak mudah memulai perjuangan untuk menggalang semangat gotong royong dan kepedulian sesama terus masyarakat. Perlahan-lahan, dengan berbagai pendekatan dan upaya meyakinkan masyarakat, akhirnya Wakil Bupati Tapanuli Selatan, Rasyid Assaf Dongoran berhasil.
“Perlu diingat bahwa kegiatan bulanan ini tidak memakai Dana APBD dan APBN, murni kegotongroyongan dari masyarakat, semua yang bekerja tidak dibayar honor, rela bekerja dengan motifasi peduli sesama,” jelasnya.
Awalnya masyarakat berpikir bahwa kegiatan ini memakai dana pemerintah, proyek APBD/APBN dan berprasangka buruk, Karena selama ini masyarakat kerap bergotong royong tapi dibayar dengan uang, mereka menanyakan honor kerja dan mengatakan itu dana Pemerintah.
“Ya ini tantangan tersendiri, mengubah pola pikir lagi, namun mudah-mudahan semua bisa diatasi,” ujarnya tersenyum
Rasyid Assaf Dongoran mengatakan bahwa dirinya berbagi tugas dengan tim lapangan. Ada tim lapangan yang mendeteksi rumah masyarakat yang selama terlupakan dengan kondisi sangat rusak, ekonomi keluarga sangat lemah, dan ada tim untuk menggalang gotong royong.
Sementara itu, Rasyid bertugas mencari jalan keluar untuk memeroleh bahan material bangunan dan mengkonsolidasikan tim lapangan agar bekerja ikhlas dan yakin bahwa sedekah tenaga juga akan dibalas Tuhan Yang Maha Esa dengan Kebaikan, walau kita tak tahu kapan itu.
Setelah hampir dua tahun gotong royong ini berjalan, Wabup Tapsel pun kerap dituduh pencitraan dan riya’ oleh sejumlah kecil kalangan . Namun Rasyid sama sekali tidak memperdulikannya isu-isu tersebut dan fokus untuk melanjutkan kerja-kerja baik seperti ini.
“Saya tidak terganggu dengan gosip komentar dan tuduhan segelintir manusia itu, saya juga tidak takut, saya hanya takut pada Tuhan saja,” tertawa melalui telpon.
Dirinya sengaja mem-posting bulanan di Medsos FB tentang kegiatan gotong royong untuk tujuan merangsang semangat gotong royong di kalangan masyarakat. Ia ingin gotong royong seperti menular ke kecamatan lain di Tapanuli Selatan.
“Urusan kedepan mereka mau bergotong royong di tempat masing masing atau tidak, itu tidak urusan saya, urusan saya kampanye bergotong-royong sudah lunas dan konkret. Sehingga ada Jawaban saya pada Tuhan kelak atas amanah jabatan saya ini walaupun kecil,” jawabnya sambil tertawa.(*)