Bupati Garut Lepas 1.253 Peserta KKN Tematik Universitas Garut Tahun 2023

Daerah311 Dilihat

GARUT, 1.253 peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Garut (Uniga) Tahun 2023. Merupakan Momen Penting dan bersejarah Bertempat di Kampus I Uniga, para peserta KKN resmi dilepas oleh Bupati Garut, Rudy Gunawan, dalam sebuah acara yang dilepas resmi oleh Bupati Garut, Rudy Gunawan, dihadiri Rektor Uniga, Abdusy Syakur Amin, dan Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Kabupaten Garut, Fajar Ahmadi.

Dalam arahannya, Bupati Garut menyampaikan pentingnya peran intelektual seperti mahasiswa KKN dalam masyarakat Kabupaten Garut. Ia berharap para peserta KKN bisa menjadi problem solver ataupun agen perubahan yang mengajarkan pemikiran analitis dan teknokratik kepada pemuda dan masyarakat di lokasi KKN. Terlebih lagi, Bupati Garut menyoroti masalah bekerja di luar negeri secara ilegal yang diakibatkan oleh kemiskinan di daerahnya.

“Banyak persoalan-persoalan di daerah yang harus saudara jawab, sekarang musimnya TPPO (atau) tindak pidana yang berhubungan dengan jual-beli orang, yang tentu orang Garut pun mungkin ada, TKW-TKW dulu tenaga kerja wanita sekarang Pekerja Migran itu banyak yang menggunakan jalur tikus, padahal negara memberikan satu regulasi yang memberikan kemudahan kepada siapapun yang mau bekerja di luar negeri,” papar Rudy.

Dengan kesulitan-kesulitan tersebut, Rudy berharap para mahasiswa sebagai intelektual mampu memberikan solusi berdasarkan pemikiran ilmiah yang telah dipelajari di perguruan tinggi. Dalam konteks tersebut, solusi dari mahasiswa haruslah berbeda dengan solusi dari lembaga masyarakat seperti Karang Taruna.

“Jadi kalau di sana ada Karang Taruna memberikan solusi pasti harus berbeda dengan solusi yang diberikan oleh saudara selaku mahasiswa Uniga, kalau ada pertemuan-pertemuan ya pertemuan apapun misalnya, itu juga saudara harus bisa meyakinkan bahwa ini adalah solusi yang dibuat secara teknokratik,” pesannya.

Rektor Uniga, Abdusy Syakur Amin, turut menguatkan pesan Bupati Garut dan menekankan pentingnya manfaat yang dihasilkan oleh program KKN. Menurutnya, para peserta KKN harus dapat memberikan manfaat bagi masyarakat setempat dengan tetap memperhatikan kearifan lokal yang ada. Selain itu, program KKN harus memiliki output dan outcome yang jelas, seperti publikasi dan saran-saran kepada pemerintah.

“Supaya KKN itu benar-benar memberikan manfaat untuk semuanya,” tambah Syakur.

Menariknya, Universitas Garut bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan untuk melindungi mahasiswa KKN dengan program perlindungan jaminan sosial. Terkait keikutsertaan mahasiswa KKN dalam program perlindungan jaminan sosial ini, Syakur mengungkapkan hal ini merupakan salah satu upaya pihaknya untuk melindungi para mahasiswa yang sedang melakukan pengabdian masyarakat di lapangan.

“Karena kan kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi, dan tentu saja tidak berarti mereka bisa lengah ya, harapan kami juga ke depan juga kita bisa membuat kerjasama-kerjasama lain,” ucapnya, seraya menambahkan bahwa kerja sama ini merupakan kali pertama dilakukan oleh Universitas Garut.

Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Kabupaten Garut, Fajar Ahmadi, memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas langkah Universitas Garut dalam melindungi para mahasiswa yang tengah melaksanakan pengabdian masyarakat di lapangan.

Fajar menyatakan bahwa mahasiswa yang berpartisipasi dalam KKN sudah memasuki fase transisi dalam pengabdian, sehingga perlu adanya perlindungan terhadap mereka. Oleh karena itu, BPJS Ketenagakerjaan menyediakan dua program jaminan untuk para peserta KKN, yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian, di mana jaminan kecelakaan kerja memberikan perlindungan berupa perawatan dan pengobatan tanpa batas.

“Untuk jaminan kematian sendiri memberikan perlindungan manfaat sebesar 42 juta rupiah jika terjadi masa meninggal dunia atas peserta dari mahasiswa yang menjalani KKN,” tandasnya.

Para peserta KKN dari Uniga akan menjalani program ini selama satu bulan, mulai dari 25 Juli hingga 26 Agustus 2023. Mereka akan tersebar di 9 kecamatan di Kabupaten Garut, yaitu di Kecamatan Talegong, Cisewu, Bungbulang, Cisompet, Mekarmukti, Cibalong, Pameungpeuk, Cikelet, dan Kecamatan Caringin. Ke 1.253 mahasiswa itu terbagi dalam 82 kelompok/desa.

Pian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *