Reformasi Aktual.com//TANJUNG BALAI
Festival seni qasidah tingkat Provinsi Sumatera Utara resmi ditutup oleh Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmatady. Gubernur Sumatera Utara memberikan pesan dan meminta para pelaksana seni qasidah dan masyarakat meramaikan setiap gelaran festival maupun konser yang bernuansa Islami. Sehingga tidak kalah gaungnya dengan konser musik.
Pesan itu ia sampaikan saat menutup secara resmi Festival Seni dan Qasidah Tingkat Provinsi Sumut di lapangan Kantor Gubernur Eks Medan Club, Jalan Kartini, Medan, Minggu (13/8) malam. Hadir di antaranya Ketua Harian Lembaga Seni Qasidah Indonesia Daud Syah Munthe, Ketua Dewan Juri Muhammad Tuah Sirait bersama juri lainnya.
Adapun yang keluar sebagai juara umum pada Festival Seni dan Qasidah Tingkat Provinsi Sumatera Utara Tahun 2023 adalah Kota Tanjung Balai, dengan jumlah perolehan medali terbanyak. Para pemenang juga mendapat uang pembinaan hingga belasan juta rupiah, serta dihadiahi tablet dari Dinas Kominfo Sumut.
Piala Juara umum diterima Ketua TP-PKK Kota Tanjung Balai, Ny Hj Fatiah Haitami Waris yang diserahkan langsung oleh Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi.
Sebelum menyampaikan sambutan dan menutup secara resmi acara festival, Gubenur sempat menyaksikan berbagai penampilan, mulai dari lagu-lagu islami, sajian drama kolosal hingga kilas masa kecil Edy Rahmayadi, yang tergambar dalam lagu berjudul Ayah Untuk Negeri.
“Ya, saya memang hidup dalam kondisi ekonomi sederhana. Tiga tahun, saya berjualan kue buatan ibu saya. Dan saat saya jadi Pangdam (I/BB), saya bawa Emak ke toko yang biasa saya jualan kue di Kampung Madras. Jadi yang saya besarkan (banggakan) itu Emak saya,” sebut Gubernur.
Selanjutnya, Gubernur pun memberi catatan kepada para pelaksana dan semua pihak yang terlibat dalam Festival Seni dan Qasidah, bersama masyarakat untuk memberikan perhatian besar pada kegiatan seperti ini. Sebab, ada nuansa konser di dalamnya, yang harusnya bisa lebih meriah dari konser lainnya.
“Banyak seni yang beredar di dunia, kita tak boleh kalah, seni mana yang bisa menuntun kita. Saya ingin konser-konser seperti ini, yang datang lebih banyak, jangan mau kalah dari konser lain. Kalau perlu, disiapkan agar tiga bulan sekali ada konser (festival) seperti ini dan tempatnya lebih besar. Juga soundsystem-nya ditambah,” ujar Gubernur, didampingi Kepala Dinas Kominfo Sumut Ilyas Sitorus, Kepala Biro Kesra Dhani Lubis, Kepala Biro Umum Dedi Harahap dan pejabat lainnya.
Cara tersebut, kata Gubernur, agar telinga masyarakat terbiasa dan akrab dengan lagu-lagu islami seperti qasidah/musik rebana. Termasuk dalam resepsi pernikahan yang sejatinya sakral, menggunakan hijab dan ada lantunan ayat Alquran di dalamnya, dapat diiringi dengan lagu yang menuntun kehidupan.
“Hidup adalah pilihan, seni adalah teman hidup. Berarti tanpa seni, manusia (seakan) tak punya kehidupan. Tetapi mana lagu-lagu yang menuntun kita pada kebaikan, islami, supaya kita membiasakannya. Yang lain boleh datang (konser), tetapi kita tak boleh kalah. Dan saya bangga dengan LASQI Sumut, bisa menorehkan tinta emas di tingkat nasional,” katanya.
Selain itu, pada kegiatan festival yang berlangsung 10-13 Agustus 2023 di Hotel Le Polonia dan Lapangan Kantor Gubernur Eks Medan Club, Ketua Harian LASQI Sumut Daud Syah Munthe melalui Ketua Dewan Juri Muhammad Tuah Sirait mengumumkan para pemenang lomba dari berbagai cabang perlombaan seperti Bintang Vokalis Gambus Remaja Putra, Putri dan Dewasa, Pop Religi Remaja, serta Rebana Klasik.
Penutupan acara Festival Seni dan Qasidah Tingkat Provinsi Sumut itu ditandai dengan nyanyian 1.000 Mujahid oleh group vocal Maidani, diikuti ribuan hadirin yang memadati lokasi festival.
D.M.P.Sinurat//S T H Reformasi aktual